Kisah Perjuangan Nenek di Belawan Jadi Pencari Kerang demi Bertahan Hidup

Kisah Perjuangan Nenek di Belawan Jadi Pencari Kerang demi Bertahan Hidup

Goklas Wisely - detikSumut
Kamis, 17 Agu 2023 21:43 WIB
Momen Nek Sarah, nelayan pencari kerang, saat melaut di Belawan. (Goklas Wisely/detikSumut).
Momen Nek Sarah, nelayan pencari kerang, saat melaut di Belawan. (Goklas Wisely/detikSumut).
Medan -

Sudah 40 tahun lamanya Sahara wanita berumur 72 tahun menjadi nelayan pencari kerang di Belawan. Wanita yang akrab disapa Nek Sarah itu menjadi satu di antara ratusan nelayan perempuan yang menggantungkan hidupnya dari hasil kekayaan di laut.

Nek Sarah terpaksa bekerja di usia senja demi bisa memenuhi kebutuhan hidup. Meskipun pekerjaan mencari kerang di laut pada usia senja cukup beresiko.

"Karena nenek semua yang menanggung kebutuhan di rumah. Jadi tulang punggung," cerita Nek Sarah, Kamis (17/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suami Nek Sarah mengalami kebutaan sedangkan cucunya mengidap gangguan jiwa. Mau tak mau dia harus bekerja untuk suami dan cucunya.

Mereka tinggal di rumah papan yang berada di Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan, Medan. Rumah itu telah menjadi saksi 30 tahun perjalanan hidupnya.

ADVERTISEMENT
Nek Sarah ketika mencari kerang. (Goklas Wisely/detikSumut)Nek Sarah ketika mencari kerang. (Goklas Wisely/detikSumut)

Sehari-hari, Nek Sarah berangkat melaut mulai sore hari. Itu pun tergantung kondisi laut, apakah pasang atau surut.

Biasanya persiapannya hanya membawa nasi dengan seekor ikan, air hangat, sarung tangan, dan tempat meletakkan kerang. Ia berlayar ke laut menggunakan perahu sekitar 15 menit.

"Biasanya ke dalamannya itu paling 1 meter-an. Makanya kami perginya tidak boleh pasang kali dan tidak bisa surut kali juga, karena nanti kapal tak bisa jalan," ucapnya.

"Kalau udah sampai, nenek cebur ke laut. Cara ambil kerangnya ya meraba-raba dasar laut pakai tangan sambil jongkok. Uniknya, kami biasanya jalan mundur biar tak susah," tambahnya.

Tanpa alas kaki, Nek Sarah melakoni pekerjaannya itu hingga 6 jam-an. Tentu ada banyak tantangan yang didapati. Mulai dari menahan rasa dingin dari angin malam dan air laut hingga terkena sengatan ikan.

"Kalau kena duri ikan Sembilang langsung menangis aku. Pasti minta pulang karena nggak tahan. Ada juga ikan Lepu. Kalau kena durinya, tak tanggung sakitnya sampai ke otak," ungkapnya.

Dengan resiko yang cukup besar itu, ternyata pendapatan yang dihasilkan terbilang tak sebanding. Beberapa hari ini, paling tinggi ia mendapat Rp 40 ribu dari hasil tanggapannya. Bahkan pernah hanya Rp 5 ribu.

Menurutnya, salah satu faktor yang menyebabkan itu adalah keberadaan nelayan pukat cakar kerang yang beroperasi di wilayah nelayan tradisional. Seingatnya sudah sejak 10 tahun lalu, aktivitas pukat itu ditolak. Namun keberadaannya tetap ada sampai saat ini.

"Kalau dulu, sebelum ada pukat cakar itu nenek bisa dapat 15 Kg sampai 25 Kg sekali berlayar. Waktu sekitar Rp 80 ribuan dapat. Sekarang, jauh lah di bawah itu," ucapnya.

Nek Sarah Ngaku Tak Pernah Dapat Bantuan Pemerintah. Baca Halaman Berikutnya...

Dia menjelaskan nelayan pukat cakar itu biasanya datang dari luar Belawan. Mulai dari pagi, siang, hingga malam. Cara kerja pukat itu, jaring diletakkan di dasar laut, lalu ditarik kapal sehingga seluruh apa yang ada terjaring.

Keberadaan nelayan yang mencari kerang dengan pukat diakuinya membuat pendapatannya menurun. Selain itu dia menganggap hal itu juga turut merusak ekosistem laut. Oleh karena itu, pukat cakar ialah musuh bersama para nelayan tradisional.

"Ya maunya yang seperti itu ditertibkan. Kasihan kami ini. Dari pendapatan itu lah nenek cukup-cukup kan untuk membiayai suami dan cucunya," ujarnya.

Di tengah keterbatasan itu, Nek Sarah ternyata sudah lebih 30 tahun tak pernah dilirik pemerintah untuk diberikan bantuan. Padahal ia hidup penuh dengan keterbatasan.

"Belum ada sama sekali. Kalau pemerintah mau menolong ya alhamdulillah. Kalau tidak pun, tak apa-apa. Pemerintah ini pun tak tahu ada di mana," tutupnya.

Halaman 2 dari 2
(astj/astj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads