Napi Rutan Medan Produksi Ratusan Sendal

Napi Rutan Medan Produksi Ratusan Sendal

Farid Achyadi Siregar - detikSumut
Minggu, 12 Feb 2023 10:59 WIB
Napi Rutan Kelas I Medan menunjukkan sandal yang diproduksinya. (Farid Achyadi Siregar/detikSumut)
Napi Rutan Kelas I Medan menunjukkan sandal yang diproduksinya. (Farid Achyadi Siregar/detikSumut)
Medan -

Rumah tahanan (Rutan) biasanya dipandang masyakarat sebagai tempatnya para penjahat. Namun hal itu tidak sepenuhnya benar, di dalam Rutan Kelas I Medan para napi berhasil memproduksi ratusan sendal berbagai macam jenis dengan beragam motif.

Rutan Kelas I Medan melatih para napi atau Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dengan berbagai keterampilan agar mereka produktif selama menjalani hukuman. Seperti seorang WBP Rutan Medan bernama Rizal, ia kini mampu membuat berbagai jenis sendal dengan bermacam motif.

Saat ditemui, WBP Rutan Medan dalam perkara narkotika ini sedang fokus membuat sendal dengan temannya.Terlihat tangan Rizal mulai mahir menjahit, menggunting dan menggambar motif sendal yang akan dibuatnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya perkara narkoba, udah 2 tahun dihukum di sini. Dari pada enggak ada kerjaan lebih baik ikut belajar di sini buat sendal. Ada untungnya juga bisa pandai gini, kalau ada rezeki nanti keluar bisa coba buat di luar dan dijual aja ke online," kata Rizal kepada detikSumut, Minggu (12/2/2023).

Warga binaan itu mengatakan, dengan membuat sendal di dalam rutan dirinya tak hanya mendapat keahlian baru, namun ia juga meraup keuntungan dari penjualan setiap sendal yang dipasarkan ke luar oleh pihak Rutan Medan.

ADVERTISEMENT

"Selain dapat ilmu baru, saya juga dapat uang dari setiap penjualan sendal karenakan ini dijual juga sama bapak Kepala Rutan pakai aplikasi online. Saya dapat kalau sendalnya laku. Kalau dihitung udah lebih seratus yang kami buat sendalnya," ucap Rizal.

Kepala Rutan Kelas I Medan Nimrot Sihotang menyampaikan, sampai saat ini sebanyak 75 orang warga binaan sudah dilatih mereka secara mandiri dan mempunyai keahlian dengan berbagai bidang, Nimrot optimis setiap WBP yang mempunyai keahlian beragam akan terus bertambah.

"Kita di sini berdayakan mereka pada warga binaan, sekitar 75 orang yang sudah mempunyai keahlain beragam. Kami mandiri melatih ini, tidak ada bekerja sama dengan siapapun. Bukan hanya sendal aja, tapi ada miniatur, vas bunga, bonsai, baju, dan kerajinan tangan. Untuk sendal, saat ini sudah ada hotel yang memesan, dan sendal pesanan itu sedang dibuat sama wbp," ujar Nimrot.

Sendal yang diproduksi oleh WBP juga dijual memakai aplikasi online. Kata Nimrot, mereka menjual sendal hasil tangan para WBP dengan harga di bawah harga pasaran. Menurut mereka yang terpenting adalah hasil produksi para warga binaan bisa bersaing di pasaran.

"Ada beberapa sendal yang sudah dipasarkan melalui online. Sendal tersebut dijual seharga Rp 35 ribu. Kami usahakan tujuannya biar dikenal dulu saja, bahwa mereka (napi) bisa juga menghasilkan sesuatu yang bernilai. Salah satu hotel di Rantau Prapat sudah ada yang memesan sendal sebanyak 1 bal, isinya itu sekitar 350 pasang," tuturnya.

Lebih lanjut Nimrot menjelaskan, seluruh modal untuk memproduksi dan melatih para WBP dalam membuat sendal didalam Rutan Medan merupakan hasil dari koperasi yang ada di dalam Rutan.

"Ini tidak dibiayai oleh anggaran kita. Ini diambil dari koperasi Rutan, koperasi pegawai rutan ini bentuk kolaborasi kami pegawai, di mana modalnya dari sebagian gaji petugas kita diberikan," ucapnya.

"Tidak hanya sendal yang sudah di jual melalui online, ada baju, vas bunga, kerajinan tangan, dan miniatur, itu akan terus bertambah kalau semakin banyak yang ikut berkolaborasi," tutupnya.




(nkm/nkm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads