Anggota Komisi V DPR RI Sumail Abdullah mengatakan pembangunan Fly Over Sitinjau Lauik pertama kali diinisiasi oleh Anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade. Ia menyebut Andre yang berasal dari Dapil Sumatera Barat (Sumbar) ini mengusulkan proyek dengan konsep KPBU (Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha).
"Pembangunan (fly over Sitinjau Lauik) ini merupakan sebuah mega proyek yang didapatkan masyarakat Sumbar. Itu pertama kali diinisiasi atau diaspirasi dan sekaligus digaungkan oleh Andre Rosiade dari Fraksi Partai Gerindra, Dapil Sumbar-1," kata Sumail dalam keterangan tertulis, Kamis (22/6/2023).
Ia mengatakan Andre Rosiade sangat mengawal kegiatan mega proyek yang ada di Sumbar sebagai tempat yang menjadi daerah pemilihan (dapil)-nya tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena kami bagian dari satu Fraksi, tentu kami di Komisi V sangat mendukung agar proyek ini bisa terselenggara dengan baik dan bisa dinikmati oleh masyarakat luas," ujar Sumail.
Menurutnya, Andre Rosiade punya tempat khusus di Fraksi Gerindra. Ia menyebut Andre memang berada di Komisi VI. Namun, Andre juga turut mengawal dan mengurus perpindahan fraksi sementara waktu melalui mekanisme Bawah Kendali Operasi (BKO) jika ada sejumlah kegiatan penting di daerahnya.
"Pada saat itu beliau hadir di Komisi V, rapat dengan kementerian (terkait) bagaimana tindak lanjut dari pembangunan Fly Over Sitinjau Lauik," katanya.
Ia mengatakan atensi dan perhatian Andre terkait pembangunan Fly Over Sitinjau Lauik merupakan wujud nyata perhatian Andre terhadap dapilnya.
"Sikap Fraksi Gerindra sangat mendukung (gagasan Andre Rosiade), sebagaimana yang diamanatkan oleh Prabowo Subianto, kami harus selalu terjun ke masyarakat, dengarkan apa yang menjadi keluhan, aspirasi dan segera lakukan komunikasi pihak terkait agar segera dilakukan pembangunan," imbuh Sumail.
Progres Pembangunan Fly Over Sitinjau Lauik
Usai meninjau progres pembangunan, Sumail mengungkapkan Sumail proyek jembatan layang Sitinjau Lauik sudah masuk ke tahap penyelesaian dokumen Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal).
"Terus kemudian beberapa (dilengkapi) untuk Rancang Bangun Rinci atau Detail Engineering Design (DED) dilakukan. Pembangunan (Fly Over Sitinjau Lauik) ini merupakan sebuah mega proyek yang didapatkan masyarakat Sumbar," jelasnya.
Ia menyebut hadirnya Fly Over Sitinjau Lauik akan memberi dampak positif.
"Harapannya ke depan, tentu secara ekonomi, sosial, dan secara lingkungan tentu berdampak, secara ekonomi tentu akan memberikan perhatian (efisiensi biaya) kepada operasional kendaraan," ungkap pria berdarah Sumatera Selatan ini.
"Kemudian, menimbulkan pertumbuhan ekonomi di sini. Secara sosial, mengurangi kemacetan, (meminimalisasi), terus kemudian dampak kecelakaan yang selama ini kita dengar, bahwa hampir tiap hari terjadi kecelakaan yang menimpa di daerah sini," sambungnya.
Sumail menambahkan Komisi V DPR RI hadir meninjau progres pembangunan ini demi memastikan Fly Over Sitinjau Lauik segera dibangun pemerintah.
"Karena memang negara harus hadir terhadap penyelenggaraan transportasi yang memberikan dampak ekonomi dan keselamatan seluruh warga yang ada, terutamanya yang berdomisili di Sumbar, menghubungkan Kota Padang dengan Kabupaten Solok," tutur Sumail.
Adapun pembangunan Fly Over Sitinjau menurutnya bisa dilakukan setelah mendapatkan persetujuan atau izin prakarsa.
"Progres tinggal menunggu persetujuan prakarsa saja, setelah itu lelang, dan kemudian dibangun. Izin prakarsa tentunya dari beberapa stakeholders dan pemerintah, karena sebagai penyelenggara utama (pemerintahan), seperti itu," sebutnya.
Sumail meyakini pembangunan Fly Over Sitinjau Lauik bisa dilaksanakan tahun ini, atau paling lambat di 2024. Ia pun membantah pernyataan salah seorang anggota Komisi V DPR RI lainnya yang pesimis pengerjaan mega proyek itu bisa dilakukan pada tahun 2024.
"(Paling lambat 2024) untuk memulai ground breaking, karena tahapan-tahapan sudah (disiapkan) sedemikian rupa dan ini memang sejak tahun 2019 sudah pernah diusulkan," katanya.
Lebih lanjut, Sumail mengatakan pembangunan Fly Over Sitinjau Lauik menggunakan pola Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) serta Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) yang akan dikerjakan Hutama Karya (HK).
Sementara itu, anggota DPR RI asal Sumbar, Andre Rosiade menegaskan pihaknya akan terus mengawal progres pembangunan Fly Over Sitinjau Lauik.
"Alhamdulillah, kami selalu meng-update pembangunan Fly Over Sitinjau Lauik ini. Kami sebagai anggota DPR asal Sumbar akan terus fokus mengawal dan mengawasi pembangunan Fly Over Sitinjau Lauik ini," ungkap Andre.
Pihaknya mengaku terus berkoordinasi dengan berbagai pihak. Mulai dari Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Direksi PT HK dan dirjen di lingkungan KemenPUPR, seperti Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian PUPR, Herry Trisaputra Zuna dan lainnya.
Andre memaparkan progres pembangunan Flyover Sitinjau Lauik sedang dalam masa persetujuan izin prakarsa. Nantinya, proyek itu akan dikerjakan dengan mekanisme KPBU (Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha).
Politisi Partai Gerindra ini menyebut anggaran yang dikucurkan untuk tahap pertama mencapai Rp 2,7 triliun untuk lokasi Panorama 1. Dana ini termasuk untuk evaluasi kesepakatan rencana biaya pelaksanaan (RBP) Konstruksi, pemenuhan dokumen KA-ANDAL (Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan), dan pemenuhan dokumen DPPT (Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah).
Ketua Harian DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) itu mengatakan hadirnya fly over ini akan memberi manfaat sosial kepada masyarakat Sumbar. Beberapa di antaranya, pemerataan pembangunan, keselamatan transportasi, dan peningkatan aksesibilitas.
"Insyaallah proses akan terus berjalan dan Sumbar akan memiliki fly over baru yang bisa dinikmati. Tentu akan banyak manfaatnya, seperti manfaat ekonomi yang akan mempengaruhi peningkatan produktivitas, menghemat waktu, pengurangan biaya dan operasional kendaraan," jelas Andre.
"Manfaat lingkungan juga didapat, seperti pemerataan pembangunan, keselamatan transportasi dan peningkatan aksesibilitas," tambahnya.
Sebagai informasi, Sitinjau Lauik berada di area sepanjang 1,8 kilometer pada jalan utama yang menghubungkan Padang dan Solok dengan keseluruhan panjang sekitar 53 kilometer. Jalur itu menghubungkan Sumbar dengan Jambi dan merupakan Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) ke Pulau Jawa.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir dan Andre Rosiade telah meninjau lokasi rencana pembangunan. Erick juga menyetujui pembangunan fly over yang menjadi kunci untuk mengurai kemacetan dan longsor di jalan ekstrem itu.
Erick menilai fly over di jalur tersebut sangat dibutuhkan untuk mengatasi kemacetan dan kecelakaan yang rawan terjadi di sana. Ia pun menurunkan salah satu BUMN, yakni Hutama Karya (HK), untuk persiapan pembangunan fly over.
"Pembangunan fly over Sitinjau Lauik kami dari BUMN mendukung penuh dengan menurunkan HK," pungkasnya.
(ncm/ega)