Bayi tapir imut berusia 3 bulan di Kuantan Singingi, Riau dievakuasi warga. Bayi tapir diselamatkan warga karena jatuh ke dalam lubang parit dan ditinggal induknya.
Kepala Balai BKSDA Riau, Genman Suhefti Hasibuan mengatakan petugas menerima informasi dari warga pada Rabu, 22 Maret 2023. Warga melaporkan ke petugas TNTN tentang adanya anak tapir yang ditemukan warga.
"Tapir ditemukan warga setempat dalam keadaan terperangkap di sebuah lubang. Menurut warga diduga anak tapir ditinggal oleh induknya," kata Genman di Pekanbaru, Jumat (24/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Selanjutnya warga bernama Tompul coba menyelamatkan dan membawa ke rumah untuk dirawat. Setelah seminggu merawat anak tapir tersebut, barulah dilaporkan ke petugas Balai TNTN.
Dari laporan warga, Kamis (23/3) petugas Balai BKSDA Riau bersama petugas Balai TNTN mengevakuasi anak tapir. Tapir itu selanjutnya dibawa ke kandang transit di BKSDA Riau untuk dapat perawatan medis.
"Hasil pemeriksaan tapir berjenis kelamin betina dengan usia sekitar 3 bulan. Tapir masih menyusui, kondisi fisik agak kurus. Namun dalam keadaan sehat dan masih menunjukkan tanda-tanda normal," katanya.
Saat ini bayi tapir yang dievakuasi dari Desa Gunung Melintang itu sudah berada di kandang transit Balai BKSDA Riau untuk dirawat. Tapi akan menjalani rehabilitasi secara intensif oleh tim medis sebelum nantinya dinyatakan layak untuk dilepasliarkan.
Sementara Kepala Bidang KSDA Wilayah I Balai BKSDA Riau Andri Hansen Siregar mengatakan bahwa tapir menjadi satwa yang dilindungi. Bahkan pada tahun 2008 lalu tapir dinyatakan sebagai spesies yang terancam punah.
"Perlu disampaikan bahwa tapir menjadi salah satu satwa langka dan dilindungi di Indonesia. Bahkan International Union for Conservation of Nature (IUCN) sejak 2008 telah menyatakan bahwa spesies satwa ini terancam punah," kata Hansen.
Untuk itu perlu berbagai upaya konservasi untuk mempertahankan keberadaannya. Terutama dalam hutan-hutan alam yang menjadi habitat aslinya.
(ras/dpw)