Mengenal Marpangir, Tradisi Mandi Sungai di Tapsel Sebelum Ramadan

Mengenal Marpangir, Tradisi Mandi Sungai di Tapsel Sebelum Ramadan

Raja Malo Sinaga - detikSumut
Rabu, 22 Mar 2023 11:41 WIB
Lokasi marpangir di Desa Natambang Roncitan, Tapsel. (Foto: Istimewa)
Lokasi marpangir di Desa Natambang Roncitan, Tapsel. (Foto: Istimewa)
Tapsel -

Setiap tahun sebelum Ramadan, masyarakat Angkola, Tapanuli Selatan akan melakukan marpangir. Marpangir sendiri merupakan kegiatan mandi di sungai sebelum memasuki 1 Ramadan.

Sekretaris Desa Natambang Roncitan, Kecamatan Arse, Tapanuli Selatan Ikhsan Ritonga menjelaskan marpangir di desanya dilakukan sehari sebelum puasa.

"Marpangir dilakukan sehari sebelum puasa," kata Ikhsan kepada detikSumut, Rabu (22/3/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masyarakat di Desa Natambang Roncitan yang melaksanakan marpangir akan melakukan di sungai. Ikhsan mengatakan orang di desanya akan melakukan marpangir paling banyak di Aek silo.

"Biasanya banyak di sungai, contoh di Desa Natambang Roncitan, Kecamatan Arse Tapanuli Selatan, banyak orang marpangir di Aek Silo," katanya.

ADVERTISEMENT

Masyarakat yang hendak melakukan marpangir hanya perlu menyiapkan sampo dan jeruk purut sebagai syarat. Jeruk pangir itu nantinya digunakan untuk mandi di sungai.

"Bahan yang digunakan marpangir sampo dan jeruk pangir. Mandinya menggunakan jeruk pangir," jelasnya.

Tak hanya mandi di sungai, Ikhsan mengatakan tradisi marpangir di desanya juga diwarnai dengan makan bersama. Masyarakat nantinya akan makan bersama-sama di area pelaksanaan tradisi marpangir.

"Ramai-ramai. Biasanya sembari makan-makan," terangnya.

Kemudian Ikhsan menuturkan bahwa siapa saja boleh melakukan tradisi marpangir. "Semua orang bisa melakukan, mulai dari anak-anak sampai dewasa," akunya.

Tidak ada waktu khusus untuk melakukan tradisi ini. "Tapi kebanyakan dilakukan sore," sambungnya.

Tokoh Agama Menilai Marpangir Tak Berfaedah. Baca Halaman Selanjutnya...

Ikhsan juga menjelaskan bahwa marpangir tidak menyalahi syariat Islam. Dirinya mengatakan marpangir bisa dilakukan.

Marpangir, lebih dikenal sebagai budaya di daerah Angkola. Tradisi ini bahkan telah ada sejak dahulu.

Ikhsan juga mengatakan bahwa sesama para tokoh agama memiliki perspektif lain melaksanakan marpangir. Beberapa tokoh agama mengimbau tidak perlu dilakukan tradisi itu.

Namun kontra itu bukan terkait menyalahi syariat Islam. Ikhsan menjelaskan bahwa alasan para tokoh agama mengatakan demikian karena marpangir tidak berfaedah.

"Kalau hakikatnya, ini kan tidak ada dalam ajaran agama. Hanya saja budaya di daerah Angkola yang sejak dulu sudah ada. Untuk pandangan tokoh agama terkait marpangir ini ada yang bilang tidak usah dilakukan, karena tidak berfaedah," jelasnya.

Demikian begitu, Ikhsan mengatakan tak keberatan apabila marpingir dilakukan. Dirinya mengatakan hakikat dari marpangir tidak menjadi masalah dalam tokoh agama.

Menurutnya, marpangir tetap bisa dilakukan jika niatnya hanya ingin sekadar mandi dengan jeruk pangir. Dirinya menekankan bahwa marpangir bukan suatu kewajiban.

"Tapi pada hakikatnya marpangir tidak menjadi masalah dalam tokoh agama. Kalau niatnya hanya sekadar mandi dengan menggunakan jeruk pangir. Bukan malah menjadi sebuah kewajiban," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Pos Polisi di Dekat Lapangan Merdeka Medan Dibakar Massa"
[Gambas:Video 20detik]
(astj/astj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads