Viral Peneliti BRIN Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah Perkara Beda Hari Lebaran

Nasional

Viral Peneliti BRIN Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah Perkara Beda Hari Lebaran

Tim detikNews - detikSumut
Senin, 24 Apr 2023 15:14 WIB
Ilustrasi Facebook
Foto: Reuters
Jakarta -

Beredar komentar salah seorang peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang Hasanuddin yang mengancam membunuh warga Muhammadiyah gegara beda penetapan Hari Raya Idul Fitri 1444 H. Andi bahkan menyebut halalkan darah Muhammadiyah.

Viral komentar peneliti BRIN itu bermula dari tangkapan layar komentar tersebut yang dibagikan Rektor Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Ma'mun Murod di media sosial. Ia juga menandai sejumlah pejabat negara dalam unggahannya.

"Pak Presiden @jokowi Prof. @mohmahfudmd , Pak Kapolri @ListyoSigitP @DivHumas_Polri , Gus Menag @YaqutCQoumas , Kepala @brin_indonesia bgmn dg ini semua? Kok main2 ancam bunuh? BRIN sbg lembaga riset hrsnya diisi mereka yg menampakkan keintelektualannya, bkn justru spt preman." tulisnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak cuma Andi Pengerang, di tangkapan layar lainnya, peneliti BRIN bernama Thomas Jamaluddin juga turut menyampaikan soal perbedaan hari Lebaran tersebut. Dia mengatakan pemerintah memfasilitasi Muhammadiyah yang telah menentukan awal Lebaran 2023.

Andi Pangerang Hasanuddin dengan akun AP Hasanuddin membalas komentar seorang bernama Ahmad Fauzan S dalan unggahan Thomas. Di situlah AP Hasanuddin menuliskan ancamannya.

ADVERTISEMENT

"Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan? Banyak bacot emang!!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian," kata Andi dilansir detikNews, Senin (24/4/2023).

Saat dihubungi detikcom, Thomas membenarkan komentar-komentar itu ada di akun Facebook (FB) miliknya.

"Komentar-komentar itu ada di FB saya. Saya memuat terakhir itu soal dalil surat An Nisa ayat 59, 'Taatlah kepada Allah, rasul, dan Ulil Amri', Ulil Amri itu mestinya pemerintah. Nah di situ banyak sekali komentar. Satu lagi terkait dengan Fatwa MUI No 2/2004 soal wajibnya umat Islam Indonesia mengikuti keputusan pemerintah. Di situ juga banyak komentar," ucap Thomas.

Namun ia mengaku tidak tahu balasan komentar antara Ahmad dan Andi.

"Saya tidak tahu itu yang dikomentari Andi itu, itu kan Andi dengan Ahmad Fauzan ya. Saya cari lagi di kolom komentar, saya sudah tidak menemukan, mungkin sudah dihapus. Entah memperdebatkan apa, ya tapi terkait soal perbedaan itu sih. Saya tanya lagi ke Andi, itu komentar asalnya apa sih. Dia juga sudah lupa, dan ketika dicari lagi sudah tidak ada. Siapa yang menghapus juga belum tahu," ucap Thomas.

Ia pun menyebut sudah menegur Andi dan Andi juga sudah meminta maaf.

"Tentu saya tegur, itu berlebihan. Terus dia menyatakan dia menyesal dan dia menulis surat permintaan maaf," kata Thomas.




(nkm/nkm)


Hide Ads