Tampilan Pasar Aksara sekilas tampak megah dengan konsep bangunan modern. Warna gedung bercat hijau-putih menambah kesan sejuk bangunan ini.
Namun, jika dilihat lebih dekat, ada yang aneh dari pasar ini. Tak tampak ada transaksi jual-beli antara pedagang dan pembeli. Jangankan pembeli, ternyata penjual saja pun seolah enggan berdagang di pasar ini.
Saat ditelusuri detikSumut, Rabu (8/3/2023), mulai dari lantai basement hingga lantai 3, hanya ada segelintir penjual yang menempati kios. Bahkan, lebih banyak kios yang tutup.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini ternyata memunculkan istilah lantai 'siluman' di kalangan pedagang. Artinya banyak lantai kosong yang tidak diisi oleh pedagang eks Pasar Aksara terdahulu.
"Inikan lantai 1 dan 2. Pedagang itu menamakan lantai siluman karena masih kosong," ungkap salah seorang pedagang di Pasar Aksara.
Saat ditelusuri lantai 3 yang menjadi area bahan pokok sayuran, tim detikSumut hanya menemukan kios kosong dan juga meja-meja kios yang berdebu. Padahal, pada 11 Februari lalu, banyak pedagang berjualan di Lantai 3 ini.
![]() |
Namun, saat dikonfirmasi kepada para pedagang setempat, ternyata para pedagang sayuran tersebut hanya berjualan sehari lantaran diinfokan ada kedatangan Presiden Jokowi.
"Cuma sehari saja berjualan, kan awalnya diajak untuk meramaikan pasar ini," ujar pedagang lainnya.
Berdasarkan informasi dari Ketua Pasar Aksara, Sugondo Ginting menyebut dari 700 kios yang tersedia, hanya 100 kios yang terisi. Bahkan, kebanyakan diisi oleh pedagang kain dan emas.
"Dari 700 kios yang ada, paling hanya terisi 100 kios. Itu pun banyak toko emas yang mengisi," tutur Sugondo.
Sugondo mengakui harap-harap cemas dengan kondisi Pasar Aksara, terlebih saat ini sudah mendekati momen Ramadan. Ia berharap ada turun tangan langsung dari pihak Pemkot Medan agar para pedagang mau untuk berjualan di Pasar Aksara.
"Kalau dibiarkan begini saja, siap Lebaran pasar ini akan menjadi 'Hambalang' kedua. Kita sudah beberapa kali undang pak Dirut untuk bicarakan lokasi tempat sayur atau ikan tapi sampai saat ini belum ada realisasi. Kami menunggu-menunggu terus. Ini kami terlunta-lunta, tak ada rimbanya," kata Sugondo.
"Kita sudah berulang kali melakukan audiensi dengan Pemkot Medan melalui PD Pasar namun sampai sekarang belum ada solusinya. Kita minta agar pedagang sayuran dan ikan dapat dipindahkan dulu ke area parkiran. Setelah ramai baru dibicarakan kembali, biar kita pancing dulu untuk meramaikan pasar ini," tuturnya.
Sugondo mengakui bahwa tata letak zona kios di Pasar Aksara ini belum sesuai dengan kultur warga Medan. Terlebih, banyak pedagang dan pembeli yang sudah tua, namun mendapat penempatan di lantai paling atas.
![]() |
"Kalau konsep ini sebenarnya memang seperti ini namun tidak cocok dengan kultur pedagang kita, apalagi pedagang sama pembelinya kan rata-rata sudah tua, bagaimana lagi untuk naik ke atas. Kita ingin agar pemerintah dapat memperhatikan hal ini," jelasnya.
Berdasarkan informasi dari Sugondo, saat ini hampir semua pedagang memiliki hak sewa kios di bangunan ini. Namun, ia juga menyebutkan kendala banyak para pedagang yang kekurangan modal, sehingga banyak pedagang Pasar Aksara beralih profesi seperti tukang ojek dan berdagang di pasar pekan.
"Pedagang di sini kurang modal. Lihat saja ada toko di sini yang berdagang tapi jualannya sedikit. Kita yang mau beli pun malas untuk singgah. Kita harap ada dari pemerintah ataupun perbankan untuk memperhatikan hal ini," kata Sugondo.
Sebelumnya, detikSumut sempat mewawancarai para pedagang sayur di lantai 3 saat perdana berjualan di pasar tersebut. Para pedagang sempat mengeluhkan lantaran zona berjualan yang tidak strategis dan tidak menguntungkan. Bahkan, para pedagang tersebut sempat menyebutkan akan pindah berjualan di Pasar lain apabila tidak mendapat keuntungan saat berjualan di Pasar Aksara ini.
Simak Video "Video Keluh Kesah Pedagang Pasar Gembrong Baru: Pendapatan Sering Nol"
[Gambas:Video 20detik]
(nkm/nkm)