Pemerintah Provinsi Riau membeberkan alasan Gubernur Syamsuar bersama istri Misnarni terbang ke Jerman di akhir masa jabatan dan saat karhutla. Agenda Syamsuar itu disebut sudah lama dijadwalkan.
"Kan memang sudah lama sama Global Katalyst (diagendakan). Ya (sama pemerintah Jerman) fasilitator Global katalyst memang udah lama," kata Kepala Dinas Komifotik Riau, Erisman Yahya, Kamis (12/10/2023).
Selain itu, Erisman memastikan kebakaran hutan dan lahan juga sudah terkendali. Di mana Pemprov Riau juga telah mempertimbangkan niat baik Pemerintah Jerman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karhutla terkendali. Sementara Pemerintah Jerman dengan niat baik buka kesempatan (untuk pelajar di Riau). Agenda ini jelas, tujuan jelas. Ini gubernur agenda jelas, undangan jelas, tujuan jelas," kata Erisman.
Mantan Kepala Badan Penghubung Pemprov Riau tersebut memastikan jadwal ke Jerman sudah dibicarakan beberapa kali. Termasuk sudah melakukan MoU pada Agustus lalu.
"MoU-nya ini (5 Agustus). Tapi sebelum itu sudah berkali-kali pertemuan," katanya.
Diketahui, Gubernur Syamsuar diagendakan terbang ke Jerman pada 20-28 Oktober ke Jerman. Gubernur bahkan memboyong sejumlah anak buah hingga istrinya ikut mendampingi.
Kunjungan itu pun menuai polemik karena politikus Partai Golkar tersebut sudah mengundurkan diri dan diumumkan oleh DPRD Riau. Selain itu, masa jabatan disebut akan habis pada 3 November nanti.
Gubernur Riau Dinilai Tak Punya Empati
Pengamat Kebijakan Publik Universitas Lancang Kuning, Dr Rawa mengatakan kunjungan kepala daerah jelang habis jabatan telah menjadi tradisi. Di mana gubernur dan wali kota di Riau banyak melancong ke luar negeri ketika jabatan akan habis.
"Itu memang tradisi gubernur di Riau setiap mau akhir jabatan keluar negeri jalan-jalan begitu. Termasuk wali kota juga kan begitu, itu seperti bonus jabatan," ucap Rawa saat dikonfirmasi, Selasa (10/10) kemarin.
Hanya saja, moment melancong gubernur dan rombongan ke Jerman saat ini dinilai tak tepat. Apalagi, banyak sekolah belajar online dan masyarakat terdampak ISPA di musim kabut asap kebakaran lahan.
"Cuma sekarang kita dalam kondisi kabut asap. Harusnya dia punya empati kepada masyarakat, sekolah aja daring, harusnya akhir masa jabatan menunjukkan empati ke masyarakat. Masyarakat hidup dalam serangan asap, sesak napas dan petugas berjibaku di lapangan," kata Rawa.
Rawa menyebut acara tersebut undangan untuk Dinas Pendidikan. Dia justru heran ada Asisten I bersama istri hingga pejabat seperti protokol ikut rombongan.
"Itukan undangan dinas pendidikan. Dinas terkait, asisten, istrinya mau ngapain ke sana. Apalagi protokol, emang gubernur mau ada acara apa di sana. Itu urgensinya tidak ada," katanya.
Terakhir, Rawa yakin gubernur bersama rombongan terbang ke Jerman hanya untuk jalan-jalan. Termasuk memberikan ucapan terimakasih kepada protokol yang telah mendampinginya selama bertugas.
"Perkiraannya Jerman itu hanya jembatan saja. Tetapi mau jalan-jalan, melibatkan protokol itu sebagai ucapan terimakasih. Cuman kondisi tidak tepat, tidak berempati kepada masyarakat," kata Rawa.
(ras/astj)