Kampus Bantah Pecat-Syahadatkan Mahasiswa UTU karena Posting Jumat Agung

Kampus Bantah Pecat-Syahadatkan Mahasiswa UTU karena Posting Jumat Agung

Agus Setyadi - detikSumut
Selasa, 18 Apr 2023 16:17 WIB
Graduation hat with degree paper on a stack of book against blurred background
Ilustrasi mahasiswa. (Foto: Getty Images/iStockphoto/leolintang)
Banda Aceh -

Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah mengecam pimpinan Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh, Aceh Barat karena disebut memecat mahasiswa yang mengunggah flyer Jumat Agung. Pihak kampus membantah adanya pemecatan termasuk men-syahadatkan kembali para mahasiswa tersebut.

"Sampai saat ini, pimpinan UTU sama sekali tidak pernah memberhentikan atau melakukan pemecatan baik secara lisan ataupun secara tertulis terhadap mahasiswa yang dipandang bertanggung jawab dalam perkara ini dari statusnya sebagai bagian dari Pengurus DPM/MPM UTU. Informasi yang beredar seolah-olah Pimpinan UTU telah mengambil sikap berupa memberhentikan dan/atau melakukan pemecatan terhadap mahasiswa dari kepengurusan DPM/MPM adalah informasi yang keliru dan tidak benar," kata Rektor UTU Dr Ishak Hasan saat dimintai konfirmasi detikSumut, Selasa (18/4/2023).

Ishak menyebutkan, pihaknya juga telah mengirimkan surat klarifikasi ke Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek Dikti terkait permasalahan tersebut. Dalam surat itu memuat beberapa poin mulai dari kronologi pengunggahan flyer hingga isi klarifikasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Ishak, flyer berisi ucapan selamat memperingati Jumat Agung diunggah di Instagram DPM UTU pada Jumat 7 April lalu. Keberadaan flyer itu disebut mendapat respons dari berbagai komponen masyarakat termasuk alumni yang meminta flyer tersebut dihapus.

Di hari yang sama, DPM UTU disebut menghapus unggahannya. Namun foto flyer tersebut terlanjur tersebar di masyarakat sehingga viral di media sosial.

ADVERTISEMENT

Pihak kampus kemudian menggelar pertemuan di ruang Rapat Senat UTU pada Senin (10/4) yang dihadiri rektor, wakil rektor, alumni, DPM/MPM, pemerintah masih hingga Komunitas Mahasiswa Kristen (KMK). Dalam rapat itu diputuskan permasalahan tersebut diselesaikan secara internal.

"Terhadap mahasiswa yang patut dipandang bertanggungjawab akan dilakukan pembinaan yang komprehensif dan berkelanjutan melalui Pusat Pengembangan Pendidikan Agama Islam (P3AI) UTU," jelas Ishak.

Menurut Ishak, pengurus DPM/MPM kemudian membuat video klarifikasi dan permintaan maaf atas unggahan tersebut. Video itu disebut dibuat atas kesadaran sendiri dan tanpa paksaan. Dalam video juga disebut mereka menyatakan mengundurkan diri dari kepengurusan DPM/DPM.

"Sampai saat ini surat pengunduran diri tersebut secara resmi belum diterima oleh Bagian Kemahasiswaan UTU," jelasnya.

Ishak menjelaskan, pada hari Senin yang sama pihaknya juga menerima kunjungan dari ketua dan pengurus Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Barat. Dalam pertemuan itu, MPU menyarankan dilakukan pensyahadatan kembali mahasiswa yang dipandang bertanggungjawab terhadap pembuatan dan penayangan postingan flyer tersebut karena dianggap telah murtad secara perbuatan.

"Namun demikian UTU tidak melakukan pen-syahadatan kembali kepada mahasiswa tersebut," jelas Ishak.

Sebelumnya, Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah menyayangkan terjadinya pemecatan terhadap mahasiswa UTU. Ia pun mengecam pimpinan UTU karena telah memecat mahasiswanya. Menurutnya, pihak kampus seharusnya mengonfirmasi maksud dan tujuan diunggahnya ucapan selamat peringatan Jumat Agung.

"Jika berita yang ditulis oleh portal itu benar, saya sangat menyayangkan dan mengecam pimpinan UTU Meulaboh yang menganggap keempat mahasiswa itu telah murtad hanya karena mereka memposting flyer ucapan selamat hari keagamaan tertentu. Seharusnya perbuatan keempat mahasiswa itu dikembalikan pada niat mereka. Apakah benar saat memposting flyer itu mereka berniat murtad?'' tutur Basarah di Jakarta, Senin (17/4) seperti dikutip dari detikNews.




(agse/dpw)


Hide Ads