Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta enam daerah selain Kota Batam di Kepulauan Riau (Kepri) agar mempermudah masuknya investasi. Menurut Tito, enam daerah tersebut belum maksimal untuk menerima investasi.
"Hampir seluruh kabupaten kota yang ada di Kepri masih tergantung pada transfer dana pusat, Batam terbilang cukup baik karena PAD lebih besar daripada dana transfer. Di Kota Batam ada BP Batam. Sehingga investasi swastanya hidup," kata Tito di Batam, Jumat (19/5/2023).
"Yang lain (kabupaten kota), tolong investasinya dihidupkan. Baik investasi dalam negeri maupun luar. Termasuk menghidupkan sektor UMKM. Karena kabupaten kota selain Batam tergantung sama transfer pusat," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tito juga memberikan saran kepada Kota Tanjungpinang, Kabupaten Karimun, Kabupaten Lingga, Anambas dan Natuna agar memaksimalkan perizinan investasi. Ia meminta administrasi birokrasi yang berbelit agar dipangkas.
"Kita minta daerah yang belum memiliki pelayanan satu atap agar disegerakan. Seperti mengefektifkan mal pelayanan publik. Kepala daerah harus memastikan tidak berbelit perizinan," ujarnya.
Menurut Tito, bila pemerintah kabupaten/kota terlalu tergantung pada dana transfer pusat maka akan memperlambat perkembangan daerahnya. Oleh sebab itu, perlu adanya lompatan atau inovasi dari setiap kabupaten/kota di Kepri untuk menarik investasi dan memastikan keamanan serta kejelasan investasi di daerah masing-masing.
"Itu susah membuat lompatan. Saya minta perhatikan kemudahan perizinan, kepastian kepada mereka, dan keamanan kepada mereka," tegasnya.
Tito menilai, kondisi ekonomi terutama inflasi di Kepri cukup terkendali. Terlebih dengan angkat pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata nasional. Artinya, harga barang dan jasa relatif terjangkau.
"Saya berterima kasih kepada kepala daerah di Kepri karena inflasi di April terkendali di bawah nasional. Nasional 4,33 persen," ujarnya.
(dhm/dhm)