Pria lansia bernama Satar (63), ditemukan tewas mengenaskan di perlintasan kereta api di Muara Enim, Sumatera Selatan (Sumsel). Pria itu tewas dengan kondisi tubuh hancur usai dihantam kereta api batu bara rangkaian panjang (babaranjang).
"Iya benar korban ditemukan meninggal dunia di TKP dengan kondisi mengalami pecah kepala, patah rahang, patah tulang dada dan luka-luka di badan," ungkap Kapolres Muara Enim AKBP Andi Supriadi dikonfirmasi detikSumut, Selasa (14/2/2023).
Dijelaskan Andi, peristiwa nahas dialami korban itu terjadi di perlintasan kereta api KM 361+3/4, Desa Perjito, Gunung Megang, Muara Enim, kemarin sore sekitar pukul 17.30 WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bermula ketika korban berjalan kaki melintasi jalan perlintasan rel kereta api dari arah Belimbing menuju Ke arah Gunung Megang. Saat di TKP, dari arah belakang korban ada kereta api babaranjang dalam keadaan kosong (tidak ada muatan) dengan nomor KA 10615," katanya.
Korban, katanya, yang diduga tak tahu jika di belakangnya ada kereta api yang melintas dari arah Palembang menuju ke Lubuklinggau, pun tertabrak sehingga menyebabkan korban terseret dan tewas mengenaskan di lokasi kejadian.
Terkait adanya kejadian itu, lanjut Andi, sejumlah saksi yang lebih dulu mendapati korban tewas dengan kondisi tersebut, kemudian melaporkan ke polisi. Dari laporan itu, polisi kemudian mendatangi TKP, melakukan penyelidikan dengan memeriksa saksi-saksi hingga masinis kereta tersebut.
"Dilakukan pulbaket, sesuai info dari masinis kereta api yang menabrak korban, Anang dan assisten masinis, Pituah, dimana keterangan masinis pada pukul 17.30 WIB bahwa KA (kereta api) telah menyerempet korban di perlintasan Rel di KM 361+3/4, Jalur hulu Belimbing-Desa Perjito, Gunung Megang," katanya.
Atas kejadian itu petugas dari Polsek Gunung Megang langsung membawa jenazah korban ke Puskesmas terdekat untuk dilakukan pemeriksaan medis. Selain itu, pihaknya juga langsung menghubungi keluarga korban serta berkoordinasi dengan Kades setempat.
"Atas kejadian itu, kita langsung mengimbau warga untuk tidak berjalan di perlintasan rel kereta api. Saat ini, jenazah korban sudah diserahkan kepada keluarganya untuk dilakukan pemakaman," jelas Kapolres.
Manager Humas PT KAI Divre III Palembang, Aida Suryanti mengatakan dalam peristiwa itu masinis kereta tersebut sudah menjalankan SOP dengan membunyikan klakson untuk memberikan peringatan.
"Adanya kejadian pejalan kaki menemper (ditabrak) KA, pada hari Senin 13 Febuari kemarin, kami sampaikan bahwa sesuai prosedur operasi setiap akan melintasi di perlintasan, masinis telah membunyikan semboyan 35 melalui terompet lokomotif sebagai penanda bahwa akan ada kereta api yang akan lewat," kata Aida kepada detikSumut.
Menurutnya, dalam hal ini apa yang telah dilakukan Sutar dengan berjalan kaki di perlintasan kereta api itu tak patut dicontoh. Dia mengimbau atas kejadian masyarakat untuk lebih peka untuk tidak berada atau beraktivitas di jalur kereta api.
"KAI dengan tegas melarang masyarakat berada di jalur kereta api untuk aktivitas apapun selain untuk kepentingan operasional kereta api di sekitar area tersebut sudah ada larangan dan himbauan agar waspada dan berhati-hati sehingga saat kereta api lewat tidak ada yang melintas dan telah diisyaratkan dengan semboyan/klakson," katanya.
(dpw/dpw)