Membangun rasa percaya diri anak harus dimulai dari lingkungan keluarga dan orang tua. Karena itu dibutuhkan attachment yang merupakan suatu ikatan hubungan emosional yang kuat antara orangtua dan anak.
"Mengajarkan kedisiplinan, tanpa hukuman fisik. Selanjutnya memenuhi kebutuhan emosional anak. Memberikan dukungan kepada anak dan memahami anak," terang Dekan Fakultas Psikologi Univeritas HKBP Nommensen, Dr. Nenny Ika Putri Simarmata, M.Psi, di HKBP Pabatu, Tebingtinggi, Minggu (10/9/2023).
Paparan itu diungkapkan Nenny dalam kegiatan seminar program Tahun Profesionalisme HKBP 2023 yang diselenggarakan HKBP Resort Pabatu, Distrik Tebing Tinggi. Dalam paparannya tentang Ilmu Parenting, Nenny menuturkan kepercayaan diri sebenarnya erat kaitannya dengan konsep diri seseorang. Karena itu, anak yang sejak kecil tidak mendapatkan kasih sayang dari ibunya, maka mereka akan merasa terabaikan dan tidak dianggap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehingga dia tumbuh menjadi anak yang tidak percaya diri. Karena itu, orangtua harus jadi sahabat untuk anak. Hanya dengan menjadi sahabat anaklah, tercipta komunikasi yang baik," jelasnya.
Nenny mengatakan, orang tua harus lebih dewasa dari pada anak. Karena tidak mungkin anak yang lebih dewasa dari orang tua. Artinya, jika ada persoalan hubungan orang tua dan anak, maka sikap kedewasaan dituntut dari orang tua.
"Setiap anak pada dasarnya ingin membahagiakan orang tuanya. Maka biarlah setiap orang tua terus memberi nasehat pada anak. Pasti akan ada waktunya bagi anak untuk menyadari bahwa nasehat orang tuanya benar," jelasnya.
Di sisi lain, memenuhi kebutuhan anak juga diingatkan Nenny tidak hanya dengan uang. Namun bisa juga melalui bahasa kasih. Memeluk, memegang kepalanya atau bahasa kasih lainnya. Jadi tidak ada alasan bagi orang tua untuk tidak pernah memeluk anak hanya karen memenuhi materi.
"Setiap anak punya warna tersendiri. Maka jangan bandingkan anak dengan saudaranya atau orang lain," katanya.
Selain memberikan materi tentang anak dan keluarga, seminar juga membahas materi aturan dan peraturan dan RPP HKBP. Untuk sesi aturan dan peraturan HKBP, pihak gereja HKBP pabatu menghadirkan Ketua Komisi Teologi HKBP Pdt. Dr. Sukanto Limbong.
"Seminar ini sangat menarik bagi para jemaat, mengingat begitu banyak pergumulan yang terjadi di lingkungan gereja sehingga menimbulkan beragam polemik. Syukurlah Pdt. Sukanto mampu menjawab semua pertanyaan dengan bersumber pada aturan peraturan dan RPP HKBP yang merupakan ketetapan baku di HKBP seluruh dunia," terang Pimpinan HKBP Resort Pabatu, Pdt Tanty Relita Sinaga.
Tanty mengatakan seminar tentang Ilmu Parenting dan Aturan Peraturan-RPP HKBP yang diselenggarakan diharapkan dapat menambah wawasan dan menguatkan jemaat dalam menjalani tantangan zaman. Menguatkan menurut Tanty dalam hal membangun hubungan keluarga yang pastinya mempengaruhi kehidupan gereja.
"Kita berharap program ini dapat berlangsung setiap tahun. Karena ilmu pengetahuan selalu berkembang dan jemaat harus terus diedukasi," katanya.
(nkm/nkm)