Gubernur Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi berbicara tentang pentingnya keberadaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM). Dengan adanya LPM, Edy mengatakan seharusnya Pesantren Al-Zaytun di Indramayu dan aksi terorisme seperti yang dilakukan Noordin M Top tidak dapat berkembang.
Edy menyampaikan hal itu saat acara Pelantikan DPD LPM Sumut yang digelar di Kantor Gubernur Sumut. Awalnya Edy berbicara soal peran LPM di desa-desa untuk membantu dan memberikan edukasi ke masyarakat.
"Program ada di desa, tadi itu tentang ekonomi, politik, sosial, budaya," kata Edy dalam acara, Kamis (6/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Edy kemudian menyebut LPM seharusnya berperan untuk menghalangi berkembangnya pemahaman yang menyimpang di masyarakat. Salah satunya seperti yang terjadi di Al-Zaytun yang saat ini menjadi kontroversi.
"Masak ada Al-Zaytun di desa sana. Coba kalau di zaman itu. Kan LPM-nya tidak berfungsi," ucap Edy.
Selain soal Al-Zaytun, Edy juga menyebut LPM seharusnya berperan menghalangi adanya aksi-aksi terorisme yang berkembang di desa. Dia kemudian menyinggung Noordin M Top yang terlibat dalam serangkaian aksi peledakan bom di Indonesia.
"Noordin M Top, tiga bulan meracik bom di desa, bisa terjadi karena kalian (LPM) tak jalan," jelasnya.
Ketua DPD LPM Sumut, Rolel Harahap, dalam acara itu menjelaskan soal awal lahirnya LPM. Dia mengatakan, LPM ini dahulunya merupakan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD).
"LPM ini adalah metamorfosa dari LKMD. Sebuah institusi yang sengaja dibuat pemerintahan orde baru, yang pada saat itu dipelopori oleh TNI dalam rangka menguatkan ketahanan masyarakat di berbagai aspek kehidupan," tutur Rolel.
Rolel kemudian menyebut LKMD itu berubah menjadi LPM untuk memperkuat pemberdayaan masyarakat. Persoalan pemberdayaan ini yang nantinya menjadi hal yang akan mereka kerjakan.
"Setelah reformasi, ketahanan masyarakat itu harus dilakukan dengan pemberdayaan di berbagai bidang. Oleh karenanya ini menjadi perhatian kami ke depan," paparnya.
(afb/astj)