Puluhan personel TNI yang dipimpin Mayor Dedi Hasibuan 'menggeruduk' Polrestabes Medan dan memaksa agar penahanan ARH tersangka kasus tanah ditangguhkan. Kodam I/BB dan Panglima TNI punya penilaian berbeda atas ulah Mayor Dedi.
Awalnya Kodam l/BB membela dan menganggap perbuatan Mayor Dedi bukan hal negatif, namun Panglima TNI Laksamana Yodo Margono justru menilai perbuatan anak buahnya tidak etis.
Kapendam I/BB Kolonel Rico Siagian menjelaskan anggota Kumdam yang mendatangi Polrestabes dan menemui PS Kasat Satreskrim Kompol Teuku Fathir Mustafa yakni Mayor Dedi Hasibuan. Menurut dia, Mayor Dedi ingin membicarakan soal penangguhan penahanan keluarganya berinisial ARH yang jadi tersangka pemalsuan tanda tangan sertifikat tanah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Intinya dari Mayor Dedi ingin menanyakan surat penangguhan yang mereka buat sudah sampai mana," kata Rico saat diwawancarai di Mako Polrestabes Medan, Sabtu (5/8/2023).
"Nah, setelah dijelaskan, ya mereka memahami bahwa surat itu baru diterima hari ini sekitar pukul 14.00 WIB," sambungnya.
Rico menjelaskan bahwa penangguhan penahanan terhadap ARH kini telah ditindaklanjuti. Sehingga ARH dilepaskan dari sel tahanan Polrestabes Medan. Di samping itu Rico juga menerangkan alasan Mayor Dedi datang dengan membawa rekannya yang lain sehingga tampak ramai.
"Mau datang 1 orang atau 10 orang. Menurut saya bukan menjadikan, wah, ini sesuatu yang negatif. Memang kebetulan Dedi membawa teman-temannya. Tapi bukan berarti untuk menyerang," ujarnya.
Dia pun menegaskan tidak ada pengerahan personel. Hanya saja, Dedi ingin ARH ditangguhkan dan akhirnya
diwujudkan Polrestabes Medan. "Makanya setelah surat hardcopy-nya kita terima dan pertimbangan Polres bisa ditangguhkan, ya selesai," ujarnya.
Panglima TNI Sebut Ulah Mayor Dedi Tak Etis
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono buka suara soal puluhan personel TNI dari Kodam I/BB yang dipimpin Mayor Dedi Hasibuan mendatangi Polrestabes Medan. Yudo menyebut perbuatan anak buahnya itu tidak etis dan telah memerintahkan Komandan Pusat Polisi Militer (Danpuspom) TNI Laksda Agung Handoko memeriksa oknum TNI tersebut.
"Ya, itu kemarin saya sudah perintahkan Danpom TNI, langsung diperiksa," ujar Panglima TNI Laksamana Yudo dilansir detikNews, Senin (7/8/2023).
Selengkapnya di Halaman Berikutnya....
Diakuinya peruatan Mayor Dedi Cs kurang etis. Sehingga perlu dilakukan pemeriksaan. "Ya saya kira kurang etis prajurit TNI seperti itu," tambah Yudo.
Diketahui kedatangan Mayor Dedi dan rombongan ke Mapolrestabes Medan terjadi pada Sabtu (5/8) sekitar pukul 15.00 WIB. Di lokasi puluhan personel TNI tersebut telah ramai berdiri di lantai dua Satreskrim.
Ada personel yang berbaju dinas dan sebagian mengenakan pakaian sipil. Personel itu pun ada yang pria dan wanita. Tampak mereka sedang menunggu sesuatu. Selain itu, terlihat juga sejumlah personel kepolisian berada di lokasi. Termasuk Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Teuku Fathir Mustafa dan Kasi Propam Polrestabes Medan Tomi.
Tiba-tiba terdengar ada keributan yang terjadi antar personel TNI berbaju sipil dengan seorang. Cekcok mulut terjadi. Mendapati hal itu, sejumlah awak media coba mendekat ke lokasi untuk memastikan apa yang terjadi.
Namun personel lain langsung menanyai dan meminta agar awak media menjauh dari lokasi. "Ini kami perintah komandan bang," kata seorang personel berbaju sipil sembari merangkul bahu awak media untuk menjauh dari lokasi.
Tak lama cekcok mulut redam. Sekitar pukul 16.00 WIB puluhan personel TNI itu kemudian perlahan-lahan pergi meninggalkan lokasi.
Simak Video "Video: Heboh Oknum Polisi Palak Pemotor Wanita, Ini Kata Polrestabes Medan"
[Gambas:Video 20detik]
(astj/astj)