Dinas Kesehatan Provinsi Riau mencatat ada 1.795 kasus gigitan hewan penular rabies pada paruh pertama 2023. Dari angka itu tertinggi ada di Kabupaten Siak dengan 254 kasus.
"Kalau data kasus gigitan hewan penularan rabies sejak Januari-Juni ada 1.795 kasus. Tertinggi ada di Siak," terang Humas Dinas Kesehatan Riau, Rozita di Pekanbaru, Rabu (26/7/2023).
Rozita mengatakan, seluruh daerah di Riau sudah terdeteksi kasus. Bahkan ada data khusus yang masuk di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada data masuk juga di RSUD sebanyak 179 kasus. Terendah di Meranti 29 kasus," kata Rozita.
Sementara dari jumlah kasus itu, tercatat ada 1.444 kasus sudah dilakukan vaksin anti rabies (VAR) 1. Vaksin anti rabies itu selalu tersedia di Dinas Kesehatan di masing-masing daerah di Riau.
"VAR tersedia di kota kabupaten. Makanya kita minta ke semua masyarakat untuk melaporkan kasus agar ditangani dengan cepat," kata Rozita.
Sebelumnya Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Riau mencatat ada lima warga Indragiri Hilir (Inhil) digigit anjing rabies. Satu di antaranya pria berinisial SF (28) warga Desa Kempas Jaya meninggal dunia karena tak melapor.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Riau, Drh Faralinda, mengatakan korban sempat dilarikan ke RSUD Puri Husada Tembilahan, namun tak tertolong.
"Kami mendapat laporan satu warga Indragiri Hilir meninggal dunia karena digigit anjing rabies," ujarnya.
Faralinda mengatakan korban tak terselamatkan karena sebelumnya menganggap digigit biasa. Bahkan tidak menularkan rabies setelah digigit.
"Korban ini digigit pada Februari lalu, tapi meninggal baru minggu lalu. Ini kan cukup lama, dianggap biasa saja tetapi akhirnya berdampak buruh. Empat bulan setelah digigit," kata Faralinda.
(ras/dpw)