Polisi telah memeriksa sejumlah saksi terkait ditemukannya mayat seorang wanita bernama Asiah yang tewas terjatuh ke dalam kolong lift di Bandara Kualanamu, Sumut. Saksi yang diperiksa di antaranya petugas bandara, sedangkan untuk pihak keluarga dijadwalkan akan diperiksa hari ini.
Sebelumnya, pihak keluarga mengungkapkan kekecewaan kepada pihak bandara lantaran dinilai tak serius melakukan pencarian saat korban Asiah pertama kali dilaporkan hilang hingga akhirnya ditemukan 3 hari kemudian setelah membusuk di bawah lift.
Beragam dalih pun disampaikan pihak bandara baik sebelum ditemukan maupun setelah ditemukannya jasad korban. Berikut detikSumut rangkum jawaban pihak bandara terkait ditemukannya jasad korban yang telah membusuk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Tolak Cek CCTV Saat Pencarian
Pihak keluarga menyesalkan sikap petugas bandara yang dinilai tidak membantu pencarian korban saat pertama kali dilaporkan hilang. Keluarga mengaku sudah meminta petugas untuk mengecek CCTV lift namun tidak diizinkan.
"Hanya sekedar begitu dilihat di lift, dilihat kosong ya nggak ada lagi udah. Jadi kami minta CCTV, tapi mereka banyak prosedur atau gimana. Itu kan titiknya sudah tahu, kalau titiknya di lift, jadi ngapain kita ke mana-mana lagi, harusnya CCTV buka di lift, ketahuan," kata abang dari Asiah, Raja Hasibuan," Minggu (30/4/2023).
Raja menyebut petugas bandara tidak maksimal membantu pencarian Asiah. Bahkan tak ada pihak bandara yang membantu keluarga melakukan pencarian hingga dini hari di Bandara.
Terkait pengecekanCCTV pada hari menghilangnyaAsiah, Head of Corporate Communication PT Angkasa Pura Aviasi, Dedi Al Subur mengakui memang tidak dilakukan pengecekan lantaran dinilai tidak ada petunjuk apapun dan lift berfungsi normal. Pihaknya hanya melakukan pengecekan langsung ke dalam lift.
"Pengecekan langsung pada tanggal 24 dan kita lihat tidak ada petunjuk apapun. Jadi pengecekan secara langsung, untuk melihat di dalam lift karena dibilang terjebak di dalam lift makanya dicek. Oh kita cek lah di lift, ketika dibuka kosong tidak ada naik ke atas, lift tetap berjalan," terang Dedi.
2. Sebut Korban Buka Paksa Pintu Lift
Usai jasad korban ditemukan membusuk pada Kamis (2/4/2023), beredar rekaman CCTV saat korban terjatuh di kolong lift. Video itu pun viral di media sosial dan dibenarkan pihak Bandara.
Dalam rekaman CCTV yang beredar, tampak pintu lift di belakang Asiah terbuka namun tak dilihat oleh dirinya. Sedangkan pintu lift yang di depan Aisiah tak terbuka hingga membuatnya panik. Ia pun tampak beberapa kali menekan tombol-tombol lift sambil menelpon.
Dedi kemudian menjelaskan pintu lift yang terbuka saat itu tak seharusnya terbuka lantaran posisi lift belum berada pada lantai seharusnya.
"Jadi itukan mekanismenya sistem kelistrikan dan hidrolik. Tapi lift sempat terbuka dan tertutup tapi dibuka secara paksa. Namun ketika satu pintu masih tertutup, dipaksanya ini karena masih di posisi yang sama, mungkin secara sensor, dengan dipaksa itu bisa dibuka," jelas Dedi.
Dedi pun menjelaskan adanya celah lubang tersebut lantaran pada lantai 2 (tempat Aisiah terjatuh) merupakan ruang kosong yang dibatasi dengan dinding kaca. Ia menilai Asiah yang panik kemudian terjatuh dari lantai 2 ke basement kolong lantai 1.
"Jadi kami menyimpulkan almarhumah tidak mengetahui tentang beroperasinya lift dua pintu di samping mungkin konsentrasi beliau sambil menelpon pihak keluarga menanyakan di dalam lift saat mau keluar tapi pintunya tak terbuka makanya beliau memencet tombol lift dan memaksa untuk membuka pintu," katanya.
Baca dalih Bandara Kualanamu soal petugas CCTV izin rapat di halaman berikutnya....
3. Sebut Petugas CCTV Izin Saat Kejadian
Otoritas Bandara Kualanamu menyebut saat kejadian berlangsung, tak ada petugas CCTV yang berjaga. Hal itu lantaran petugas CCTV sedang izin mengikuti rapat sehingga pengawasan pada CCTV saat kejadian terlewatkan.
Padahal, kata Head of Corporate Communication PT Angkasa Pura Aviasi, Dedi Al Subur, ada 400 titik CCTV yang dijaga oleh tiga petugas bandara. Namun saat kejadian petugas pengawas tidak berada di ruang pengawasan karena sedang izin ikut rapat.
"Ada tiga orang yang menjaga, pakai shift juga. Tapi memang pada saat kejadian ada satu petugas CCTV yang mengikuti rapat. Kalau CCTV kurang lebih ada 400 titik lebih," ungkap Dedi, Senin (1/5/2023).
Dedi juga menyebutkan pihaknya sudah melakukan perawatan untuk fasilitas baik CCTV ataupun sarana lainnya secara rutin termasuk lift.
"Sesuai panduan pemeliharaan fasilitas lift, kami melakukan perawatan sesuai jadwal, kemudian ada petugas yang melakukan monitoring ke semua fasilitas baik X-Ray maupun CCTV ataupun fasilitas lift," ujarnya.
Keluarga Merasa Difitnah
Raja Hasibuan, abang kandung Aisiah merasa adiknya difitnah pihak bandara dengan jawaban dari pihak otoritas bandara termasuk soal korban yang disebut membuka paksa pintu hingga lalai karena menelepon.
"Jangan ada fitnah untuk adik saya, adik saya sudah meninggal, dibilang lagi yang gimana-gimana, kami sudah berduka ditambah lagi fitnah-fitnah yang menyakitkan," kata Raja Hasibuan, Minggu (30/4/2023).
Menurutnya, justru standar operasional prosedur (SOP) Bandara Kualanamu yang tidak jelas. Terlebih saat menerima laporan kehilangan orang, petugas bandara menurutnya kurang responsif menanggapi.
"Saya rasa SOP nya pun itu nggak jelas, ini bandara kelas internasional lho masa safety begitu, kemudian respon dari para petugas juga kurang baik, sangat-sangat kurang," ujarnya.
(nkm/nkm)