Badan Advokasi Hukum (BAHU) DPW Partai NasDem Sumatera Utara melayangkan somasi ke LSI Denny JA karea tidak terima dengan hasil survei Anies Baswedan. Merespons hal itu, peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby, menyebut NasDem Sumut lebay.
"Menurut kami itu sikap yang lebay dan tidak proporsional. Itu hasil riset yang harusnya direspons dengan hasil riset yang lain," kata Adjie melansir detikNews, Senin (9/10/2023).
Adjie menyebut survei yang dilakukan di Sumatera Utara merupakan hasil breakdown dari survei nasional yang melibatkan 1.200 responden. Dari hasil survei itu, kata Adjie, dukungan ke Anies di wilayah Sumut masih lemah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentunya jika dibreakdown ke wilayah misalnya Sumut maka margin of errornya makin besar. Namun yang bisa dibaca dari data itu, bahwa dukungan Anies di Sumut masih lemah," kata Adjie.
"Jadi jangan hanya terpaku pada angka Anies yang hanya 5% itu di survei kami September atau survei Juli 2023. Anies hanya 7,5 % di Sumut. Artinya dari dua survei itu, Anies masih lemah di Sumut," sambungnya.
Adjie berharap survei itu bisa menjadi bahan evaluasi untuk menaikkan elektabilitas bacapres Koalisi Perubahan itu. "Harusnya survei itu dijadikan evaluasi bagi tim Pak Anies," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, NasDem Sumut melalui BAHU melayangkan somasi ke LSI Denny JA. Somasi itu dengan nomor 009/BAHU/XI/2023 tertanggal 7 Oktober 2023. Somasi itu dilayangkan karena mereka tidak terima dengan hasil survei LSI Denny JA yang menyebut elektabilitas Anies Baswedan di Sumut hanya 5%.
"Tentang elektabilitas bakal calon presiden yang disurvei khususnya di Sumatera Utara. Dimana disebutkan dalam rilis itu, Pak Ganjar memperoleh 65%, kemudian Pak Prabowo memperoleh 30%, dan Pak Anies Rasyid Baswedan hanya memperoleh 5%," kata Ketua DPW NasDem Sumut Iskandar di Medan, Senin (9/10).
"Maka dengan ini kami menyatakan keberatan dengan hasil survei tersebut, dan kami ingin menguji hasil survei tersebut karena kami menemukan adanya kejanggalan-kejanggalan," sambungnya.
(afb/afb)