Di wilayah Provinsi Sumatera Utara, terdapat suku Karo yang sebelumnya bernama suku "Haru" atau "Haro". Dahulu, terjadi perpecahan suku bangsa Haru yang dilatarbelakangi oleh pengaruh kekuasaan Kesultanan Aceh.
Kesultanan Aceh diketahui menjadi pemenang atau penakluk kerajaan-kerajaan Haru pada tahun 1539 dan tahun 1564. Maksud tujuannya untuk mengislamkan suku bangsa Haru yang menganut agama Hindu Parbegu dari sekte ciwa.
Melansir artikel jurnal berjudul Makna Keberadaan Tuhan Dalam Paham Pemen oleh Reny Paravita, Adenan, dan Abrar M. Daud Faza, kali ini detikSumut ajak detikers mengenal Pemena yang dipercaya sebagai agama pertama masyarakat suku Karo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Paham Pemena awalnya disebut Parbegu yang berarti penyembah roh jahat atau setan. Namun, sebutan itu kurang disukai penganutnya sehingga dibuat menjadi lebih halus yaitu Pemena yang dikenal dengan agama pertama masyarakat suku Karo.
Termasuk dalam sistem kepercayaan animisme, kebanyakan penganut paham Pemena adalah para pejuang dari Tanah Karo. Hal itu diketahui dari adanya makam pahlawan yang lebih dari 500 masyarakat Karo penganut aliran Pemena.
Dalam keyakinan suku Karo itu, individu terbagi menjadi tendi (jiwa) dan begu (arwah manusia meninggal). Dibata merupakan tendi atau jiwa yang bisa hadir kapanpun, pengaruhnya mencakup semua hal yang ditafsir sebagai unsur segalanya.
Suku Karo mempercayai bahwa seluruh alam diisi dengan tendi, hampir pada titik dalam kosmos. Keseluruhan terhadap kesatuan tendi meliputi semua yang disebut Dibata sebagai bentuk keutuhan dari kosmos.
Segala sesuatu yang bisa dipandang menurut masyarakat Karo adalah karya Dibata, dengan perbedaan terhadap Dibata siidah (Tuhan yang tampak) dan Dibata sila idah (Tuhan yang tak tampak). Dibata siidah menunjuk kepada Kalimbubu (pembawa berkat).
Sementara itu, Dibata sila idah yang biasanya juga dipanggil "dibata kaci-kaci" memiliki 3 wilayah kekuasaan yakni dunia bawah, tengah, dan atas. Berikut penjelasan berdasarkan wilayah pimpinannya:
- Dibata Teru (Tuhan Banua Kolling) memerintah di bumi wilayah bawah
- Dibata Tengah (Tuhan Paduka ni Aji) berkuasa dan memimpin di wilayah dunia
- Dibata Atas (Batara) mempunyai kekuasaan dunia wilayah atas
Dua sumber kekuatan yang dipercaya berasal dari cahaya matahari (cahaya mataniari) dan siberu dayang. Siberu dayang merupakan sosok perempuan yang menempati bulan, biasanya tampak saat pelangi muncul.
Ada salah satu perspektif yang menyebutkan sejarah lahirnya paham Pemena di wilayah Karo. Paham Pamena dianggap sebagai agama Hindu karena beberapa penganutnya sudah menganut agama "Hindu Dharma" sejak tahun 1977.
Seiring berkembangnya zaman, kepercayaan orang Karo berubah menjadi kepercayaan akan Tuhan sesuai dengan kepercayaan yang disahkan oleh Pemerintah Indonesia. Nah, bagaimana tanggapanmu tentang paham Pemena tersebut, detikers?
(dhm/dhm)











































