Ketua DPRD Asahan, Baharuddin Harahap menerima tunjangan perumahan sebagai kompensasi dia tidak menempati fasilitas negara berupa rumah dinas (rumdis) yang diberikan kepadanya. Tunjangan itu sebesar Rp 14 juta.
"Iya di itu kan di PP 18 ada tunjangan perumahan. Karena nyata dia sejak menjabat dari 2020 tidak menempati rumah dinas jadi dapat tunjangan perumahan sekitar 14 jutaan lah sebulan," kata Sekretaris DPRD Asahan, Syahrul Effendi Tambunan, Senin (21/2/2022).
Sekwan menjelaskan, adapun tunjangan perumahan itu diberikan sejak tahun 2021 hingga saat ini atau setahun setelah Baharuddin Harahap dilantik menjadi ketua dan benar-benar tidak menempati rumah dinasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun alasan ketua DPRD Asahan tak mau menempati rumah dinas tersebut sebab Baharuddin Harahap menilai bangunan tersebut tidak layak. Padahal, ketika ketua DPRD sebelumnya dijabat oleh Benteng Panjaitan selama dua periode atau sejak 2009 hingga 2019 rumah tersebut masih ditinggali.
"Karena disampaikan ke kami itu tidak layak maka dimintalah inspektorat untuk meninjau ke sana dan akhirnya keluarlah rekomendasi untuk direnovasi di tahun 2021 anggaran Rp 2 miliar, udah disetujui tapi tak jadi (terealisasi), enggak tahu kenapa," kata dia.
Selain dapatkan tunjangan perumahan, ketua DPRD Asahan juga dikabarkan memboyong sejumlah personel pengamanan Satpol PP Pemkab Asahan ke kediaman pribadinya.
Sebelumnya, rumah dinas Ketua DPRD Asahan tak pernah ditempati sejak dijabat oleh Baharuddin Harahap. Kondisinya kini memprihatinkan dan terbengkalai.
Pantauan detikSumut di lokasi, Senin (20/2/2023) siang, rumah jabatan Ketua DPRD Asahan yang beralamat di Jalan Prof. H.M Yamin, Kelurahan Kisaran Naga, Kecamatan Kisaran Timur, Kabupaten Asahan tampak tak terawat. Dari luar pagar, jika dilihat terdapat beberapa tumbuhan rerumputan liar.
Bangunan rumah dinas itu juga tidak terawat. Tidak ada tanda-tanda penghuni rumah di dalamnya. Halaman teras menuju pintu masuk utama diselimuti rumput liar. Termasuk bagian paving blok pada hamparan rumah tersebut juga pecah.
Dinding bangunan tampak pucat dan kusam. Beberapa bagian juga terlihat lembab bahkan salah satu pojokan dinding terdapat tanaman liar yang menempel di sela bangunan.
Hanya saja, listrik di bagian teras rumah tersebut masih dibiarkan menyala. Beberapa bola lampu juga tampak dibiarkan hidup meski kondisi telah terang di siang hari.
Meski lebih mirip dengan bangunan gedung yang terbengkalai dan sengaja diterlantarkan, rumah dinas Ketua DPRD Asahan itu masih dijaga oleh petugas keamanan berseragam Satpol PP Pemkab Asahan.
(afb/afb)