Duduk Perkara Anggota DPRD Sumut yang Viral Disebut Marahi Mahasiswa

Duduk Perkara Anggota DPRD Sumut yang Viral Disebut Marahi Mahasiswa

Tim detikSumut - detikSumut
Senin, 19 Jun 2023 07:30 WIB
Anggota DPRD Sumut, Sri Kumala Sari (Foto; Istimewa)
Foto: Anggota DPRD Sumut, Sri Kumala Sari (Foto; Istimewa)
Medan -

Penggalan video anggota DPRD Sumut dari Fraksi Gerindra Sri Kumala marah-marah kepada mahasiswa viral di media sosial. Sri Kumala disebut marah lantaran tidak Terima dikritik oleh mahasiswa.

Video itu diunggah akun TikTok atas nama Syafi'i SH. Pengunggah video menambahkan narasi pada video yang dibagikannya. "Apakah masih layak DPRD seperti ini dipilih lagi? Kalau gak mau dikritik ya jangan jadi anggota dewan buk," tulis narasi video yang dilihat detikSumut Sabtu (17/6/2023).

Peristiwa itu terjadi saat Sri Kumala menjalani kegiatan reses di Desa Sei Jawi-jawi, Kecamatan Sei Kepayang Barat, Kabupaten Asahan. Pada video tersebut tampak puluhan orang berkumpul dan duduk dalam acara reses. Ada pula spanduk bertuliskan nama Sri Kumala dalam video itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terdengar seorang wanita yang diketahui anggota DPRD Sumut, Sri Kumala menggunakan pengeras suara memanggil seorang pemuda yang mengenakan hoddie dan berpeci hitam. Belakangan pemuda yang dipanggil itu diketahui merupakan seorang mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta di Asahan.

"Kau baru anak kemarin, nanti ku laporkan kau sama apa kau. Kau duduk di sini," terdengar suara Sri Kumala dalam video itu seraya memanggil mahasiswa tersebut maju ke depan.

ADVERTISEMENT

Mahasiswa yang dipanggil Sri Kumala itu pun maju. Dia kemudian dipersilakan duduk di depan menghadap masyarakat peserta reses yang hadir.

"Kau di sini (mempersilahkan mahasiswa tersebut duduk). Kau yang seharusnya mengasi tau orang-orang tua di sini. Jangan kau pula yang mancing," ujar Sri Kumala.

Saat itu Sri Kumala juga menghardik mahasiswa yang dipanggilnya tersebut untuk berhati-hati bicara dengannya. Ia juga sadar apa yang baru saja dikatakannya diliput oleh awak media yang ada di lokasi reses.

"Ini ada media (wartawan) di sini. Biar kau tahu. Saya ke desa ini, tolong dicatat ya bapak media, seharusnya saya tidak boleh datang ke desa ini. Ada salah satu anggota dewan yang melarang saya. Gimana saya membawa 'kue' ke sini, saya dilarang turun ke desa ini," ujarnya dalam nada suara meninggi.

Sri Kumala pun menjelaskan kepada masyarakat desa yang ada di depannya, bagaimana desa mereka bisa maju jika masyarakat dan anggota DPRD-nya tidak kompak dan bersatu.

Anggota DPRD Sumut tersebut kemudian mengarahkan pembicaraannya lagi kepada mahasiswa yang baru saja dipanggilnya tadi.

"Kau nanti, kita sama-sama menghadap sama ini kau ya, dosen kau. Aku juga dosen. Kau lihat di Kopertis siapa ini (menunjuk dirinya sendiri). Aku bukan hanya sebagai anggota dewan ya. Sopan kau sikit ngomong," ujarnya.

Baca selengkapnya di halaman berikut......

Sri Kumala menyebut mahasiswa yang dipanggilnya itu sebelumnya tidak bersikap sopan saat hadir di acara resesnya. Namun belum jelas apa pertanyaan si mahasiswa kepada dirinya.

"Kalau kau tadi baik, ku bantu kau bantuan Provinsi Sumatera Utara. Tak bayar orang tua kau kuliah. Tapi karena kau tidak sopan, aku juga bisa lebih enggak sopan ya, biar tau," katanya ke arah mahasiswa tadi.

Dalam kesempatan itu Sri Kumala kepada warga di sana juga menyebutkan sebenarnya ia sudah memiliki firasat tidak diterima di desa tersebut untuk memberi bantuan bersamaan reses yang digelarnya.

Sri Kumala membantah telah mahasiswa tersebut di depan warga. Apalagi peristiwa itu disebut sebagai bentuk arogansi, dia menepis itu.

"Bahwa kegiatan yang ada di desa Si Jawi-jawi itu menurut saya tidak benar (disebut arogan). Kenapa, bahwa di waktu awal sebelum saya buka kegiatan reses itu saya ada memperjelaskan kepada seluruh peserta bahwa yang namanya reses itu ada aturan," kata Sri Kumala kepada detikSumut melalui rekaman video, Minggu (18/6/2023).

Ia mengatakan selama mengelar reses, banyak warga yang keluar masuk ke dalam acara bahkan datang saat pertengahan kegiatan sehingga situasi reses tidak kondusif. Adapun lokasi reses di Desa Sei Jawi-jawi tersebut, diketahui memang digelar di tengah tanah lapang terbuka.

"Yang ujung-ujungnya (warga yang hadir) hanya (datang saat) mengambil momen acara yang dikatakan ada bagi-bagi makanan. Itulah yang dari awal saya minta kesepakatan bersama," ujarnya.

Sudah kesal sejak awal sebelum hadir di acara reses, Sri Kumala malah semakin jengkel ketika mendengarkan pertanyaan seorang mahasiswa yang menurutnya berbahasa tidak sopan di depan masyarakat terhadap dirinya.

Perwakilan rumah aspirasi Sri Kumala, OK Rasyid, menjelaskan anggota DPRD Sumut tersebut tidaklah benar-benar marah ke mahasiswa.

"Ibu Sri Kumala tidak marah. Beliau hanya menjelaskan agar mahasiswa tersebut berbicara sopan dan bicara sesuai data fakta," kata Ok Rasyid.

Rasyid menjelaskan saat itu Sri Kumala hanya bermaksud menasehati mahasiswa yang dipanggilnya itu agar berbicara sopan ketika bertanya. Sebab, reses merupakan kegiatan resmi anggota dewan di luar masa sidang parlemen dalam rangka menjemput aspirasi masyarakat.

Kata Ok Rasyid, ketika itu mahasiswa tersebut bertanya soal infrastruktur jalan di Kabupaten Asahan dan masalah bantuan yang dinilainya tidak tepat sasaran.

"Karena beliau reses itu dalam rangka menjemput aspirasi. Dan sampai acara reses selesai adik mahasiswa tersebut duduk di bangku depan bersama kepala desa," ujarnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Anggota DPRD Sumut Cekik Pramugari, Wings Air Ambil Langkah Hukum"
[Gambas:Video 20detik]
(astj/afb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads