Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat alias VBL menilai orang miskin yang tak bekerja seperti benalu. Dia menyebut orang seperti itu tidak layak menjadi orang Indonesia.
Awalnya politisi Partai NasDem ini menyebut banyak orang yang mendeklarasikan diri miskin. Hal itu dilakukan karena ingin mendapat bantuan pemerintah.
Di NTT, menurut Victor, ada kepala desa yang dengan sengaja memasukkan keluarganya sebagai orang miskin agar mendapat bantuan dari pemerintah. Padahal secara ekonomi keluarga kepala desa itu masuk kategori mampu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perilaku-perilaku itu sangat tidak mendukung pembangunan di NTT," ujarnya dilansir detikBali Sabtu (15/7/2023).
Perilaku seperti inilah yang diyakini Victor membuat jumlah orang miskin terus meningkat. Sebab, pemerintah menyiapkan bantuan.
"Tetapi kalau kita ubah sistemnya, tahun ini kita bantu dan tahun depannya masih tetap miskin, maka kita bawa dia ke jalur hukum. Pasti orang tidak mau miskin lagi karena takut nanti dihukum," sentilnya.
Menurut Viktor, upaya menekan inflasi tidak mungkin hanya dengan menyiapkan bantuan secara terus-menerus. Ia menganalogikan bantuan untuk masyarakat miskin itu sebagai pemadam kebakaran.
"Saya pikir itu sama dengan pemadam kebakaran. Kita hanya tunggu kapan terbakar, baru kita datang. Kita tidak mendesain bagaimana supaya tidak terjadi kebakaran," ungkapnya.
Sistem seperti itu, kata Victor, harus segera diubah. Jika tidak maka semua orang mau menjadi miskin
"Orang miskin tanpa bekerja itu sama dengan benalu dan dia tidak layak menjadi WNI. Untuk itu, harus segera diubah mindset-nya supaya cara berpikirnya benar. Cara berpikir seperti itu harus kita ubah di NTT. Karena kalau tidak, nanti semua orang mau jadi miskin," tuturnya.
(astj/astj)