Seorang gadis di New York, Amerika Serikat, Cruz mendapat fakta mengejutkan sekaligus memilukan tentang sosok ayahnya. Itu adalah hasil akhir dari pencariannya soal asal usul keluarganya.
Cruz sendiri lahir pada 1986 dari seorang ibu penyandang disabilitas. Saat itu, ibunya adalah penghuni fasilitas untuk penyandang disabilitas parah di Rochester, New York.
Karena keterbatasannya itu, sang ibu tak bisa merawat Cruz. Jangankan merawat Cruz, merawat diri sendiri saja tak bisa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari detikHealth, saat Cruz lahir, mental ibunya masih seperti anak-anak. Sudah pasti, dia tak menyukai seks. Tetapi kenapa bisa hamil?
Administrator fasilitas memberi tahu keluarga wanita itu bahwa penghuni lain kemungkinan besar bertanggung jawab dan mengatakan mereka akan mengajukan laporan polisi dan melakukan penyelidikan internal.
Hampir empat dekade kemudian, Cruz mengatakan dia telah memecahkan sendiri misteri identitas ayahnya, sebagian dengan menggunakan tes DNA.
"Fakta seputar kelahirannya jauh lebih mengejutkan dan aneh daripada yang disadari keluarganya," tulis pengacaranya dalam gugatan, yang diajukan terhadap Kantor Penyandang Disabilitas dikutip detikHealth dari APNews, Minggu (12/3/2023).
Pencarian Cruz akan kisah kelahirannya dimulai sekitar empat tahun lalu. Pengacaranya mengatakan dia mulai dengan meminta catatan dari pemerintah kota dan negara bagian tentang perawatan ibunya.
Cruz menerima catatan dari waktu ibunya di Monroe Developmental Center, yang mengungkapkan serangkaian cedera sebelum dan selama kehamilan. Gugatan tersebut menuliskan ada bekas gigitan di payudaranya, memar berbentuk salib di tulang belikatnya, luka sepanjang 23 sentimeter dan abrasi di punggung ibunya.
"Suka pria kulit berwarna, strip, terkadang berteriak, melompat, makan sangat cepat," tulis seorang pengasuh tentang kondisi ibunya, pria yang diyakini Cruz sebagai ayahnya.
Marah dengan apa yang ditunjukkan catatan tersebut, Cruz melakukan pengujian genetik melalui layanan ancestry.com dan dicocokkan dengan kerabat biologis dari pihak ayahnya di Virginia.
Dia kemudian melihat foto-foto keluarga secara dan salah satunya menunjukkan seorang gadis yang matanya mirip dengan miliknya. Dia mengidentifikasi ayah gadis itu dan menemukan melalui pencarian online bahwa dia pernah tinggal di Rochester, tidak jauh dari Monroe Developmental Center, pada saat kelahirannya.
Pada tahun 2019, dia membawa temuannya ke polisi, yang mengonfirmasi bahwa pria tersebut telah bekerja di fasilitas tersebut tetapi mengatakan terlalu banyak waktu telah berlalu untuk mengajukan tuntutan.
Ibu Cruz, IC, tinggal di fasilitas yang berbeda saat ini. Dia bahkan tidak bisa mengajukan tuntutan tentang dugaan pemerkosaan yang dialaminya.
"Dia bahkan tidak bisa berbicara untuk mengatakan apa yang terjadi padanya, dan jika bukan karena kehamilannya, kita tidak akan pernah tahu," kata salah satu pengacaranya, Susan Crumiller.
"Dan bahkan jika bukan karena penyelidikan putrinya, kita tetap tidak akan pernah tahu tentang penyembunyian ini," sambungnya.
Setelah kehamilan ibunya, catatan menunjukkan administrator fasilitas menyarankan kontrasepsi untuk IC.
Pria yang diidentifikasi Cruz sebagai ayahnya tidak disebutkan sebagai terdakwa dalam gugatan tersebut. Dia tidak bisa segera dihubungi untuk dimintai komentar. Daftar telepon atas namanya diputus.
"Kita mungkin tidak akan pernah tahu berapa banyak pasien lain yang diperkosa di fasilitas ini, berapa kali klien kita diperkosa, berapa banyak pemerkosa lainnya itu karena fasilitas tersebut menutupi pelecehan," pungkas Crumiller.
(dpw/dpw)