Ratusan jemaah Tarekat Syattariyah di Korong Pinang, Pauh Kambar, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat (Sumbar) baru melaksanakan salat Idul Adha 1444 Hijriyah, hari ini. Tarekat ini merayakan Hari Raya Kurban, telat sehari dari penetapan pemerintah.
Tuangku Kuning Arif Rusman mengatakan, seluruh jemaah tarekat Syattariyah di Korong Pinang dan seluruh jemaah Tarekat Syattariyah, yang berpusat di Ulakan mengelar salat Idul Adha hari ini.
Baca juga: Heboh Sapi Kurban Lepas dan Masuk Tol |
"Memang kami semuanya serentak melaksanakan hari ini, sesuai hitungan dan kepercayaan kami," katanya saat ditemui detikSumut, usai salat, Jumat (30/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penentuan waktu salat Idul Adha tarekat ini berdasarkan bilangan takwim khamsiah yang telah diajarkan secara turun-temurun dari ulama-ulama terdahulu di Padang Pariaman.
"Kami dari Syattariyah, menentukan jatuhnya 10 Dzulhijjah dilakukan berdasarkan bilangan takwim khamsiah. Penentuan ini sudah diketahui jauh-jauh hari. Dan di sini kami tidak melihat bulan, karena untuk melihat bulan hanya untuk salat Idul Fitri," terangnya.
Pantauan detikSumut di Surau Baru Korong Pinang, khotbahdibacakan dalam bahasa Arab oleh Tuangku Kuning Arif. Nampak masyarakat yang mengikuti salat di sana khusyuk mendengarkan khotbah yang disampaikan.
Setelah salat dan khotbah, para jemaah makan bersama di surau itu.
"Makan bersama ini, sudah tradisi juga. Karena sebelum salat, kita puasa. Jadi sambil melepas puasa kita makan bersama," ungkapnya.
Reno, salah seorang jemaah, mengungkapkan dia dan warga di sini sudah biasa melaksanakan salat terlambat dari daerah lain. Katanya, mereka semua sudah terbiasa.
"Karena dari kecil, kami sudah sangat sering salat kami terlambat dari pemerintah, namun kadang juga sama dengan pemerintah. Jadi sudah biasa," terangnya.
Adapun Tarekat Syattariyah dibawa oleh Abdur Rauf Al Sinkili ke Indonesia. Abdur Rauf Al Sinkili adalah seorang ulama sufi besar kerajaan Aceh pada abad ke-17 (1606-1637 M).
Di Padang Pariaman sendiri, tarekat ini dibawa dan dikembangkan oleh Syekh Burhanuddin. Basis Tarekat Syattariyah ada Kabupaten Padang Pariaman.
(dpw/dpw)