15 Contoh Puisi Maulid Nabi Muhammad SAW yang Menyentuh Hati

15 Contoh Puisi Maulid Nabi Muhammad SAW yang Menyentuh Hati

Fria Sumitro - detikSumut
Rabu, 27 Sep 2023 07:43 WIB
Ilustrasi puisi cinta
Kumpulan puisi tema Maulid Nabi Muhammad SAW (Foto: Getty Images/iStockphoto/ultramarinfoto)
Medan -

Ada banyak tema yang bisa dibawakan dalam sebuah puisi. Kamu bisa membuatnya sebagai ungkapan perasaanmu atau bahkan pujian-pujian kepada Nabi Muhammad SAW.

Selama peringatan Maulid Nabi, tak jarang puisi bertema Nabi Muhammad SAW diperdengarkan. Penasaran seperti apa contoh puisi Maulid Nabi Muhammad SAW? Langsung simak di bagian berikut, yuk!

Kumpulan Puisi Tema Maulid Nabi Muhammad SAW

Dikutip dari buku Kau Sang Rosulku oleh Eqy Nasya Aulia, dkk., Bersama Nabi Muhammad SAW oleh K.H. Husein Muhammad, dan sumber lainnya, berikut kumpulan contoh puisi Maulid Nabi Muhammad SAW yang menyentuh hati:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Puisi Maulid Nabi #1: Kau Sang Rasulku

Karya: Eqi Nasya Aulia

Seketika kulihat kau datang menembus ruang
Bersama semburan cahaya yang perlahan menghilang
Kudengar kau bicara dalam angan
Yang lamat-lamat tenggelam terbawa khayalan

Entah sosok apa yang hadir dalam hidup kami
Entah sosok apa yang Tuhan turunkan untuk kami
Entah sosok apa yang Allah kirimkan pada kami

Sosok yang amat sangat mulia
Sosok yang begitu sempurna
Sampai kami sulit untuk mengungkapkannya

Ya Rasulullah, itulah dirimu...
Kau menuntun kami di setiap jalan
Kau menganggap kami seperti kawan
Kau hilangkan rasa benci walau kepada lawan

Ya Rasulullah,
Harum akan perbuatanmu,
Indah akan akhlakmu
Gagah akan sosokmu
Seperti menyempurnakan bayangan sejati akan dirimu

Engkau selalu sabar akan diri kami
Engkau yang selalu sayang akan kenakalan kami
Engkau yang selalu tulus dalam membimbing kami

Ya Rasul,
Kuagungkan semua perjuanganmu
Ku salut akan kasih sayangmu
Kupercaya akan kuasamu

Kau telah perbaiki perilakuku
Telah menyempurnakan akhlakku
Kau hilangkan semua keburukanku

Terima kasih Ya Rasul
Di setiap detik langkah hidupku,
Ajaranmu akan selalu kurindu

ADVERTISEMENT

Puisi Maulid Nabi #2: Rasulullah Nabiyallah

Karya: Any Adhista

Yaa Nabi Yaa Rasulullah
Cahaya hari kami, kekasih Allah
Anta syamsun anta badrun
Anta nurun fawqa nuri

Engkaulah surya yang menyinari kelamnya hati manusia
Engkaulah purnama penerang gelapnya jiwa manusia
Engkaulah cahaya di atas cahaya

Yaa Nabiyallah, Yaa Habiballah

Betapa mulia akhlakmu
Bagai cahaya kemuliaan al-Quran
Besarnya perjuanganmu menegakkan agama
Agungnya cintamu menyayangi sesama

Harum senyummu pada wajah dunia
Betapa ramah sikapmu tertanam dalam jiwa

Yaa Nabiyallah, Yaa Habiballah
Betapa indah akhlakmu
Bagai cahaya keindahan al-Quran
Rindu kami padamu sepanjang waktu
Engkaulah cermin bagi hidup kami
Engkaulah petunjuk perjalanan kami
Engkaulah mata air hati dan pikiran kami
Wahai teladan yang tak pernah padam

Yaa Nabiyallah, Yaa Habiballah
Betapa suci akhlakmu
Bagai cahaya kesucian al-Quran
Hadirkanlah cintamu dalam ibadah kami
Ajarkanlah ketabahanmu dalam doa kami
Mengalirlah jihadmu dalam hati kami
Tumbuhkanlah akhlaqmu dalam hidup kami

Yaa Nabi Yaa Rasulullah
Pujaan hati kami, kekasih Allah
Anta syamsun anta badrun
Anta nurun fawqa nuri

Engkaulah surya, engkaulah purnama
Engkau cahaya di atas cahaya..

Tangisku di Bulan Rabiul Awal
Ya Nabi Salam Alaika
Aku menangis ketika membaca cerita
Engkau berdakwah di tengah siksa
Di saat kaum Quraisy menebar keji merajalela

Puisi Maulid Nabi #3 oleh Syekh Al-Bushairi

Kelahiran sang Nabi merebakkan aroma-aroma yang menebarkan wangi
Aduhai, dikau, wewangian ketika mekar dan kuncup

Saat sang Nabi lahir, wajah-wajah Persia kusam-muram
Mereka melihat petaka datang mengancam

Ketika mentari menjelang malam
Singgasana Kisra hancur berantakan
Sekutu-sekutu mereka terbelah

Api unggun yang dituhankan padam legam
Sungai-sungai menjadi kering-kerontang

Puisi Maulid Nabi #4: Bila Saatnya Tiba

Karya Rista Rezha Astriawan

Bila saatnya tiba...
Kami ingin menutup mata
Mengenang tawa
Dan semua yang berbau senja
Ya...Muhammad

Bila saatnya tiba....
Jangan kau tinggalkan kami dalam gulita
Ajari kami mengeja doa
Agar dapat kami raih pintu surga

Bila saatnya tiba....
Angin malam berhembus
Mencoba tuk rasakan semilirnya kehadiranmu
Yang menerangi kami
Bagai cahaya yang terang dan suci

Bila saatnya tiba....
Ingin kami mengikuti jejakmu
Di ruang yang tak terbatas
Kau tuntun kami menuju kehadirat
Ya illahi ya rabbi...

Puisi Maulid Nabi #5 oleh Syekh An-Nabhani

Al-Mustafa telah datang, telah datang
Ialah sang nabi dan utusan Tuhan
Para nabi telah sampaikan kabar gembira itu
Tuhan mengutusnya untuk seluruh manusia
Meski lahir akhir, dialah yang pertama
Tuhan menyebut dia bagai matahari
Makkah, tempat dia lahir,
memancarkan cahaya
ke seluruh bumi manusia
Dunia berpendar cahaya
Andai dia tak lahir
Bumi tak mungkin bersinar terang

Puisi Maulid Nabi #6: Ya Rasulullah

Karya: Maida Rosa Y.

Nabi Muhammad...
Engkaulah Nabi Akhir Zaman
Nabi yang selalu mencintai umatnya

Nabi Muhammad...
Senyummu, elok wajahmu, tatapanmu memancarkan sinar
Di mana manusia dapat merasakan kebahagiaan,
Kebahagiaan yang tidak pernah dirasakan oleh manusia sebelumnya...

Tatkala engkau bersabda, Tampak tutur kata indahmu
Engkaulah sebagai safaat bagi umatmu
Dan engkau rela mengantarkan kami nanti ketika melewati jembatan keadilan yang membentang
Sambil berkata "Allahuma salim, Allahuma salim, Allahuma salim." yang artinya "Ya Allah, selamatkanlah, Ya Allah, selamatkanlah, Ya Allah, selamatkanlah."

Nabi Muhammad...
Aku mencintaimu

Puisi Maulid Nabi #7: Muhammad SAW

Karya: Bilqis Nur Sakilatul Mawaddah

Muhammad sang peneduh jiwa
Terdengar tangisan bahagia
Angin yang berhembus selembut sutra
Terasa hangat pelukan bahagia sang Ibunda
Menyambut lahirnya seorang bayi istimewa
Bagai butir mutiara penyejuk jiwa

Sang Muhammad bin Abdullah
Dengan kekurangannya yang tak bisa menulis
dan membaca
Menuntunnya dalam takdir Allah SWT

Ketika dalam kesunyiannya di Gua Hira,
mendapatkan wahyu pertamanya
Dakwah yang sulit diterima masyarakat
Godaan-godaan dan siksaan tak bisa dihindarkan
Ketika perang tanpa henti membela islam
Yang harus diteladani umatnya hingga sekarang
Dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad

Kini engkau telah tiada, meninggalkan cahaya imanmu
untuk selalu dikenang umatmu
hingga hari akhir nanti tiba
Wahai Rasulku, Nabiku, dan Junjunganku
Selamatkanlah kami hambamu yang hina ini dengan syafaatmu
Wahai sang peneduh jiwaku....

Puisi Maulid Nabi #8: Maulid Nabi

Karya: Muthi' Ahmad

Gelapnya malam yang begitu mencekam
Seakan membuat lentera menjadi padam
Hati yang tidak karuan..
Ingin sekali mendapati sebuah siraman
Siraman rohani....
Membuat hati ini menjadi suci
Bagaikan gelas guci...
Yang penuh dengan intan yang murni
Perbedaan adalah suatu rahmat
Di balik itu terdapat beribu nikmat
Tanpa mengedepankan sikap sok taat
Dengan hujaah yang diplomat
Maulid Nabi Muhammad...
Adalah merupakan implementasi kemantapan i'tiqad
Atas diberikannya limpahan rahmat
Bukannya kok dianggap sesat...

Puisi Maulid Nabi #9: Rindu kepada Rasulullah

Karya: Amalia Dinda P.H.

Hari-hari telah berlalu...
Namun, namamu masih melekat di hatiku
Dan tak pernah aku berjumpa denganmu
Debu dan keringat membaur jadi satu
Terik matahari yang menyengat kulit
Tidak akan menyurutkan langkah-langkah kebajikanmu

Di setiap tapak jalan yang ia lalui
Tersebar doa dan keberkahan
Yang terpancar dan terasa bagi kaum muslimin
Tetapi redup bagi kaum munafik

Ya, Nabi...
Sangatlah agung namamu
Hambamu ini sangatlah rindu kepadamu
Rindu dengan kedamaian yang telah engkau berikan kepada kami

Ya, Rasulullah
Betapa indah akhlakmu
Seperti cahaya matahari
Yang menerangi isi bumi

Engkaulah,..
Sebagai petunjuk yang baik bagi kaum muslimin
Dan sebagai cermin kehidupan

Ya, Nabi, ya, Rasulullah
Hadirkanlah cinta
Dan ajarkanlah akhlakmu yang mulia kepada kami

Puisi Maulid Nabi #10: Rabiul Awal Telah Tiba

Karya: Ozy V. Alandika

Rabiul awal telah tiba
Sejenak hatiku gemetar membaca kisah yang telah dijanjikan
Sungguh hari yang bahagia
Di mana orang-orang seakan mati rasa

Entah ingin menangis entah bahagia
Keduanya terbalut bersama shalawat atas Rasul-Nya

Rabiul awal telah tiba
Mengajak kita untuk mengingat kisah

Tentang pasukan Abrahah yang tumbang oleh burung dan ulat
Tentang riwayat akhir dari Persia; empat belas balkon istana Kisra sirna
Tentang padamnya api kaum Majusi
Juga tentang runtuhnya gereja Buhairah

Rabiul awal telah tiba
Kelahiran Muhammad bertabur cahaya
Menjadi pertanda bahwa Syam akan segera cerah
Menggantikan kejayaan Romawi pada zamannya

Rabiul awal telah tiba
Sudah sangat jauh dari 571 Masehi
Aku tidak pernah sekali pun melihat Nabi
Aku hanya tahu dari Sirah Nabawi
Juga firman Ilahi

Sungguh malu aku hari ini
Padahal Muhammad akan menolong di Hari Akhir Nanti
Sedangkan bibirku masih sedikit berucap shalawat
Duhai Nabiku; aku sungguh mencintaimu

Puisi Maulid Nabi #11: Simbol Maulid

Karya: Etta Adil

Satu ember unik tergelar di hadapan
Ada banyak telur di warna merah menghiasinya
Di dalamnya ada beras ketan, ayam goreng, dan rupa-rupa lauk pauk
Simbol khas yang disatukan dalam upacara adat
Ini adalah perayaan Maulid Nabi

Perayaan tentang sosok manusia maha mulia
Sosok al-Amin yang diberi tugas kenabian untuk seluruh umat manusia
Tak pernah ada cacat cela dalam hidupnya.
Sejarah hidupnya adalah keteladanan
Shalawat dan salam untuknya selalu

Aku tak tahu, mengapa ayam selalu menjadi simbol budaya
Dari upacara adat kelahiran sampai kematian.
Dan bahkan kini, Maulid yang kita sebut perayaan agama juga dimasuki simbol budaya

Ataukah ini asimilasi dalam sejarah masuknya Islam
Ataukah jejak kekayaan berpikir dalam mengatasi persoalan adat dan agama

Dan ingatkah kita, betapa simbol adat menjadi pemicu konflik dan perang dua kerajaan adikuasa.
Lewat massaung manu', sabung ayam antara MangkauE ri Bone dan Sombayya ri Gowa, antara Manu Bakkana Bone dengan Jangang Ejana Gowa

Sejarah pada akhirnya harus menjadi cermin dan pelajaran
Budaya dalam perjalanan sejarah pada akhirnya harus menjadi tempat menimba kebijaksanaan
Sebagaimana sejarah nabi mewariskan keteladanan,
Sejarah daerah juga selayaknya mewariskan kearifan lokal dalam berpikir dan bertindak

Puisi Maulid Nabi #12 oleh Majduddin Al-Baghdadi

Berkat cahaya sang Nabi
Dunia berpendar cahaya
Di bawah sinar itu
Semua pulang dan pergi
Tuhan menciptakannya
sebagai sang pembawa Kasih
Manusia di bumi menari-nari

Keagungan Muhammad telah tercipta
sebelum Adam
Nama-namanya tertulis di singgasana Tuhan
Sebelum ditulis dalam kitab-kitab suci

Puisi Maulid Nabi #13: Ya Nabi Rasulullah

Karya: Nur Mei Elvina

Ya nabi ya rasulullah
Panutan kami, akhir dari segala nabi

Kaulah surya penerang umat manusia
Kaulah purnama di tengah gulita
Engkaulah cahaya di atas cahaya
Yang tak kan pernah padam
Hingga akhir zaman

Ya nabiyallah,ya habiballah
Kau ciptakan kedamaian
Di tengah kekacauan dan kebodohan
Suara kejahiliyahan yg terdengar sumbang
Kau gantikan dengan nyanyian surga yang sungguh menentramkan

Ya nabi ya rasulullah
Biarkan aku memujamu, memujimu
Kugoreskan namamu dihatiku
Kan kuperlihatkan kepadamu
Kala aku kan bersua denganmu
Di surga tuhanku,juga tuhanmu

Puisi Maulid Nabi #14: Muhammad Nabiku

Karya: Hengki Kumayandi

Engkau penerang zaman
Saat gulita menyelimuti bumi
Saat huru-hara merajai hari

Saat kezaliman menyebar ke negeri-negeri

Engkau kabarkan pada kami
Tentang perintah-perintah untuk berbakti
Tentang keagungan-Nya Yang Maha Tinggi

Engkau perangi mereka yang memerangimu
dan engkau menghalangimu menyebar kabar
Hingga cahaya Islam mampu menyebar
Engkau rangkul mereka-mereka yang tersesat
Kau ajak menghadap-Nya untuk bertobat

Selawat untukmu
Salam untukmu
Nabi tercintaku

Puisi Maulid Nabi #15: Rinduku kepada Rasulku

Karya: Salsabila Yuni S.

Setitik untaian kata tak bermakna,
Mungkin tak akan bisa menggantikan jutaan pengorbanan
Seorang hamba mulia nan saleh
Yang dengan tulus mencintai dan mendoakan
Tanpa kenal letih dan bosan
Selalu mengisi hati dan jiwa

Ya, Nabi Muhammad...
Bagaimana bisa aku membalas cintamu yang begitu besar
Bagaimana bisa kau mencintai umatmu yang hina ini
Bukankan engkau kekasih Allah
Bagaimana bisa aku dan saudara saudariku berdampingan denganmu kelak
Bukankah diri ini terlalu banyak noda dan dusta
Terlalu banyak hawa nafsu yang meraja
Bagaimana bisa,
Padahal diri ini sudah sangat rindu ingin bertemu
Ketahuilah, wahai suri tauladanku
Betapa beruntungnya umat yang hidup di zamanmu
Saat mereka rindu, mereka bisa datang menemuimu
Meminta nasehat dan bimbinganmu

Allohumma Sholi Ala Muhammad
Wa Ala Ali Muhammad
Dengan sholawat aku mengobati rasa rinduku
Wahai Rasul kekasih Allah
Yang sangat aku cintai
Semoga kita bisa bertemu di Jannah-Nya

Contoh-contoh puisi Maulid Nabi Muhammad SAW di atas menyentuh hati, kan? Semoga artikel ini bermanfaat, ya, detikers!




(mff/astj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads