Mobil dinas (mobdin) berjenis Toyota Rush dengan pelat nomor BK 1064 O berstiker gambar Jokowi dan Ganjar Pranowo ternyata pernah dipakai sebagai operasional penunjang kerja di lingkungan pemerintah Kabupaten Batu Bara.
Berdasarkan catatan Kepala Bidang Aset, Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Batu Bara, Neu Pal Bosster Marpaung, mobil tersebut pernah beberapa kali pindah hibah pinjam pakai ke beberapa pihak.
"Pernah dipakai untuk operasional KPU sampai tahun 2022 terakhir itu Maret 2023 dipakai sama Dinas Kominfo tapi enggak lama terus dikembalikan lagi ke bagian aset," kata Bosster kepada detikSumut, Rabu (11/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak Maret hingga sekitar September, lanjut Booster, mobil tersebut tidak lagi digunakan hingga akhirnya dibawa ke bengkel di Medan untuk diperbaiki. Tak lama mobdin itu mendadak viral di sosial media gegara stiker bergambar Jokowi dan Ganjar.
Ditanya terkait rencana mobdin dinas tersebut akan dihibahpakaikan ke pihak Perkumpulan Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (PAPDESI) setelahnya, Bosster mengaku belum mengetahui hal tersebut.
"Karena sepengetahuan saya mobil ini di bengkel yang ada di Medan. Kalau terkait setelah (dari bengkel) itu mau dipakai (Papdesi) saya tidak tahu karena sampai hari ini itu masih jadi pengawasan di bidang aset," terangnya.
Sebelumnya, Bupati Batu Bara Zahir mengakui mobil itu adalah aset Pemkab Batu Bara. Mobil itu pun dalam proses penyerahan ke Papdesi.
"Jadi mobil itu kemarin mau diserahkan ke Papdesi, asosiasi kepala desa itu," kata Zahir.
Namun sebelum diserahkan, perwakilan Papdesi memasang stiker 'Jokowi Pilih Ganjar' tersebut. Foto yang beredar tersebut, kata Zahir saat mobil berada di bengkel.
"Belum diserahkan kenapa ada gambar Ganjar, gitu lho, itu mau dibuka, belum diserahkan, belum digunakan, masih di bengkel," ujarnya.
Zahir menjelaskan jika alasan Papdesi memasang foto tersebut karena Ganjar merupakan Dewan Pembina Papdesi. Namun Zahir mengaku melarang pemasangan stiker tersebut.
"Memang Pak Ganjar itu kan dewan pembina Papdesi, mungkin pikiran Apdesi itu boleh, saya bilang nggak boleh, makanya belum diserahkan itu mobil, lagi dibongkar," jelasnya.
(nkm/nkm)