Pantai di Rio Grande, Argentina, dibuat heboh dengan kematian ribuan ikan penis Bangkai ikan penis itu pun menutup sebagian sisi pantai.
Dilansir detikTravel Jumat (21/7/2023), ikan penis suka mengubur diri mereka di pasir, tetapi badai dan gelombang besar di lautan dapat dengan mudah membuat mereka keluar dari habitatnya dan mendarat di daratan.
Ternyata peristiwa kematian ribuan ekor ikan penis bukan yang pertama terjadi. Pada tahun 2019, ribuan cacing muncul di pantai Drakes Beach dekat San Francisco setelah badai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahli Biologi dari Wildlife Society Bagian Barat, Ivan Parr, menyebut warga sekitar pantai tidak percaya ikan penis adalah cacing.
"Saya telah mendengar berbagai teori imajinatif dari para penjelajah pantai, seperti buih-buih dari kapal pengangkut bratwurst yang karam," katanya.
![]() |
Ahli biologi kelautan Australia menjadi viral di media sosial pada tahun 2021 setelah membagikan foto ikan penis dan mengundang para netizen untuk berkomentar.
"Di mana Anda meletakkan baterainya?" canda seorang pengguna.
"Wow, beberapa hewan laut akan bersenang-senang dengan itu," canda yang lain.
Ikan penis hanyalah sebutan, nama aslinya adalah cacing sendok atau urechis unicinctus. Diberi nama tersebut karena hewan laut satu ini disebut berbentuk mirip kelamin pria.
Ukuran ikan penis ini cukup besar, yakni sekitar 25 cm. Hewan ini memiliki batang, kepala, juga lubang yang dapat mengeluarkan air. Cacing tersebut biasanya hidup di dasar lautan, namun terdampar ke daratan saat badai besar melanda daerah Rio Grande.
Bukti fosil telah mengidentifikasi bahwa makhluk ini telah ada selama 300 juta tahun. Seekor urechis unicinctus bahkan diprediksi dapat hidup hingga 25 tahun.
Anehnya, ikan penis juga bisa dimakan dan sering disajikan di pasar-pasar di Korea Selatan, Cina, hingga Jepang.
Ikan ini dikatakan memiliki tekstur yang kenyal dan memiliki rasa yang sangat manis, sering kali disajikan dengan saus gurih yang terbuat dari minyak wijen atau cuka dengan gochujang.
(astj/astj)