Kota Medan menjadi sorotan karena dikabarkan menjadi kota terkotor di Indonesia pada tahun 2022. Wali Kota Medan Bobby Nasution pun merespons kabar itu. Dia memastikan itu adalah hoaks atau kabar bohong.
Menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu mengatakan bahwa Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) belum merilis soal penghargaan Adipura tahun 2022. Sehingga sudah pasti KLHK belum menyandangkan gelar kota terkotor kepada yang sedang dia pimpinan.
"Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan belum merilis terkait predikat Medan Kota terjorok 2022," kata Bobby Nasution dalam keterangan tertulisnya, Rabu (25/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kabar Medan kota terkotor itu menjadi perhatian masyarakat. Sebab penyelesaian masalah kebersihan di Kota Medan merupakan satu dari lima program prioritas yang dia gaungkan Bobby Nasution dan Aulia Rachman saat maju pada Pilkada Medan 2020 lalu.
Maka dengan adanya kabar Medan Kota terkotor, tentu kinerja Bobby sebagai Wali Kota Medan dipertanyakan publik karena tidak mampu membawa Medan keluar dari kota terkotor yang dirilis oleh KLHK pada 2018 silam. Sehingga dengan tegas Bobby menyatakan bahwa kabar tersebut adalah hoaks.
"Jadi, saya tegaskan pemberitaan yang melansir Medan Kota Terkotor 2022 adalah hoaks," tegasnya saat memimpin Rapat Koordinasi Persampahan Dalam Rangka Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Retribusi Sampah (WRS) Untuk Peningkatan Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kota Medan di Balai Kota Medan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan, Suryadi Panjaitan juga memastikan kabar Medan kota terkotor adalah hoaks. Suryadi juga menjelaskan bahwa sejak COVID-19 melanda Indonesia dan dunia, KLKH tidak pernah lagi melakukan penilaian terkait dengan penghargaan Adipura itu. Sehingga data Kota Medan masuk sebagai kota terkotor adalah penilaian tahun 2018.
Dia menerangkan, predikat kota terkotor yang merupakan persepsi itu muncul pasca penilaian KLHK Tahun 2018. Waktu itu, tempat pemprosesan akhir (TPA) di Medan belum menerapkan sistem sanitary landfill. Dan bobot penilaian untuk penerapan sistem sanitary landfill ini cukup tinggi.
"Itu yang membuat penilaian Medan pada 2018 lalu rendah," terangnya.
Kota Medan saat ini kata dia sudah jauh berbenah dalam hal tata kelola sampah. Kesadaran masyarakat juga untuk menjaga kebersihan juga dinilai sudah meningkat.
"Coba lihat Kota Medan sekarang. Sudah luar biasa bersihnya. Kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan juga sudah meningkat," ujarnya.
Dia mengatakan, soal Tempat Pemrosesan Akhi (TPA) juga sudah jauh berubah lebih baik. Bahkan, pada Maret 2023 ini TPA sistem sanitary landfill yang dibangun dekat TPA Terjun ini selesai. Selain itu, saat ini TPA Terjun sudah menerapkan sistem controlled landfill. Sistem ini, sebutnya mengurangi potensi gangguan lingkungan dengan menimbun sampah memakai tanah secara periodik. Dalam operasionalnya, untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan lahan dan kestabilan permukaan TPA, dilakukan juga perataan dan pemadatan sampah.
"Boleh orang datang dan lihat ke TPA Terjun sekarang. Bau nggak lagi? Saya ya nggak lah. Saya juga baru ke sana, sana naik ke atas. Bombastis sekali pemberitaan soal Medan Kota Terkotor. Membuat opini yang tidak baik. Mestinya sama-sama kita membangun Kota Medan, kasih masukan, jangan buat opini yang tidak ada," ungkapnya.
Kemudian Suryadi menjelaskan bahwa penilaian untuk penghargaan Adipura tahun 2022 sedang berlangsung, sedangkan prapenilaian sudah dilakukan oleh tim penilai pada bulan Juni dan September yang lalu. Hanya saja hasil penilaian tersebut belum keluar hingga saat ini.
"Sampai sekarang belum ada pengumuman siapa yang dapat Adipura Kencana, Adipura, dan Sertifikat Kota Terbersih," tutupnya.
(dpw/dpw)