Cerita Mantan Pekerja Pialang Berjangka, Cari Nasabah Tanpa Kejelasan Upah

Cerita Mantan Pekerja Pialang Berjangka, Cari Nasabah Tanpa Kejelasan Upah

Raja Malo Sinaga - detikSumut
Senin, 30 Jan 2023 11:43 WIB
Ilustrasi investasi uang kripto.
Ilustrasi. (Foto: Shutterstock)
Medan -

Hari ini mendaftar, besok sudah kerja! Itulah yang terlintas dalam benak C (22), soal pialang berjangka. C merantau dari Riau ke Medan untuk mencari pekerjaan. Namun malah terjerat pialang berjangka.

Ia semula tidak curiga atas cepatnya administrasi sebuah kantor dalam melakukan seleksi karyawan. "Aku kemarin chat dari Instagram mereka kan, sore. Gak lama dibalas. Ditanya bisa datang besok tidak pukul 1 siang. Karena butuh kerjaan yaudalah aku bilang bisa datang," jelas C kepada detikSumut, Senin (30/1/2023).

Namun ada sedikit rasa bimbang di benaknya. Ia pun lalu mencari informasi tentang perusahaan yang ia kontak itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sempat curiga juga. Kok cepat gitu. Pas aku cek di Google banyak tuh (informasi) tentang mereka. Aku cari lagi di TikTok dan banyak juga yang ceritain yang enggak-enggak," jelasnya.

Keraguannya semakin membesar, ia pun mencari tahu lebih dalam lagi. C pun menceritakan pada kakaknya akan di-interview di perusahaan tersebut. Kakaknya pun melarang.

ADVERTISEMENT

"Kakakku bilang jangan. Pialang itu katanya. Aku belum tahu apa itu pialang meski sudah searching. Pokoknya jangan datanglah dan aku gak datang," tutupnya.

Berbeda dengan C yang tak sempat masuk perusahaan pialang berjangka, Ira (24) justru sempat tergabung ke dalamnya. Sama halnya dengan C, Ira juga merantau dari Binjai saat itu, dan berstatus pengangguran yang membutuhkan pekerjaan.

"Awal kerja di sana kan, ngeliat loker. Aku chat tuh, terus disuruh buat CV. Aku buatkan. Terus besoknya dipanggil interview. Disuruhlah menjawab beberapa pertanyaan dan segala macam itu. Dan dibilang kalo besok diterima akan dihubungi," kata Ira kepada detikSumut, Senin (30/1/2023).

Ira pun menjelaskan, esoknya setelah interview, perusahaan yang dilamarnya menghubunginya kembali dan menerimanya bekerja dengan syarat dalam masa percobaan selama seminggu.

"Diterima. Disuruh training selama seminggu ala-ala perusahaan lain. Diajari ritme kerjanya dan aturannya. Di kantor itu juga dikasih makan. Jadi siangnya itu dikasih makan," jelasnya.

Ira menjelaskan tupoksi yang diterimanya selama masa percobaan seminggu. Menurutnya, kerjaan yang diberikan memang terbilang mudah, hanya menelpon orang yang datanya berasal dari Ira dan kantor.

"Ya itu kan datanya dari kita, itu data keluarga. Terus data dari kantor juga ada. Bisa diambil dari showroom, dari konter-konter handphone. Karena di situ kan kerjaannya menelpon orang. Kita kayak sales lah," terangnya.

Baca pengakuan selengkapnya di halaman berikut...

Ira mengakui dalam kerja tersebut, para calon nasabah yang dihubungi nantinya disarankan untuk melakukan investasi dengan nominal yang tidak sedikit. Sebagai permulaan, biasanya para calon nasabah diminta untuk melakukan investasi dengan nominal Rp 100 juta.

"Uang masuk pertama itu paling sedikit Rp 100 juta. Gak bisa RP 10 juta," katanya.

Dengan uang investasi itu, nantinya para calon nasabah yang terjaring akan diberikan jaminan barang berupa emas batangan. Namun sayangnya, menurut Ira, emas batangan tersebut lebih sifatnya fiktif.

"Seratus juta itu dijadikan di dalamnya emas. Tapi bukan emas batangan fisik, hanya online gitu aja," katanya.

Setiap emas batangan itu, beber Ira, berharga senilai Rp 10 juta. Apabila para calon yang diharuskan menyetor uang Rp 100 juta sebagai investasi awal, para calon akan mendapatkan 10 batangan emas.

"Nah dari situlah kita iming-imingkan mereka. Kita profitkan dapat banyak gitu dan kita meyakinkan agar para calon merasa mendapatkan untung paling banyak," akunya.

Selain itu, praktik yang digunakan perusahaan pialang berjangka cukup tersistematis dengan mengaitkannya pada pasar internasional. Ira menjelaskan dalam meyakinkan para calon nasabah, mereka memanfaatkan bursa efek.

"Kalo kita memainkannya itu tiap hari Senin-Jumat. Nanti kerja kami itu sebagai perantara. Di situ ada dua sistem. Buy dan sell. Jika buy itu kita mengharapkan harga naik dan sell itu harga turun. Jadi istilahnya kami di situ, maju kena mundur kena. Kita iming-imingkan nasabah pasti profit. Kita tuh gak akan pernah rugi," jelasnya.

Ira juga menjelaskan perusahaan pialang berjangka tempat dirinya dulu bekerja juga tidak memberikan kejelasan upah. Ira mengaku segala sesuatu dalam pialang berjangka tergantung dari nasabah yang berhasil mereka yakini untuk berinvestasi alias closing.

"Kalo kita di situ gak buat closing, kita gak akan dapat gaji. Tapi kalo kita ada closing baru dapat gaji. Dan uang itu kalo ada closing akan berlimpah-limpah. Jadi kita berusaha mendapatkan closingan," terangnya.

Ketika ditanya detikSumut terkait alasan keluarnya Ira dari perusahaan pialang berjangka, dengan santai Ira mengatakan uang para nasabah yang telah diinvestasikan akan hilang.

"Alasan aku keluar dari situ karena uang yang sebelumnya aku tahu gak bisa hilang ternyata bisa hilang. Rasanya kayak gak bener lagi ini kerjaan. Gak tahu bener tapi kita jalankan," tutup Ira.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Heboh Kondisi Kandang Medan Zoo Viral Tak Terawat"
[Gambas:Video 20detik]
(nkm/nkm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads