Sholat dhuha adalah sholat sunnah yang dikerjakan saat matahari sedang naik. Salat dhuha sekurangnya dikerjakan dua rakaat.
Pelaksanaan sholat dhuha dimulai dari matahari sedang naik, di mana saat jam menunjukkan sekitar pukul tujuh sampai masuk waktu zuhur. Sebelum menjalankan sholat dhuha ada baiknya kita mengetahui tata cara dan doa yang dibaca.
Dirangkum dari laman NU Online, berikut ini tata cara salat dhuha mulai dari bacaan niat, bacaan doa lengkap arab dan latinnya
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Niat Bersamaan Takbiratul Ihram
Saat membaca niat ada baiknya sekalian Takbiratul Ihram. Sebelum mengerjakan sholat dhuha ada baiknya menghafal niat berikut ini:
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Ushallî sunnatad dhahâ rak'ataini lillâhi ta'âlâ.
Artinya: Saya niat shalat sunnah Dhuha dua rakaat karena Allah ta'ala.
Kemudian, dalam pengerjaannya sama seperti gerakan dan bacaan shalat seperti biasa hingga sampai salam setelah rakaat kedua.
Setelah semua gerakan sholat selesai dan sampai pada salam, kemudian lalu membaca beberapa doa berikut ini.
اَللّٰهُمَّ إِنَّ الضَّحَآءَ ضَحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَــالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللّٰهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِيْ فِي السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ، وَإِنْ كَانَ فِي الْأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ، وَإِنْ كَانَ مُعْسَرًا فَيَسِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ، بِحَقِّ ضَحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِيْ مَآ أَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Latin: Allâhumma innad dlahâ'a dlahâ'uka, wal bahâ'a bahâ'uka, wal jamâla jamâluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata ishmatuka. Allâhuma in kâna rizqî fis samâ'i fa anzilhu, wa inkâna fil ardhi fa akhrijhu, wa inkâna mu'siran (mu'assaran) fa yassirhu, wa in kâna harâman fa thahhirhu, wa inkâna ba'îdan fa qarribhu, bi haqqi dlahâ'ika wa bahâ'ika wa jamâlika wa quwwatika wa qudratika, âtinî mâ atayta 'ibâdakas shâlihîn
Artinya: Wahai Tuhanku, sungguh dhuha ini adalah dhuha-Mu, keagungan ini adalah keagungan-Mu, keindahan ini adalah keindahan-Mu, kekuatan ini adalah kekuatan-Mu, dan penjagaan ini adalah penjagaan-Mu. Wahai Tuhanku, jika rejekiku berada di atas langit, maka turunkanlah; jika berada di dalam bumi, maka keluarkanlah; jika dipersulit, mudahkanlah; jika (tercampur tanpa sengaja dengan yang) haram, sucikanlah; jika jauh, dekatkanlah; dengan hak dhuha, keelokan, keindahan, kekuatan, dan kekuasaan-Mu, datangkanlah kepadaku apa yang Engkau datangkan kepada para hamba-Mu yang salih
Membaca Doa Kedua:
اَللّٰهُمَّ بِكَ أُصَاوِلُ وَبِكَ أُحَاوِلُ وَبِكُ أُقَاتِلُ
Allâhumma bika ushâwilu, wa bika uhâwilu, wa bika uqâtilu.
Artinya: Dengan-Mu, aku menerjang. Dengan-Mu, aku berupaya. Dengan-Mu, aku berjuang.
Membaca Doa Ketiga
Dibaca sebanyak 40 atau 100 kali:
رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
Rabbighfir lî, warhamnî, wa tub 'alayya, innaka antat tawwâbur rahîm.
Artinya: Tuhanku, ampunilah aku. Kasihanilah aku. Terimalah tobatku. Sungguh, Engkau Maha Penerima Tobat dan Maha Penyayang. (Ad-Dimyathi, Hâsyiyyah I'ânatut Thâlibîn, juz I, halaman: 255)
Waktu Terbaik Mengerjakan Salat Dhuha
Sementara itu untuk pengerjaan sholat Dhuha masih pada laman NU Online dijelaskan, sholat dhuha adalah sholat sunah yang dikerjakan pada waktu dhuha.
Pengerjaannya saat waktu matahari terbit hingga menjelang sholat dzuhur. Jika diperkirakan sekitar pukul tujuh sampai pukul sebelas.
Sholat dhuha lebih baik dikerjakan setelah melewati seperempat hari. seperempat dalam sehari, atau sekitar pukul sembilan. Sehingga setiap seperempat hari selalu ada salat. Terhitung dari subuh sebagai salat pertama mengisi waktu paling dini. Kemudian salat dhuha sebagai salat kedua.
Masih pada laman NU Online, Syekh Hasan bin 'Ammar dalam kitab Maraqil Falah, (Cetakan 1, Terbitan Al-Maktabah Al-'Ashriyah, 2005 M, halaman 149), menerangkan bahwa Dhuha itu sendiri adalah nama waktu yang diawali dengan naiknya matahari hingga sebelum tergelincir.
Pandangan ini diperjelas oleh Syekh Muhammad bin Abdullah Al-Kharasyi Al-Maliki;
لِأَنَّ مِنْ طُلُوعِ الشَّمْسِ إلَى الزَّوَالِ لَهُ ثَلَاثَةُ أَسْمَاءٍ فَأَوَّلُهَا: ضَحْوَةٌ وَذَلِكَ عِنْدَ الشُّرُوقِ. وَثَانِيهَا: ضُحًى مَقْصُورٌ وَذَلِكَ إذَا ارْتَفَعَتْ الشَّمْسُ. وَثَالِثُهَا: ضَحَاءٌ بِالْمَدِّ وَذَلِكَ إلَى الزَّوَالِ. وَالْمُرَادُ بِالْوَقْتِ الَّذِي يُنْسَبُ إلَيْهِ الصَّلَاةُ ارْتِفَاعُ الشَّمْسِ وَهُوَ مَقْصُورٌ
Artinya, "Sungguh, waktu antara terbit matahari hingga tergelincir terbagi tiga. Pertama, waktu dhahwah. Waktu itu terjadi pada saat terbit. Kedua, waktu dhuha yang dibatasi dengan naiknya matahari. Ketiga, waktu dhaha. Waktu itu (dimulai dari habis waktu dhuha) hingga tergelincir matahari. Dengan demikian, yang dimaksud waktu yang dinisbahkan pada shalat dhuha adalah waktu di mana naiknya matahari. Naiknya matahari itulah yang menjadi batasnya," (Lihat Al-Kharasyi, Syarh Mukhtashar Khalil, Beirut, Darul Fikr, jilid II, halaman 4).
Dalam artian waktu terbaik melaksana sholat Dhuha adalah waktu di mana naiknya matahari. Saat itulah waktu terbaik untuk mengerjakan sholat dhuha.
Itulah informasi tentang sholat dhuha. Yuk amalkan!
(astj/astj)