Beredar kabar yang menyebutkan Kota Medan sebagai kota terkotor di Indonesia. Pemkot Medan membantah dan mengatakan kabar itu merupakan berita bohong atau hoaks.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan, Suryadi Panjaitan mengatakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tidak pernah menyebut Medan sebagai kota terkotor. Namun di tahun 2018 Medan memang tidak memperoleh penghargaan Adipura dari KLKH karena dinilai belum layak.
"Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) tidak pernah mengatakan Medan Kota Terkotor. Cuma nilainya rendah, belum mencapai untuk memperoleh Adipura dan itu pun kejadiannya 2018," kata Suryadi Panjaitan dalam keterangannya, Rabu (25/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suryadi juga menjelaskan bahwa sejak COVID-19 melanda Indonesia dan dunia, KLKH tidak pernah lagi melakukan penilaian terkait dengan penghargaan Adipura itu. Sehingga data Kota Medan masuk sebagai kota terkotor adalah penilaian tahun 2018.
Dia menerangkan, predikat kota terkotor yang merupakan persepsi itu muncul pasca penilaian KLHK Tahun 2018. Waktu itu, tempat pemprosesan akhir (TPA) di Medan belum menerapkan sistem sanitary landfill. Dan bobot penilaian untuk penerapan sistem sanitary landfill ini cukup tinggi.
"Itu yang membuat penilaian Medan pada 2018 lalu rendah," terangnya.
Kota Medan saat ini kata dia sudah jauh berbenah dalam hal tata kelola sampah. Kesadaran masyarakat juga untuk menjaga kebersihan juga dinilai sudah meningkat.
"Coba lihat Kota Medan sekarang. Sudah luar biasa bersihnya. Kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan juga sudah meningkat," ujarnya.
Dia mengatakan, soal Tempat Pemrosesan Akhi (TPA) juga sudah jauh berubah lebih baik. Bahkan, pada Maret 2023 ini TPA sistem sanitary landfill yang dibangun dekat TPA Terjun ini selesai.
Selain itu, lanjutnya, saat ini TPA Terjun sudah menerapkan sistem controlled landfill. Sistem ini, sebutnya mengurangi potensi gangguan lingkungan dengan menimbun sampah memakai tanah secara periodik. Dalam operasionalnya, untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan lahan dan kestabilan permukaan TPA, dilakukan juga perataan dan pemadatan sampah.
"Boleh orang datang dan lihat ke TPA Terjun sekarang. Bau nggak lagi? Saya ya nggak lah. Saya juga baru ke sana, sana naik ke atas. Bombastis sekali pemberitaan soal Medan Kota Terkotor. Membuat opini yang tidak baik. Mestinya sama-sama kita membangun Kota Medan, kasi masukan, jangan buat opini yang tidak ada," ungkapnya.
Kemudian Suryadi menjelaskan bahwa penilaian untuk penghargaan Adipura tahun 2022 sedang berlangsung, sedangkan prapenilaian sudah dilakukan oleh tim penilai pada bulan Juni dan September yang lalu. Hanya saja hasil penilaian tersebut belum keluar hingga saat ini.
"Sampai sekarang belum ada pengumuman siapa yang dapat Adipura Kencana, Adipura, dan Sertifikat Kota Terbersih," tutupnya.
(dpw/dpw)