Presiden Jokowi Bakal Evaluasi Penempatan Perwira TNI di Jabatan Sipil

Presiden Jokowi Bakal Evaluasi Penempatan Perwira TNI di Jabatan Sipil

Tim detikNews - detikSumut
Senin, 31 Jul 2023 10:49 WIB
Presiden Joko Widodo
Presiden Jokowi (Foto: YouTube Sekretariat Presiden)
Jakarta -

Polemik terjadi usai KPK melakukan operasi tangkap tangan di tubuh Basarnas karena ada dua perwira TNI yang diduga terlibat dalam kasus korupsi itu. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun akan mengambil tindakan dengan mengevaluasi penempatan perwira TNI di jabatan sipil.

"Semuanya akan dievaluasi, tidak hanya masalah itu, semuanya," kata Jokowi di Inlet Sodetan Ciliwung, Jakarta Timur melansir detikNews, Senin (31/7/2023). Jokowi ditanya apakah akan mengevaluasi penempatan perwira TNI yang menduduki jabatan sipil agar polemik serupa tidak terulang.

Jokowi mengatakan seluruh kementerian dan lembaga akan dievaluasi. Dia menegaskan tidak ingin ada penyelewengan anggaran terjadi di tempat-tempat penting.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena kita tidak mau lagi di tempat-tempat yang sangat penting terjadi penyelewengan, terjadi korupsi," ujarnya.

Pimpinan KPK Limpahkan Kesalahan ke Penyidik

ADVERTISEMENT

Seperti diketahui, dalam OTT di Basarnas KPK menetapkan lima orang tersangka. Kelima tersangka itu terdiri atas tiga pihak swasta selaku pemberi suap dan dua oknum TNI masing-masing Kabasarnas Marsdya TNI Henri Alfiandi dan Koordinator Staf Administrasi (Koorsmin) Kabasarnas Letkol Afri Budi Cahyanto selaku penerima suap.

Pengumuman tersangka kepada dua anggota TNI itu direspons pihak Puspom TNI. Mereka keberatan atas langkah yang dilakukan KPK.

Danpuspom TNI Marsda TNI Agung Handoko mengatakan penetapan tersangka KPK dalam hal ini keliru. Sebab, lanjut dia, penetapan tersangka hanya bisa dilakukan oleh Puspom TNI karena statusnya masih perwira aktif.

"Penyidik itu kalau polisi, nggak semua polisi bisa, hanya penyidik polisi. KPK juga begitu, nggak semua pegawai KPK bisa, hanya penyidik, di militer juga begitu. Mas, sama. Nah, untuk militer, yang bisa menetapkan tersangka itu ya penyidiknya militer, dalam hal ini Polisi Militer," jelasnya saat dihubungi, Jumat (28/7).

Dari sini polemik OTT di Basarnas dimulai. Rombongan TNI dipimpin Marsda Agung lalu menyambangi gedung KPK pada Jumat (28/7) sore untuk menanyakan bukti hingga penetapan Kabasarnas sebagai tersangka.




(afb/afb)


Hide Ads