Dalam rangka memperingati hari Paskah, sejumlah jemaat HKBP Padang Bulan menggelar pawai obor dengan berjalan sekitar satu kilo meter. Pawai ini pun dilakukan subuh hari.
Amatan detikSumut, Minggu (9/4/2023) sekitar pukul 04.00 WIB, sejumlah jemaat dari kalangan muda mudi, anak-anak, hingga orangtua telah berada di halaman gereja dengan menenteng obor.
Mereka pun berjalan dengan dituntun oleh mobil pikap yang dinaiki para pemusik gereja. Terlihat para jemaat berjalan kaki dengan penuh semangat serta menyanyikan lagu puji-pujian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pendeta Bilker Simamora yang memimpin jalannya pawai obor itu mengatakan kegiatan ini memang tradisi yang selalu dilakukan di momen Paskah.
"Untuk hari ini, kita jalan dari gereja ke arah Simpang Pos. Kemudian melewati Jalan Dwi Warna dan kembali ke gereja. Ya ada sekitar 1 kilo meter yang ditempuh," kata Bilker kepada detikSumut.
Dia menjelaskan tradisi ini sempat terhenti di masa COVID-19. Namun, kini telah berlangsung normal seperti biasanya. Bilker mengucapkan pawai obor ini mengandung makna tertentu.
"Maknanya pertama kita mensyukuri akan kebangkitan Yesus Kristus. Karena kebangkitan itu menjadi kebangkitan bagi setiap orang yang percaya pula dengan Yesus Kristus," ucapnya.
"Kedua, pawai ini dilakukan sebagai tanda kebangkitan Yesus mengajak semua orang percaya untuk memberikan terang surgawi bagi dunia. Jadi ini sebagai simbol bagi kita untuk menerangi dunia ini," sambungnya.
Ia mengungkapkan alasan pawai dilakukan subuh hari karena Yesus bangkit pada subuh hari pula. Oleh karena itu, waktu pawai obor diselaraskan dengan kebangkitan Yesus.
Setelah melakukan pawai obor, para jemaat langsung menjalankan ibadah subuh dan rangkaian kegiatan sekolah minggu berupa perlombaan.
"Untuk hari ini kita ada lima kali sesi ibadah. Mulai ibadah subuh, lalu ibadah pukul 08.15 WIB, 10.30 WIB, 16.00 WIB, dan 18.00 WIB," sebutnya.
"Temanya, Dibangkitkan Bersama Kristus dengan ayat Kolose 3 : 1 - 4," tambahnya.
Ia berpesan di momen Paskah ini agar para jemaat bangkit dari ketakutan atas kematian. Khususnya melihat peristiwa COVID-19 yang memakan korban jiwa cukup banyak.
"Kini kita harus bangkit kembali. Kebangkitan Yesus telah mengalahkan kekhawatiran kita akan banyak hal yang terjadi dalam kehidupan," tutupnya.
(nkm/nkm)