Sumpah Serapah Kader Demokrat Sumut ke Moeldoko

Round Up

Sumpah Serapah Kader Demokrat Sumut ke Moeldoko

Tim detikSumut - detikSumut
Selasa, 13 Jun 2023 07:30 WIB
Moeldoko
Moeldoko (Foto: Dok KSP)
Medan -

Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko dicaci maki kader Partai Demokrat Sumatera Utara. Mantan Panglima TNI itu dituding maling, pengecut di tengah upaya peninjauan kembali (PK) yang diajukan ke Mahkamah Agung (MA).

Secara bergantian kader Demokrat menyampaikan sumpah serapah ke Moeldoko di panggung mimbar umum yang digelar di depan kantor DPD Demokrat Sumut. Bukan hanya makian, mereka juga menyebut Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akan turun ke jalan apabila PK yang diajukan Moeldoko dikabulkan MA.

"Ini kita berkumpul mau menyampaikan pesan bahwa kami siap jika negara tidak berpihak kepada kebenaran," kata Ketua DPD Demokrat Sumut, Lokot Nasution, Senin (12/6/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lokot menilai tidak ada dasar MA mengabulkan PK yang diajukan oleh Moeldoko. Sebab, Moeldoko tidak pernah menjadi kader Partai Demokrat, namun tiba-tiba menggelar kongres luar biasa (KLB) dan ingin menjadi ketua umum.

"Kami akan dampingi pak SBY, mas AHY turun ke jalanan. Biar kalian tahu, orang yang pernah memimpin 10 tahun sebagai presiden turun ke jalanan menuntut keadilan," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Ketua Demokrat Sumut, Lokot Nasution (baju putih) besama kader Demokrat di Medan meminta MA menolak PK yang diajukan Moeldoko. (Goklas Wisely/detikSumut)Ketua Demokrat Sumut, Lokot Nasution (baju putih) besama kader Demokrat di Medan meminta MA menolak PK yang diajukan Moeldoko. (Goklas Wisely/detikSumut).

Menurutnya, kalau negara berpihak kepada kebenaran, tidak mungkin PK itu terjadi. "Makanya kita perlu menyuarakan ini, kali kali, mungkin, para pemutus itu hatinya bisa tergugah. Bahwasanya yang berhak terhadap partai ini adalah AHY," ungkapnya.

Lokot pun tak menampik langkah Moeldoko itu dicurigai berkaitan dengan proses Pilpres ke depan. Meski begitu, ia mengaku tidak ingin mencampurkan soal politik dan hukum.

"Pastilah, tapi kita tidak usah jauh ke arah situ. Karena ini politik, sedangkan ini hukum. Hukum ini sendiri tidak mau kita campurkan dengan politik. Meski kita tidak bisa pungkiri itu," sebutnya.

Lokot berpandangan memang saat ini pihaknya adalah lawan paling keras terhadap rezim. "Dan punya kemungkinan Anies dan AHY menjadi penantang terkuat di negara ini. Maka segala cara dilakukan termasuk pengambilan partai ini," jelasnya.

"Tapi ini asumsi, kita tidak mau. Kita bicara sistem hukumnya saja. Ini negara hukum, memenangkan orang yang tidak punya hak. Saya sampaikan tadi, kalau anak kalian ditampari di jalan, lalu kalian yang dipenjara. Mau hidup di negara ini? Aku tidak mau," tutupnya.

Wakil Ketua Demokrat Sumut, Akhyar Nasution, mengatakan sebagai kader mereka tetap loyal dan patuh kepada AHY.

"Ini adalah partai politik yang dibangun dari struktur partai. Jadi kalau ada yang ingin membajak partai dengan kekuatan hukum, itu adalah seorang pengecut," ujar Akhyar.

"Jadi dalam hal ini, kami minta kepada saudara Moeldoko punya malu lah. Saudara Moeldoko, wajah anda itu ditonton seluruh Indonesia bahwasannya anda akan menjadi maling partai," tambah mantan Wali Kota Medan ini.

Selengkapnya di Halaman Berikutnya...

Dia menjelaskan agar Moeldoko tidak mempermalukan anak dan cucunya ke depan akibat tindakan PK yang dilakukan saat ini. Ia meminta agar Moeldoko menjadi orang terhormat di negeri ini.

"Saudara jadi Panglima TNI karena diangkat oleh Pak SBY. Di mana penghargaamu terhadap orang yang mengangkat harkat dan martabatmu di negara ini," sebutnya.

"Jangan lah saudara menjadi Tunggul Ametung. Anda akan dikutuk tujuh keturunan. Sabar lah kalau anda ingin jadi Ketum partai, bangun lah sebuah partai. Jangan copet partai yang sudah ada dengan kekuasaan yang sekarang anda miliki," sambungnya.

Ketua Fraksi Demokrat DPRD Medan, Burhanuddin Sitepu mengingatkan kepada Moeldoko agar insaf di umur yang sudah berusia 70 tahun-an.

"Jadi kapan lagi dirinya insaf. Untuk membayar segala perbuatan yang dilakukannya berbentuk dosa. Kan sudah waktunya Pak Moeldoko ini berpikir luas. Kapan lagi coba? Usianya udah di ambang batas ini," ungkapnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Heboh Pernikahan Anak di Lombok Berujung Ortu Pengantin Dipolisikan"
[Gambas:Video 20detik]
(astj/astj)


Hide Ads