Lontong Cap Go Meh, Makanan Akulturasi yang Cuma Ada di Indonesia!

Lontong Cap Go Meh, Makanan Akulturasi yang Cuma Ada di Indonesia!

Fria Sumitro - detikSumut
Jumat, 03 Feb 2023 09:37 WIB
Lontong Cap Go Meh
Lontong Cap Go Meh. (Foto: Getty Images/iStockphoto)
Medan -

Kalau melihat makanan ini, sama sekali tidak terlihat unsur Tionghoa. Namun kenyataannya, sajian ini tak pernah absen saat perayaan Cap Go Meh di Indonesia. Inilah lontong Cap Go Meh.

Bagi detikers yang belum tahu, Cap Go Meh berasal dari bahasa Hokkien, di mana cap go berarti 'lima belas' dan meh bermakna 'malam'. Jadi, secara harfiah, Cap Go Meh artinya 'malam ke-15'.

Cap Go Meh sendiri adalah perayaan yang dilakukan pada malam ke-15 kalender China sekaligus menjadi puncak hari raya Tahun Baru Imlek. Juga dikenal sebagai Lantern Festival atau Festival Lampion/Lentera, perayaan ini bertepatan dengan malam di mana bulan purnama muncul.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat acara ini berlangsung, ada banyak kegiatan yang dilakukan, salah satunya adalah dengan makan bersama keluarga. Hidangan yang disajikan tentu banyak, mulai dari kue keranjang, wedang ronde, dan pastinya lontong.

Sajian lontong mungkin terdengar biasa-biasa saja. Namun, tahukah kamu? Ternyata, lontong Cap Go Meh hanya ada di Indonesia, lo! Di negara asalnya sana, China, kamu tidak akan menemukan makanan ini.

ADVERTISEMENT

Nah, kali ini, detikSumut ingin mengajakmu untuk berkenalan dengan makanan khas Cap Go Meh yang satu ini. Berikut informasi mengenai sejarah dan maknanya!

Sejarah Lontong Cap Go Meh

Kemunculan hidangan ini tak terlepas dari asal mula etnis Tionghoa tiba di Nusantara. Kurniawan (2016) dalam Multikulturalisme Lontong Cap Go Meh menyebutkan, gagal panen yang disebabkan oleh bencana kekeringan dan banjir bandang menjadi salah satu faktor pendorong migrasi nenek moyang orang China ke berbagai belahan dunia.

Beberapa ada yang sampai ke Nusantara. Tercatat, imigran Tionghoa pertama di Indonesia menetap di kota-kota pesisir utara Pulau Jawa. Pada saat itu, hanya kalangan laki-laki saja yang merantau ke berbagai tempat.

Singkat cerita, mereka akhirnya menikah dengan perempuan Jawa. Hasil pertalian tersebut lantas menciptakan budaya baru, yaitu Jawa-Tionghoa. Pada saat yang bersamaan, kebiasaan makan selama Cap Go Meh pun terpengaruh.

Sebagai informasi, dalam perayaan Cap Go Meh yang asli, makanan yang disantap adalah tang yuan alias wedang ronde. Namun, setelah terjadi akulturasi antara budaya Tionghoa dan Indonesia (terkhusus Jawa), wedang ronde kini "ditemani" dengan hidangan baru bernama lontong Cap Go Meh.

Mirip dengan hidangan lontong pada umumnya, makanan ini disajikan bersama opor ayam, sayur lodeh, telur pindang, hingga sambal goreng ati ampela. Sementara itu, di wilayah Indonesia lain, yaitu Jakarta, etnis Tionghoa di sana mengganti lontong dengan ketupat karena menyesuaikan dengan budaya setempat.

Dari situ, bisa dilihat bahwa lontong Cap Go Meh merupakan wujud nyata adaptasi masyarakat Tionghoa terhadap budaya Indonesia. Karena merupakan hasil pembauran budaya Tionghoa dan Jawa, lontong Cap Go Meh hanya bisa ditemukan di Indonesia saja.

Pengaruh terhadap makanan yang disantap selama Cap Go Meh. Dari situlah muncul lontong Cap Go Meh.

Baca tentang makna Lontong Cap Go Meh di halaman berikutnya...

Makna Lontong Cap Go Meh bagi Masyarakat Tionghoa di Indonesia

Bukan sekadar makanan semata, lontong Cap Go Meh nyatanya memiliki makna tersendiri bagi masyarakat Tionghoa di Indonesia. Meskipun tergolong makanan "baru", sajian lontong ala orang China ini mengandung simbol yang tak jauh beda dengan wedang ronde.

Masih dari Multikulturalisme Lontong Cap Go Meh oleh Kurniawan (2016), lontong Cap Go Meh juga dianggap sebagai simbol keberuntungan. Dari segi bentuk dan tekstur, lontong dan bola-bola ronde juga memiliki kemiripan, yaitu sama-sama bulat serta kenyal dan lengket.

Bentuk lontong yang bulat diserupakan dengan bulan purnama. Teksturnya yang kenyal dan lengket dimaknai mampu mempererat kekeluargaan serta menguatkan silaturahmi apabila dimakan. Selain itu, lontong yang berukuran panjang dilihat sebagai simbol umur yang panjang.

Lebih lanjut, penyajian lontong Cap Go Meh dengan kuah opor dimaknai mampu mendatangkan kemakmuran. Mengapa begitu? Hal ini karena warna kuning menyimbolkan kemakmuran dalam kepercayaan orang Tionghoa.

Sambal goreng yang ditambahkan sebagai topping menunjukkan warna merah. Seperti yang detikers ketahui, merah merupakan warna penting dalam kebudayaan China. Merah selalu dipakai terlebih saat perayaan Imlek karena melambangkan keberuntungan.

Nah, itulah tadi informasi tentang sejarah dan makna lontong Cap Go Meh. Makanan ini ternyata dianggap sebagai lambang keberuntungan dan panjang umur. Apakah detikers pernah memakannya? Coba bagikan pengalamanmu di kolom komentar, ya!

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video Anies Baswedan Berharap Cap Go Meh Jadi Penggerak Perekonomian "
[Gambas:Video 20detik]
(nkm/nkm)


Hide Ads