Sihar Sitorus Dorong Percepatan Penggunaan QRIS di Wilayah Danau Toba

Sihar Sitorus Dorong Percepatan Penggunaan QRIS di Wilayah Danau Toba

Ahmad Arfah Fansuri Lubis - detikSumut
Kamis, 23 Feb 2023 15:41 WIB
Sosialisasi bersama Bank Indonesia di Kabupaten Samosir dan Tapanuli Utara dari tanggal 21 hingga 22 Februari 2023. (Dok. Istimewa)
Sosialisasi bersama Bank Indonesia di Kabupaten Samosir dan Tapanuli Utara dari tanggal 21 hingga 22 Februari 2023. (Dok. Istimewa)
Medan -

Anggota Komisi XI DPR RI, Sihar PH Sitorus menggandeng Bank Indonesia untuk mempercepat adopsi penggunaan QRIS pada UMKM dan pelaku pariwisata di kawasan Danau Toba. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan daya saing UMKM dan pariwisata.

"Jadi kita tidak usah repot-repot lagi bikin catatan penjualan, hasil dari kegiatan penjualan kita akan langsung diterima dan langsung masuk ke dalam rekening masing-masing," ucap Sihar dalam keterangannya, Kamis (23/2/2023).

Dalam rangka mempercepat adopsi penggunaan QRIS ini, Sihar menggelar sosialisasi bersama Bank Indonesia di Kabupaten Samosir dan Tapanuli Utara dari tanggal 21 hingga 22 Februari 2023. Kegiatan tersebut dihadiri ratusan pelaku UMKM, anak muda dan pelaku pariwisata yang ada di wilayah itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sihar mengatakan program QRIS ini harus benar-benar diarahkan secara inklusif dengan mengikutsertakan pelaku ekonomi kecil dalam arus besar digitalisasi. Kemudian, sebut Sihar, edukasi yang mereka lakukan agar para pelaku UMKM dalam menggunakan QRIS dengan sebaik-baiknya.

Selanjutnya, Sihar menjelaskan jika penggunaan QRIS masih terbilang baru masih memiliki sejumlah hambatan. Salah satu hambatan yang dihadapi soal pemahaman QRIS oleh masyarakat, karena segmennya luas tentu Bank Indonesia harus lebih dalam lagi memberikan edukasi.

ADVERTISEMENT

Kemudian, tingkat literasi keuangan digital masyarakat Indonesia di daerah terpencil dan kota-kota kecil yang masih rendah. "Ini tentu akan menjadi PR bagi Bank Indonesia, agar lebih gencar lagi melakukan sosialisasi QRIS," sebut Sihar.

Selain itu, ada juga tantangan lain yaitu soal potret UMKM di Indonesia, di mana sepertiga UMKM di Indonesia (36%) masih offline, sepertiga lainnya (37%) hanya memiliki kemampuan online yang sangat mendasar seperti komputer atau akses broadband. Hanya sebagian kecil (18%) yang memiliki kemampuan
online menengah (menggunakan web atau media sosial) dan kurang dari sepersepuluh (9%)adalah bisnis online lanjutan dengan kemampuan e-commerce.

"Dengan semua keterbatasan ini dukungan semua pihak sangat diperlukan untuk membantu UMKM dan pelaku wisata di kawasan Toba agar lebih berdaya," jelas Sihar.




(afb/nkm)


Hide Ads