FKUB Sebut Bangunan Gereja Dirusak Sekelompok Orang Belum Ada Rekomendasi

Kepulauan Riau

FKUB Sebut Bangunan Gereja Dirusak Sekelompok Orang Belum Ada Rekomendasi

Alamudin Hamapu - detikSumut
Kamis, 10 Agu 2023 21:45 WIB
Tangkapan layar video perusakan gereja di Batam.
Tangkapan layar perusakan bangunan gereja di Batam (Istimewa)
Batam -

Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Batam merespons kasus dugaan perusakan bangunan yang hendak dijadikan gereja di Batam, Kepulauan Riau (Kepri). FKUB menyebut bangunan gereja yang dirusak sekelompok orang itu belum mendapatkan rekomendasi.

"Tapi untuk membangun rumah ibadah harus mendapatkan rekomendasi FKUB. Mereka belum mengajukan ke kami. Salah satu syaratnya harus ada 90 jamaah dan 60 pendukung, mereka belum mengajukan sepotong surat pun ke FKUB. Hal itu guna FKUB membantu pemerintah jika terjadi konflik," kata Ketua FKUB Batam, Chablullah Wibisono, Kamis (10/8/2023).

Chabullah mengatakan, secara peruntukan lahan yang sedang dibangun itu diperuntukan untuk rumah ibadah. Hal itu berdasarkan informasi yang diperoleh FKUB.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi masyarakat menganggap fasum. Apakah itu diperuntukkan jadi rumah ibadah atau fasum itu kan bukan kami tapi di BP Batam. Tapi saya dengar itu diperuntukkan untuk rumah ibadah, tapi masih dalam proses, kan harus bayar UWTO baru keluar pengelolaan lahan (PL)," ujarnya.

Chabullah menyayangkan kasus perusakan bangunan yang rencananya akan dibangun gereja tersebut. Ia mengatakan bahwa kejadian tersebut merupakan hal yang sensitif.

ADVERTISEMENT

"Sudah di masyarakat, informasi pengerusakan rumah Gereja itu bisa membuat sensitivitas beragama. Padahal bangun itu belum jadi Gereja. Karena kami FKUB belum mengeluarkan rekomendasi untuk rumah ibadah tersebut," ujarnya.

Terkait konflik tersebut, FKUB menyebut pihaknya langsung berkomunikasi dengan instansi terkait. Ia juga menyebutkan konflik tersebut menampar FKUB.

"Kami sudah membantu mengkoordinasikan dengan BIN, Polsek, dan instansi terkait. Di Kepri cukup tinggi indeks kerukunan umat beragama skor 85,78 tertinggi di Indonesia, kami merasa tertampar dengan kejadian tersebut," ujarnya.

Sebelum konflik tersebut ramai, FKUB menyebut bahwa pihaknya beberapa kali melakukan pertemuan dengan pihak gereja dan instansi terkait. Namun saat pertemuan tersebut pihak gereja juga beberapa tidak menghadiri pertemuan.

"Jadi dari pihak kecamatan dan kelurahan Pernah mengundang kami agar mengikuti rapat. Kami mengirim dokter Surya, beliau dari BKAG. Konon pendetanya juga kurang proaktif ketika diundang mediasi oleh FKUB. Sehingga terjadi seperti itu," ujarnya.

Chabullah menegaskan bahwa kehadiran FKUB untuk menjaga kerukunan umat beragama. Ia mengimbau seluruh pihak umat beragama agar mematuhi aturan saat membangun rumah ibadah.

"Saya kan menyampaikan kepada semua pihak, kami menjaga kerukunan umat beragama sejati. Jadi jika ada yang akan membangun rumah ibadah penuhi dulu PBM nomor 9 dan 8 tahun 2006. Penuhi dulu sebelum membangun rumah ibadah. Kalau itu dilanggar pasti akan ada konflik seperti terjadi di Nongsa, ini untuk semua rumah ibadah," ujarnya.




(afb/afb)


Hide Ads