Carut Marut Proyek Drainase di Medan Bikin Warga Protes-Geruduk Pekerja

Carut Marut Proyek Drainase di Medan Bikin Warga Protes-Geruduk Pekerja

Nizar Aldi - detikSumut
Sabtu, 14 Okt 2023 12:00 WIB
Warga geruduk pengejaran proyek drainase di Jalan Pasundan karena air mati selama 8 hari (Nizar Aldi/detikSumut)
Proyek drainase di Medan digeruduk warga (Foto: Nizar Aldi/detikSumut)
Medan -

Pemerintah Kota (Pemkot) Medan tengah melakukan perbaikan drainase besar-besaran di sejumlah titik. Namun proyek tersebut menuai protes hingga warga mendatangi para pekerja drainase.

Terbaru, warga di Jalan Hayam Wuruk, Medan Baru, protes karena beton drainase ditumpukan di atas trotoar. Sehingga mengganggu akses pejalan kaki.

Pantauan detikSumut, Senin (9/10/2023), terlihat tumpukan beton di sisi jalan yang biasa digunakan pejalan kaki. Tumpukan beton ini sendiri bisa dilihat di beberapa titik sepanjang Jalan Hayam Wuruk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beton tersebut terdiri dari berbagai jenis ukuran. Bahkan sampai ukuran terbesar dengan tinggi 2 meter, lebar 2 meter, dan panjang 1 meter. Padahal di sekitar Jalan Hayam Wuruk terdapat beberapa bimbingan belajar.

Salah satu pedagang makanan, Wardi, yang berjualan di sekitar jalan tersebut mengaku tumpukan beton tersebut mengganggu akses pejalan kaki. Hal ini dianggap berbahaya terutama karena banyaknya anak sekolah yang melintasi jalan ini.

ADVERTISEMENT

"Kurang tau sih mulai kapan, betonnya udah entah berapa hari kayaknya. Jadi susah yang jalan (kaki) mau lewat kan. Banyak anak sekolah juga kan lewat sini, jadi ya khawatir aja," tuturnya saat diwawancarai di Medan, Senin (9/10).

Dia berharap agar pembangunan itu segera diselesaikan. Dia juga menyebut agar pihak pelaksana segera memindahkan beton tersebut jika pembangunan di jalan tersebut sudah selesai.

"Yakan saya jualan, jadi ya pembangunan banyak abu, nggak higienis aja. Harapannya ya kalau bisa ya dipercepat pembangunan nya. Terus kalau udah selesai, itu (beton) diberesin, diangkat, jangan dibiarin di situ gitu aja," ungkapnya

Seorang warga lain, Rizky juga membenarkan adanya tumpukan beton drainase yang mengganggu bagi pengendara dan pejalan kaki. Rizky menyebut tumpukan beton itu sendiri sudah ada sejak satu bulan yang lalu

"Satu bulan belakangan aja. Mengganggu aktivitas bagi pengendara. Bagi pejalan kaki ya mengganggu juga, kan sebagian bahu jalan ditutupi sama beton beton itu. Selagi masih ada penutupan beton beton itu ya masih mengganggu," ungkapnya.

Warga juga mengeluhkan proyek drainase di Jalan Pasundan, Medan Petisah. Warga bahkan mendatangi para pekerja karena 8 hari air PDAM ke rumah mereka mati diduga karena proyek tersebut.

Pantauan detikSumut, Rabu (11/10), warga terlihat mendatangi para pekerja proyek drainase. Warga mengeluhkan masalah air mati yang sudah 8 hari belakangan.

Salah satu warga bernama Wini mengatakan jika sebelum mereka melakukan aksi hari ini, mereka telah berbicara sama pihak pekerja. Namun jawaban yang mereka terima tidak jelas.

"Jadi kenapa kami ngumpulin warga karena sebelumnya sudah dibicarakan, tapi jawabannya a alasannya b, jadi kita aja dikasih alasan sudah nggak jelas," kata Wini saat ditemui di lokasi.

Selengkapnya di Halaman Berikutnya...

Sehingga mereka berinisiatif mendatangi langsung lokasi pengerjaan secara beramai-ramai. Sebab mereka menilai pengerjaan drainase di jalan tersebut terlalu lama, tidak seperti di lokasi lain.

"Jadi kami kumpul mau protes air kami sudah 8 hari nggak hidup, kalau tadi 3 atau 4 hari mati ya wajar karena bekerja, tapi kan nggak selama 8 hari, di jalan lain nggak selama ini," ucapnya.

Untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari, warga membeli air galon isi ulang. Warga sampai membeli 15 galon lebih satu hari dengan harga Rp 5 ribu per galon.

Air mati tersebut juga membuat sekolah Perguruan Nasional Pasundan dan Madrasah Raudhatul Hasanah meliburkan muridnya seminggu ini. Mereka berharap proyek tersebut segera diselesaikan sehingga anak-anak kembali sekolah.

Padahal Wali Kota Medan Bobby Nasution telah mengancam akan mencopot Kepala Dinas (Kadis) SDABMBK (PU) Topan Ginting dan PKPCKTR (Perkim) Endar Sutan Lubis karena kondisi Jalan Dr Mansyur yang dipenuhi tanah galian proyek. Bobby merasa keduanya tidak mengindahkan perkataannya, karena satu hari sebelumnya dia mengaku sudah mengingatkan soal hal itu.

Kabid Sumber Daya Air dan Drainase, Dinas SDABMBK, Gibson Panjaitan mengatakan berdasarkan informasi yang mereka terima banyak pipa PDAM yang rusak di sekitar proyek drainase. Keterbatasan personel PDAM Tirtanadi disebut menjadi penyebab air mati seminggu lebih.

"Untuk Jalan Pasundan juga sudah kita sampaikan, kebetulan pihak utilitas PDAM keterbatasan personel dan material karena banyaknya pipa PDAM di setiap lokasi drainase yang rusak," kata Gibson Panjaitan kepada detikSumut, Rabu (11/10).

Untuk hal itu, pihaknya meminta agar kontraktor membantu mempercepat penanganan pipa tersebut. Selain itu, mereka juga akan menyediakan air sementara kepada warga.

"Kita minta ke pihak kontraktor agar bisa membantu percepatan penangan, paling tidak membantu memasang kembali atau menggali, dan membantu penyediaan air sementara buat warga yang berdampak," ucapnya.

Sedangkan terkait beton drainase di Jalan Hayam Wuruk, Gibson mengaku sudah membahas hal dengan kontraktor. Pemkot Medan meminta agar pengerjaan drainase dipercepat.

"Semalam kita sudah rapatkan dan sudah kita perintahkan buat percepatan supaya jangan terlalu lama berdampak buat masyarakat," sebutnya.

Sebelum itu, Gibson menyebutkan setelah mengetahui informasi itu, dirinya langsung meminta keluhan warga itu direspons. Sehingga tumpukan beton tersebut dirapikan dan tidak mengganggu akses pejalan kaki.

"Di grup pekerjaan juga sudah kita sampaikan biar pekerja langsung laksanakan," ucapnya.

Saat ini, tumpukan beton drainase itu sudah diangkut dari trotoar. Kecuali satu beton drainase dengan ukuran besar masih terlihat di Jalan Hayam Wuruk dekat simpang Jalan Bantam.

Pemkot Medan meminta agar proyek drainase itu diselesaikan lebih cepat. Proyek tersebut ditargetkan selesai November, meskipun di kontrak proyek itu selesai Desember.

"Kita berharap bulan 11 (November) akhir selesai dan semalam pas rapat kontraktor sudah menyanggupi biar bulan 11 selesai dengan menambah peralatan, sebenarnya sesuai kontrak sampai akhir Desember, (untuk di Jalan) Hayam wuruk ditargetkan bulan 11 (November)," tutupnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Heboh Oknum Polisi Palak Pemotor Wanita, Ini Kata Polrestabes Medan"
[Gambas:Video 20detik]
(astj/astj)


Hide Ads