Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Bengkulu Selatan angkat bicara soal berita sejumlah kades yang memaksa pemuda di Bengkulu untuk meminta maaf setelah menyampaikan kritik terhadap permintaan masa jabatan 9 tahun kades lewat video TikTok.
Ketua Apdesi Kabupaten Bengkulu Selatan, Tatang menyebutkan cara Apip melakukan kritik dinilai kurang tepat dan berlebihan. Ia juga mengklaim jika kritik yang dilakukan Apip masih wajar, pihaknya tidak akan memaksa konten kreator itu meminta maaf dan menghapus videonya.
Ia juga menegaskan, pihaknya tidak antikritik terhadap isu penolakan jabatan kades 9 tahun tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami tidak antikritik, tapi cara Apip yang kurang tepat dan tidak sesuai dengan budaya daerah kita," kata Tatang, Kamis (2/3/2023).
Menurutnya cara Apip mengkritik lewat survei kecil-kecilan dengan warga desa dan mengunggah videonya di media sosial tergolong tidak sopan dan tidak sesuai dengan adat budaya Kabupaten Bengkulu Selatan. Ppara kades, lanjutnya, akan menerima kritik tersebut jika dilakukan dengan baik dan bijak.
"Hanya caranya saja yang kami anggap kurang tepat," jelas Tatang.
Tatang mengungkapkan, persoalan Apip Nurahman dengan para kades telah selesai secara baik-baik dan meminta persoalan ini tidak diperpanjang
Sebelumnya Apip mengunggah video di akun TikToknya yang mengkritik permintaan masa jabatan kades 9 tahun, ia mensurvei warga sekitar apakah setuju masa jabatan kades menjadi 9 tahun. Dalam video tersebut tidak ada warga yang setuju.
Video itu lalu viral dan membuat perkumpulan kades berang dan mengundang Apip untuk bertemu. Perkumpulan Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Papdesi) juga mengirimkan surat ke Apip memintanya untuk mengklarifikasi dan meminta maaf. Apip pun memenuhi undangan para kades tersebut dan menyampaikan permohonan maaf dengan paksaan dan diapit kades.
(nkm/nkm)