Wawalkot Medan Minta Waspadai Non Pribumi Dinilai Pukul Prestasi Bobby

Wawalkot Medan Minta Waspadai Non Pribumi Dinilai Pukul Prestasi Bobby

Nizar Aldi - detikSumut
Jumat, 14 Apr 2023 17:09 WIB
Wali Kota Medan Bobby Nasution dan Wakil Wali Kota Medan Aulia Rachman.
Wali Kota Medan Bobby Nasution dan Wakil Wali Kota Medan Aulia Rachman. (Foto: Nizar Aldi/detikSumut)
Medan -

Pernyataan Wakil Wali Kota Medan Aulia Rachman soal waspadai non pribumi, dinilai memukul mundur prestasi Wali Kota Medan Bobby Nasution. Hal itu disampaikan oleh pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU), Faisal Riza.

Awalnya Riza mengatakan bahasa merupakan cerminan dari pemikiran seseorang. Seharusnya, Aulia sebagai kepala daerah memahami hal tersebut.

"Bahasa,istilah, diksi adalah simbol pikiran (symbol of logic), itu cerminan apa yang ada di kepala seseorang, jadi, pemimpin, kepala daerah, mestinya menyadari keadaan ini," kata Faisal Riza kepada detikSumut, Jumat (14/4/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Riza menilai, Aulia sebagai Wakil Wali Kota Medan seharusnya memaparkan capaian selama menjabat. Sejauh mana program yang dicanangkan terealisasi.

Alumni UIN Sunan Kalijaga ini menilai jika memang ada masalah, seharusnya Aulia memberikan harapan dan meyakinkan masyarakat. Bukan justru membuat kekhawatiran sampai menjual ketakutan.

ADVERTISEMENT

"Kalau pun ada masalah berkembang mestinya ada pernyataan yang meyakinkan, memberikan pengharapan baik, bukan kekhawatiran apa lagi menjual ketakutan, untuk apa sama rakyat narasi seperti itu" ucapnya.

Pernyataan Aulia tersebut justru dinilai oleh Riza memukul prestasi Wali Kota Medan Bobby Nasution. Seolah-olah Kota Medan saat ini terlalu terbuka untuk kepentingan asing.

"Justru itu memukul mundur prestasi wali kota. Dengan pernyataan ketakutan itu, artinya kota kita sekarang sangat permissif terhadap kepentingan asing, jadi, pertanyaannya selama ini mereka ngapain aja. Ini kontra produktif dengan optimisme wali kota-nya," ungkapnya.

Di akhir, Riza menilai jika Aulia memainkan politik populisme. Sebab politik populisme dinilai laris dengan branding menjual ketakutan dan menanamkan kekhawatiran di masyarakat.

"Aulia itu memainkan politik populisme. Supaya populer di dalam proses elektoral.
Selanjutnya, politik seperti ini akan laris dengan branding marketing menjual ketakutan, menanam kekhawatiran pada diri masyarakat," tutupnya.




(dpw/dpw)


Hide Ads