Dalam memperingati Hari Paskah, umat Kristiani di Martubung, Medan, menggelar pawai obor. Kegiatan pawai obor itu diikuti ribuan orang.
Pantauan detikSumut, tampak peserta pawai obor kali ini sangat antusias. Pelaksanaan pawai obor itu dilakukan pukul 04.00, Minggu (9/4/2023). Terlihat baik anak-anak hingga orang tua mengikuti pawai obor.
Rute pawai obor tersebut dimulai dari depan Geraja HKBP Griya Martubung dan kembali ke taman yang ada di Griya Martubung 1. Cahaya obor yang dibawa umat Kristiani itu membuat suasana subuh yang gelap menjadi bercahaya.
Sepanjang pawai obor terdengar nyayian lagu-lagu rohani tentang kebangkitan Yesus Kristus di hari Paskah. Pelaksanaan tersebut semakin terasa khidmat dan aman dengan adanya pengamanan pihak kepolisian.
Ketua Panitia Paskah, Adiston Marbun, mengatakan kegiatan pawai obor ini digelar oleh Persatuan Umat Kristen Griya Martubung dan sekitarnya (PUKMGS). Dirinya mengatakan adanya perayaan pawai obor ini sebagai bentuk mempersatukan seluruh umat Kristiani di Griya Martubung 1 dan sekitarnya.
Pawai obor ini, tutur Adiston, pengingat untuk umat Kristiani dalam mengimani Tuhan Yesus Kristus.
"Kegiatan dari Persatuan Umat Kristen Griya Martubung dan Sekitarnya. Kita di sini untuk mempersatukan umat Kristiani yang ada di seluruh Griya Martubung 1 ini dan sekitarnya," kata Adiston, Minggu (9/4/2023).
"Nah tujuannya untuk kita untuk mengingatkan kembali bahwa seluruh umat Kristen yang ada di Griya Martubung 1 ini pada intinya yang mengimani Tuhan Yesus Kristus," sambungnya.
Adiston membeberkan pawai obor ini diikuti sekitar 3.000 umat Kristiani. Menariknya, seluruh umat Kristiani yang hadir dalam pawai obor dari bermacam aliran gereja. Denominasi gereja yang hadir dalam pawai obor tersebut berjumlah sebelas gereja.
Pimpinan Paskah subuh, Praeses Distrik 31 Medan Utara, Pdt Suwandi Sinambela mengatakan pelaksanaan pawai obor dalam Paskah tahun ini diadakan pada pukul 04.00 sebagai tanda Yesus bangkit, sesuai yang tertulis di dalam Alkitab.
Suwandi menceritakan setelah tiga hari kematian Yesus, pada pukul 04.00 para perempuan datang ke kuburan Yesus untuk meminyaki. Prosesi itu adalah tradisi yang biasa dijalankan orang-orang Yahudi.
Namun, lanjut Suwandi, para perempuan melihat batu yang menutup kuburan Yesus telah terguling. Peristiwa itu kemudian yang membuktikan bahwa Yesus bangkit. Berangkat dari sanalah, Suwandi menjelaskan, pawai obor ini dilakukan.
"Kalau dari segi Alkitab, ketika Yesus bangkit pada buha-buha ijuk yaitu sekitar pukul 04.00 WIB subuh, para perempuan datang ke kuburan Yesus dengan tujuan untuk meminyaki karena itu adat Yahudi tapi mereka melihat batu yang menutup kuburan Yesus telah terguling. Itulah buktinya Yesus benar-benar bangkit dan peringatan yang seperti itulah yang kami maknai," katanya.
Baca juga: Prosesi Jalan Salib di Gereja Katedral Medan |
Pawai obor ini menurut Suwandi sebagai sukacita bahwa umat Kristiani akhirnya dimenangkan Tuhan Yesus melalui kebangkitanNya. Dengan melakukan pawai obor secara beramai-ramai dapat menciptakan keharmonisan sesama umat Kristiani. Hal tersebut juga menurut Suwandi sejalan dengan tema Paskah subuh yang tertulis di Filipi 2:2 yakni "Kesehatian menuju kemenangan bersama".
Di lain pihak, Ketua PUKGMS, Sabam Manalu berharap dengan adanya pawai obor ini umat Kristiani mengingat kembali budaya yang sudah pernah dan selalu dilakukan oleh generasi sebelumnya. Dirinya menegaskan momen Paskah ini sebagai penebusan dosa-dosa manusia.
"Maknanya itu sukacita karena momen Paskah ini mengingatkan kita bahwa kita telah ditebus dari dosa-dosa kita," terangnya.
Momen kebangkitan dalam Paskah ini sebagai simbol bahwa kematian tak sanggup mengalahkan Yesus Kristus sekalipun. Sekaligus adanya kematian yang dilakukan Yesus Kristus sebagai upah dari dosa, penyelamatan, dan menang dari kuasa dosa.
(nkm/nkm)