Soal Waspada Non Pribumi, Wawalkot Medan Dinilai Kapitalisasi Kemiskinan

Soal Waspada Non Pribumi, Wawalkot Medan Dinilai Kapitalisasi Kemiskinan

Nizar Aldi - detikSumut
Rabu, 12 Apr 2023 18:30 WIB
Aulia Rachman saat tiba di Bandara Kualamu usai dipanggil Mahkamah Kehormatan Partai Gerindra.
Wakil Wali Kota Medan Aulia Rachman. (Foto: Nizar Aldi/detikSumut)
Medan -

Wakil Wali Kota Medan Aulia Rachman dinilai mengkapitalisasi kemiskinan melalui pernyataannya soal non pribumi. Ia juga menyebut, 20 tahun lagi Kota Medan diprediksi akan dipimpin non pribumi serta adanya upaya pemusnahan peradaban.

Hal itu disampaikan oleh pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU), Faisal Riza. Ia menilai diksi yang dikeluarkan oleh Aulia itu merupakan diksi sentimentil dan tidak patut diucapkan oleh pejabat publik.

"Diksi yang dikembangkan Wawalkot itu diksi usang, dan sentimentil, tidak layak dikeluarkan pejabat publik," kata Faisal Riza kepada detikSumut, Rabu (12/4/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Faisal menilai Aulia Rachman menggunakan diksi itu untuk meraup popularitas dan mendapat dukungan arus bawah. Sehingga dia menilai Aulia mengkapitalisasi kemiskinan masyarakat.

"Sekalipun telah keluar statemen itu, nampaknya itu diarahkan untuk menangguk popularitas, untuk mendapatkan dukungan arus bawah. Mengkapitalisir kemiskinan warga," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Ia bahkan tegas menyebut Aulia sebagai pemimpin yang memanfaatkan populisme tanpa tahu solusi. Seharusnya, kata Faisal, Aulia tidak menebarkan kekhawatiran dan keresahan di masyarakat, namun bekerja sesuai janji kampanye.

"Ini tipe pemimpin yang memanfaatkan populisme, tanpa tahu solusinya apa. Sebagai pemimpin dia tidak bisa menawarkan kekhawatiran. Dia harus bekerja sesuai janji visi misinya," ujarnya.

Menurutnya, bahkan jika narasi yang disampaikan Aulia benar, harus ada data yang ditampilkan. Kemudian dicari jalan keluarnya dalam RPJMD Kota Medan.

"Andai benar, beliau harus tunjukkan data nya, bukan opini. Lalu, dari data masalah itu apa skenario jalan keluar, seberapa nampak skenario itu di dalam dokumen RPJMD kota misalnya," sebutnya.

Faisal juga menuturkan, saat pidato itu Aulia meminta peran akademisi untuk menangani hal itu. Karena itu, ia juga menyinggung sejauh mana Pemkot Medan melibatkan kampus dalam persoalan itu. Faisal mengaku sejauh ini tidak ada mendengar kabar itu.

"Dalam pidatonya itu disebutkan juga bahwa dia meminta partisipasi para akademisi. Kita bisa lihat seberapa serius pemko melibatkan kampus untuk ini, saya nggak (ada) kabar soal itu," ucapnya.

Ia pun menyebut, Aulia harusnya memikirkan cara agar milenial mampu mengakses tanah di Kota Medan yang harganya mahal saat ini. Berdasarkan situasi saat ini, Faisal menilai kaum milenial hanya mampu membeli tanah di pinggir Kota Medan.

"Sekarang begini, ini kan klaimnya pemimpin milennial, bagaimana skenario terhadap milenial di sini. Apakah milenial Medan makin mudah mengakses tanah di kota? Dengan harga yang ada sekarang, dengan gaji dan jenis pekerjaan yang dilakukan milenial sekarang?," bebernya.

"Paling mungkin milenial sekarang akan jadi warga Binjai, Deli Serdang, Sergai, karena akses tanah yang sulit secara kemampuan membeli. Tanah di kota kian mahal," imbuhnya.

Baca soal Aulia sebut Medan akan dipimpim non pribumi di halaman berikut...

Sebelumnya, Wakil Wali Kota Medan Aulia Rachman meminta agar mewaspadai non pribumi di Kota Medan. Sebab, menurut analisisnya 20 tahun ke depan Wali Kota Medan akan berasal dari non pribumi.

Menurut informasi yang diterima detikSumut, Aulia menyampaikan hal itu saat kegiatan buka bersama dengan tokoh-tokoh yang berasal dari Kabupaten Asahan di Kota Medan, Minggu (9/4/2023). Saat itu Aulia bercerita soal tata kelola keuangan daerah, kemudian dia mengatakan saat ini ada era pemusnahan peradaban.

"Saya lihat saat ini, kita sudah masuk dalam era pemusnahan peradaban, pemusnahan peradaban ini jangan main-main kita anggap," kata Aulia Rachman.

Aulia menyebutkan, dia mempunyai analisa jika 20 tahun lagi, Kota Medan akan dipimpin oleh orang non pribumi. Hal itu dapat terjadi jika tidak ada gebrakan untuk mengantisipasi hal tersebut.

"Saya punya analisa, Medan ini 20 tahun yang akan datang kalau kita tidak menciptakan satu gebrakan baru, akan dikuasai oleh non pribumi untuk menjadi Wali Kota Medan, kita bisa lihat, ini yang saya analisa," sebutnya.

Dia menjelaskan bahwa analisa itu muncul karena Kota Medan merupakan kota yang multietnis. Saat ini menurut Aulia, tiga unsur pemusnahan peradaban tersebut sudah berjalan, yakni unsur keluarga, unsur pendidikan dan unsur tokoh.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video Pengakuan Jukir di Sulsel yang Viral Bantu Ambulans Terjebak Macet"
[Gambas:Video 20detik]
(nkm/nkm)


Hide Ads