Anggota Pemuda Pancasila (PP) Belawan bernama Dedi tewas saat insiden pertiban bangunan liar. Pihak PP dan Pemkot Medan memiliki cerita berbeda soal peristiwa itu.
Penertiban bangunan liar itu terjadi di Jalan Beliton, Kelurahan Belawan II, Kota Medan pada Kamis (11/5) sekitar pukul 18.30 WIB. Pos PP itu ditertibkan karena berdiri di atas drainase.
Ketua PAC PP Belawan, Hendra mengatakan anggotanya tewas tertimpa bangunan. Saat itu korban tengah berusaha mempertahankan barang-barang yang ada di bangunan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi saat itu Satpol PP menertibkan kantor kita di Jalan Beliton pakai palu. Nah, beberapa anggota coba mempertahankan kantor itu," kata Hendra kepada detikSumut, Jumat (12/5/2023).
Ketika berusaha mempertahankan barang yang ada di dalam gedung, korban justru tertimpa reruntuhan bangunan.
"Waktu itu Dedi ini mau menyelamatkan barang-barang di dalam gedung. Ternyata tertimpa beton gedung itu pas di bagian kemaluan serta pinggangnya," tambahnya.
Setelah tertimpa bangunan yang roboh, Hendra menyebut Dedi sempat pingsan dan dilarikan ke rumah sakit terdekat. Beberapa menit kemudian, lanjut Hendra, Dedi menghembuskan nafas terakhirnya.
"Dedi akhirnya meninggal dunia dan langsung dibawa ke rumahnya di daerah Jalan Beliton itu juga. Semalam itu Pak Bobby juga sudah datang untuk turut berduka," ucapnya.
Hendra mengungkapkan sangat menyayangkan tindakan yang dilakukan Satpol PP karena sampai menghilangkan nyawa Dedi. Kini, Dedi pun telah dikebumikan pada siang tadi.
"Untuk rencana ke depannya kita maunya melakukan proses hukum ke depan. Cuma keluarga memang sudah mengikhlaskan. Tapi sampai saat ini masih kita rundingkan langkah apa yang mau diambil," tutupnya.
Kasatpol PP Medan, Rakhmat Harahap punya cerita sendiri soal insiden tewasnya Dedi, anggota PP Belawan saat penertiban bangunan liar. Kata dia, almarhum Dedi tiba-tiba mendatangi bangunan yang sedang dirubuhkan anggotanya.
Rakhmat menjelaskan penertiban dilakukan karena pos PP itu berada di atas saluran drainase. "Iya, kemarin itu kita penertiban bangunan di atas drainase," kata Rakhmat.
Kemudian dia pun menjelaskan awal mula peristiwa itu terjadi. Awalnya penolakan terjadi saat petugas melakukan penertiban kantor PP yang berdiri di atas drainase.
Suasana saat itu, kata Rakhmat, mulai memanas karena keinginan petugas untuk melakukan penertiban mendapatkan perlawanan dari anggota PP dan sejumlah warga. Bahkan alat berat yang akan digunakan untuk menghancurkan bangunan di lokasi tersebut hendak dibakar oleh warga.
Gesekan semakin tinggi saat adanya aksi lempar batu dan petugas Satpol PP terkena lemparan baru tersebut. Suasana saat itu tidak kondusif lagi.
"Anggota kita ada yang terkena lemparan batu karena memang suasananya semakin panas," jelasnya.
Cerita Berbeda di Halaman Berikutnya...
Kemudian untuk memenangkan suasana, dilakukan lah mediasi di salah satu warung yang berada di dekat lokasi. Saat itu, pihak PP meminta agar diberi waktu dua hari agar bisa mengevakuasi barang-barang mereka yang ada di dalam bangunan.
"Ya kita terima tawaran itu, kita senang, malah kita kasih seminggu, tapi dengan catatan dibuat surat perjanjian," ucapnya.
Namun, saat surat perjanjian tersebut disiapkan, malah pihak PP tiba-tiba menolak tawaran itu. Akhirnya petugas tetap melakukan penertiban bangunan itu.
Karena suasana saat itu sudah hendak mulai gelap, petugas akhirnya tetap melakukan penertiban dengan menggunakan manual, yakni menggunakan palu. Saat penertiban dan bangunan sudah mau roboh, tiba-tiba anggota PP tersebut mendekati bangunan dan akhirnya tertimpa dinding tersebut.
"Saat mau roboh, kami pun sudah menjauh, tiba-tiba lari dia (anggota PP yang tewas) ke arah bangunan itu," ujarnya.
Ternyata selain anggota PP itu, ada juga anak kecil yang saat itu hendak mendekati bangunan. Namun masih sempat diselamatkan oleh petugas dan selamat, petugas tersebut akhirnya kakinya tertimpa bangunan.
"Ada juga itu anak-anak, namun selamat karena anggota kita langsung narik, itu lah anggota kita kena kakinya," ungkapnya.
Setelah kejadian itu, Rakhmat bersama Wali Kota Medan Bobby Nasution mengunjungi rumah duka. Untuk mengucapkan belasungkawa atas peristiwa tersebut.
"Kemarin kami sama pak wali juga sudah takziah ke rumah yang meninggal itu," tutupnya.
Simak Video "Video: Heboh Pernikahan Anak di Lombok Berujung Ortu Pengantin Dipolisikan"
[Gambas:Video 20detik]
(astj/astj)