Wakil Wali Kota Medan Aulia Rachman meminta agar mewaspadai non pribumi di Kota Medan. Dia mengatakan hal itu untuk menghidupkan jiwa nasionalisme.
"Pribumi dan non pribumi itu bahasa yang kita buat untuk menghidupkan jiwa nasionalisme warga Indonesia, terkhusus warga Medan," kata Aulia Rachman usai menghadiri buka bersama dengan warga di Medan, Kamis (13/4/2023).
Karena berdasarkan Intruksi Presiden No 26 Tahun 1998, kata pribumi dan non pribumi tersebut sudah tidak ada lagi. Sehingga dia menyebutkan jika ada yang merasa non pribumi itu adalah golongan, maka mereka yang memisahkan diri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau mereka merasa non pribumi itu ada golongan, berarti mereka yang memisahkan diri dengan kita, Undang-undang (Intruksi Presiden) No 26 Tahun 1998 kalau nggak salah, kita sudah tidak ada lagi bahasa pribumi dan non pribumi di Indonesia," sebutnya.
Aulia menuturkan, makna kata non pribumi yang dia sampaikan itu adalah asing. Dia sengaja memakai diksi non pribumi agar seluruh warga Kota Medan merasa dirinya adalah pribumi sehingga muncul jiwa nasionalisme.
"Makna non pribumi adalah asing, ini lah yang kita buat supaya seluruh warga Kota Medan ini dia merasa dirinya pribumi untuk membuat satu jiwa nasionalisme melindungi dan memproteksi kota kita, itu maknanya," tuturnya.
Sebab dalam kacamata negara, berdasarkan Intruksi Presiden itu sudah jelas bahwa seluruh warga Indonesia setara. Negara kata dia, sudah merayakan semua hari besar, itu menandakan kesetaraan itu.
Sehingga dia merasa aneh jika ada orang yang memberikan tafsir lain yang akhirnya menimbulkan perpecahan. Seharusnya, kata Aulia, mereka harus mensuport apa yang dia sampaikan agar menimbulkan jiwa nasionalisme.
"Kenapa orang membuat multitafsir dengan ini, hingga membuat pecah belah dengan bahasa ini, justru mereka mensupport untuk menimbulkan jiwa nasionalisme di dalam diri seluruh bangsa Indonesia, terkhusus Kota Medan, agar mereka yang menguasai wilayah, agar mereka yang mendesain wilayah, untuk apa? Untuk anak cucu ke depan lah," ujarnya.
Baca selengkapnya di halaman berikut....
Aulia menjelaskan bahwa kata non pribumi itu untuk memicu warga seluruh Indonesia agar memproteksi NKRI, sehingga tidak dikuasai oleh asing. Sebab jika dikuasai oleh asing, maka negara asing tersebut lah yang akan mendesain dan membuat regulasi tidak objektif.
"Kita hanya ingin memicu warga-warga seluruh bangsa Indonesia ini, ayo kita cinta dengan NKRI, ayo kita proteksi NKRI ini, jangan sampai wilayah-wilayah kita dikuasi oleh asing dan mereka nanti yang akan mendesain, otomatis regulasi berat sebelah, kita harus memikirkan anak cucu kita ke depan," jelasnya.
Sehingga dia meminta agar kalimat mewaspadai non pribumi itu dimaknai dengan bijak. Jangan dengan analisa yang dangkal yang berujung pecah belah.
"Jadi mohon dimaknai bahasa ini dengan bahasa yang bijak, dengan analisa yang jauh jangan memakai analisa yang dangkal hingga terjadi pecah belah, begitu, sederhana," tegasnya.
Aulia sendiri menganalisa 20 tahun ke depan, Wali Kota Medan akan berasal dari non pribumi atau asing. Saat ditanya perihal ucapannya itu, Aulia mengatakan maksud dari ucapan dia itu adalah Wali Kota Medan nanti tercipta dari asing.
"Bukan, bukan, bukan dia yang menjadi wali kota, tapi wali kota itu ciptaan dari dia, hingga kita mau suku apa, kulit putih kulit hitam kulit coklat, ya semua kita akan tersisihkan, KTP kita semua menyatakan apa? Warga negara Indonesia, tidak ada di KTP tertulis non pribumi dan pribumi," ucapnya.
Saat ditanya apa yang menjadi analisa perihal itu, Aulia menjelaskan jika saat ini inflasi kencang sehingga investasi dari asing banyak masuk. Investasi tersebut akan membuat asing itu menguasai wilayah hingga mendesain semuanya.
"Begini, inflasi itu sangat kencang, investasi itu sangat banyak datang, kita tahu negara mana yang kuat memberikan supporting dana, mereka pasti menguasai wilayah-wilayah yang notabenenya perputaran ekonomi bangsa, mereka akan berinvestasi di sini, mereka akan mendesain semua, otomatis mereka menciptakan orang dan kita akan terasingkan," katanya.
Di akhir, dia menuturkan agar yang mengkritik dia persoalan itu untuk belajar lagi dan siap berdebat persoalan itu dengan pengkritiknya.
"Makanya, belajar dia yang ngomong itu, jangan sor-sor aja," tutupnya.
Simak Video "Video: Heboh Kondisi Kandang Medan Zoo Viral Tak Terawat"
[Gambas:Video 20detik]
(afb/afb)