Wakil Wali Kota Medan Aulia Rachman bikin geger karena ucapannya waspada non pribumi. Mantan Sekretaris Gerindra Sumut itu pun dipanggil ke Jakarta untuk mengklarifikasi ucapannya itu ke Majelis Kehormatan Partai.
Pemanggilan Aulia ke Jakarta sesuai surat nomor: 04-027/A/MK-GERINDRA/2023 yang ditujukan kepada DPD Partai Gerindra Sumatera Utara, DPC Partai Gerindra Kota Medan, dan Aulia Rachman selaku kader Partai Gerindra.
Ketua Majelis Kehormatan Gerindra, Habiburokhman meminta Aulia hadir ke DPP Partai Gerindra, Jalan Harsono, Ragunan, Jakarta Selatan, pada Senin (17/4). Aulia diminta berkenan hadir dan tidak diwakilkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mau minta klarifikasi yang bersangkutan soal pernyataan tersebut. Prinsipnya kader Gerindra tidak boleh bersikap tendensius kepada kelompok tertentu," ujarnya seperti dilansir detikNews, Jumat (14/4/2023).
Habiburokhman mengaku pihaknya banyak mendapatkan pertanyaan dari masyarakat setelah pernyataan Aulia viral. Karena itu dia merasa perlu melakukan pemanggilan tersebut untuk melakukan klarifikasi.
"Kami mendapat banyak sekali pertanyaan dari masyarakat soal pernyataan wawalkot ini," tuturnya.
Wakil Wali Kota Medan Aulia Rachman menjelaskan maksud kata non pribumi yang akan jadi wali kota di masa akan datang. Menurut Aulia, hal itu disampaikannya untuk menghidupkan jiwa nasionalisme.
"Pribumi dan non pribumi itu bahasa yang kita buat untuk menghidupkan jiwa nasionalisme warga Indonesia, terkhusus warga Medan," kata Aulia, Kamis (13/4)
Karena berdasarkan Intruksi Presiden No 26 Tahun 1998, kata pribumi dan non pribumi tersebut sudah tidak ada lagi. Sehingga dia menyebutkan jika ada yang merasa non pribumi itu adalah golongan, maka mereka yang memisahkan diri.
"Kalau mereka merasa non pribumi itu ada golongan, berarti mereka yang memisahkan diri dengan kita, Undang-undang (Intruksi Presiden) No 26 Tahun 1998 kalau nggak salah, kita sudah tidak ada lagi bahasa pribumi dan non pribumi di Indonesia," sebutnya.
Aulia menuturkan, makna kata non pribumi yang dia sampaikan itu adalah asing. Dia sengaja memakai diksi non pribumi agar seluruh warga Kota Medan merasa dirinya adalah pribumi sehingga muncul jiwa nasionalisme.
"Makna non pribumi adalah asing, ini lah yang kita buat supaya seluruh warga Kota Medan ini dia merasa dirinya pribumi untuk membuat satu jiwa nasionalisme melindungi dan memproteksi kota kita, itu maknanya," tuturnya.
(astj/astj)