Profil Buya Hamka, Wartawan dan Ulama Inspiratif dari Tanah Minang

Profil Buya Hamka, Wartawan dan Ulama Inspiratif dari Tanah Minang

Felicia Gisela Br Sihite - detikSumut
Selasa, 18 Apr 2023 11:56 WIB
Buya HAMKA
Buya Hamka (Foto: Kemendikbud)
Medan -

Buya Hamka adalah seorang sastrawan, budayawan dan ulama Indonesia yang lahir di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Dia dikenal sebagai tokoh yang inspiratif sehingga tak heran jika kisah perjalanan hidupnya diangkat dalam sebuah film.

Apakah detikers penasaran dan ingin lebih mengenal jauh sosok Buya Hamka? Berikut detikSumut hadirkan profil Buya Hamka, mulai dari biodata singkat hingga karya-karyanya dilansir dari laman UMRI dan laman resmi Bea Cukai.

Biodata Singkat Buya Hamka

  • Nama lengkap: Prof. Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah
  • Nama panggilan: Buya Hamka
  • Tempat lahir: Kabupaten Agam, Sumatera Barat
  • Tanggal lahir: 17 Februari 1908
  • Agama: Islam
  • Pendidikan: SD Maninjau, Diniyah School, Sumatera Thawalib Padang Panjang
  • Profesi: Sastrawan, budayawan, ulama
  • Istri: Siti Raham, Siti Khadijah
  • Wafat: 24 Juli 1981

Perjalanan Hidup Singkat Buya Hamka

Saat berusia 4 tahun, Hamka ikut bersama orang tuanya pindah dari Maninjau ke Padang Panjang. Dia pun memutuskan untuk masuk ke sekolah desa tiga tahun setelahnya sambil mengambil kelas sore di Diniyah School.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hamka berhenti dari sekolah desa pada tahun 1918 dan masuk ke Thawalib untuk mengemban pendidikan agama. Di sana, dia hanya tertarik dengan pelajaran arudh yang membahas tentang syair dalam bahasa Arab.

Seiring bertambah dewasa, Hamka sering melakukan perjalanan jauh sendirian. Dia meninggalkan Thawalib saat berusia 16 tahun dan merantau ke Jawa. Satu tahun kemudian, Hamka kembali ke Padang Panjang untuk membesarkan Muhammadiyah.

ADVERTISEMENT

Hamka ditolak sebagai guru di sekolah milik Muhammadiyah karena kemampuan berbahasa Arab-nya dan juga tidak memiliki diploma. Dia bertekad pergi ke Mekkah untuk belajar bahasa Arab sambil mempelajari sejarah Islam dan sastra secara otodidak.

Kembali dari Mekkah, Hamka merintis karier sebagai wartawan dan menjadi guru agama di Deli. Cita-citanya sebagai ulama dan sastrawan dia capai dengan menerbitkan majalah Pedoman Masyarakat serta karya-karya terbaik lainnya.

Perjalanan Karier Buya Hamka

Dikenal sebagai tokoh populer yang memiliki pengaruh cukup besar di Indonesia. Di bawah ini merupakan perjalanan karier dari Buya Hamka.

  • Guru agama di Perkebunan Tebing Tinggi, Medan dan di Padang
  • Pendiri Madrasah Mubalighin
  • Asisten Wakil Presiden Urusan Kesejahteraan Rakyat
  • Wartawan surat kabar Pelita Andalas, Seruan Islam, Bintang Islam, dan Seruan Pendiri Muhammadiyah
  • Anggota partai Ketua Sarekat Islam (KSI)
  • Editor majalah Pedoman Masyarakat dan Gema Islam
  • Editor dan penerbit majalah Kemajuan Masyarakat dan al-Mahdi Makassar
  • Ketua Cabang Muhammadiyah di Padang Panjang
  • Konsul Muhammadiyah di Makassar
  • Ketua Majelis Pimpinan Muhammadiyah di Sumatera Barat
  • Ketua Barisan Pertahanan Nasional
  • Sekretaris Front Pertahanan Nasional
  • Penasihat Pimpinan Pusat Muhammadiyah
  • Dosen di Universitas Islam, Jakrta dan di Universitas Muhammadiyah, Padang Panjang
  • Rektor Perguruan Tinggi Islam, Jakarta
  • Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI)

Deretan Karya Buya Hamka

Selama hidupnya, Buya Hamka telah berulang kali menciptakan karya-karya yang membahas tentang kajian Islam, budaya hingga sejarah. Berikut ini beberapa karya terbaik yang ditulis oleh Buya Hamka.

  • Si Sabariah (1928)
  • Di Bawah Lindungan Ka'bah (1938)
  • Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck (1938)
  • Merantau ke Deli (1939)
  • Tuan Direktur (1939)
  • Bohong di Dunia (1952)
  • Tafsir al-Azhar (1965)
  • Terusir (2016)
  • Di Tepi Sungai Dajlah (2018)
  • Dari Perbendaharaan Lama (2019)

Demikian profil Buya Hamka, yakni biodata singkat, perjalanan hidup singkat, perjalanan karier hingga karya-karyanya. Semoga bermanfaat, ya, detikers!

Artikel ini ditulis oleh Felicia Gisela Sihite, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(astj/astj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads