Burung beo Nias adalah fauna yang hanya bisa ditemukan di Pulau Nias, Sumatera Utara. Burung ini dikenal cerdas karena sangat piawai dalam mengulang perkataan manusia yang didengarnya secara berulang-ulang.
Selain cerdas, burung ini juga memiliki keunikan lain yang tidak dimiliki burung beo pada umumnya. Penasaran apa keunikan itu? Berikut detikSumut rangkum informasinya untuk detikers.
Keunikan Beo Nias
Dilansir dari buku Fauna Khas Indonesia yang ditulis oleh Weni Rahayu, burung beo Nias memiliki nama latin gracula religiosa robusta. Burung ini memiliki ciri khas suara yang sangat keras, nyaring, dan sangat pandai menirukan berbagai suara, termasuk suara manusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, fisik beo Nias lebih besar jika dibandingkan burung beo pada umumnya. Burung ini berbadan gemuk dan memiliki panjang sekitar 40 cm.
Warna hitam mendominasi tubuh burung ini layaknya burung beo biasa. Terdapat pula corak berwarna kuning yang berada di sisi kepalanya, serta corak putih di bagian sayap. Keunikan burung ini terletak pada sepasang gelambir cuping telinga beo Nias yang menyatu di belakang kepala yang membedakannya dari burung beo pada umumnya.
Terdapat empat jari pada kakinya, tiga di antaranya mengarah ke depan dan satunya ke belakang. Iris matanya berwarna coklat gelap dan paruh runcing yang berwarna oranye.
Habitat Beo Nias
Habitat burung ini adalah di hutan-hutan rimba yang berdekatan dengan perkampungan atau tempat yang terbuka. Mereka sangat senang hidup berpasangan maupun berkelompok.
Mereka membuat sarang dengan melubangi pohon-pohon yang berbatang tinggi. Serangga dan buah-buahan adalah makanan utama burung ini.
Dulunya burung ini dapat dengan mudah ditemukan di wilayah Pulau Nias, Pulau Tuangku, Pulau Bangkaru, Pulau Babi, Pulau Nias, dan Pulau Simo. Namun kini di Pulau Nias pun sangat sulit untuk ditemukan.
Populasi Beo Nias kini kian langka, sehingga membuat burung ini dijadikan sebagai fauna yang dilindungi di Indonesia. Selain karena ulah manusia, faktor lain langkanya burung ini adalah kemampuan bertelur Beo Nias betina yang hanya menghasilkan 2-3 telur dalam sekali bertelur. Telur yang dihasilkan pun belum tentu bertahan hingga menetas.
Penetapan burung ini sebagai satwa yang dilindungi oleh pemerintah tertulis dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 421/Kpts/Um/8/1970. Melalui keputusan ini diharapkan kesadaran masyarakat untuk melestarikan Beo Nias dengan tidak mengganggu habitatnya.
Artikel ini ditulis oleh Aprilda Ariana Sianturi, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(afb/afb)