Tradisi Imlek Turun Menurun di Jambi, Pedagang Burung Ketiban Rezeki

Jambi

Tradisi Imlek Turun Menurun di Jambi, Pedagang Burung Ketiban Rezeki

Ferdi Almunanda - detikSumut
Minggu, 22 Jan 2023 20:30 WIB
Tradisi Fang Sheng melepasliarkan burung ke alam bebas (Ferdi Almunanda)
Tradisi Fang Sheng melepasliarkan burung ke alam bebas (Ferdi Almunanda)
Jambi -

Etnis Tionghoa di Jambi punya tradisi turun menurun saat memperingati Tahun Baru Imlek. Tradisi bernama Fang Sheng itu pun membuat pedagang burung ketiban rezeki nomplok.

Pengurus Vihara Sakya Kirti, Erwan mengatakan jika momen pelepasan liar burung pipit itu sudah dilakukan sebagai tradisi turun temurun. Pelepasan hewan liar atau disebut Fang Sheng ini selain dapat menambah rezeki juga dapat disebut simbol keberuntungan.

Tidak hanya itu, Fang Sheng juga dapat disebut sebagai bentuk kebebasan di alam liar dalam wujud rasa cinta sesama makhluk hidup. "Biasanya Fang Sheng ini selain kura-kura yang kita lepaskan, burung pipit juga kita lepaskan," kata Erwan, Minggu (22/1/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Erwan bahkan menyebutkan, tradisi Fang Sheng ini juga menjadikan simbol kebahagiaan dan keberuntungan bagi masyarakat Etnis Tionghoa di Hari Raya Imlek. Fang Sheng juga dinilai dapat menambahkan rezeki bagi etnis Tionghoa yang melakukan pelepasan hewan.

"Makna Fang Sheng ini sebagai simbol kebahagiaan juga simbol rezeki," ujar Erwan.

ADVERTISEMENT

Pedagang burung pipit, Hasan, mengakui omset penjualannya meningkat di momen Imlek tahun ini.

"Kalau momen Imlek ini memang sudah menjadi keuntungan ya, karena penjualan burung pipit di hari Imlek sangat meningkat. Kami menjualnya ya di tempat-tempat vihara," katanya.

Hasan telah menjalani aktifitas sebagai penjual burung pipit sudah hampir 26 tahun lamanya. Di hari Imlek ini, bagi Hasan dan para penjual burung pipit lainnya merupakan hari keberuntungan bagi mereka lantaran tradisi Fang Sheng bagi Etnis Tionghoa akan dilakukan.

"Kalau sudah momen nya Imlek pasti jadi banyak ya untungnya. Biasanya kalau hari biasa cuman dapat menjual beberapa burung, kalau Imlek bisa banyak," ujar Hasan.

Tradisi Fang Sheng ini biasanya digelar para Etnis Tionghoa sebelum perayaan Imlek atau sesudah menjalani ibadah Imlek di Vihara. Tradisi Fang Sheng ini selain melepasliarkan kura-kura, pelepasan burung pipit juga dilakukan sebagai simbol kebahagiaan dan keberuntungan bagi mereka.

Biasanya dalam hari raya Imlek para pedagang burung pipit itu mampu menjual burung pipit sebanyak ratusan ekor. Burung yang dijual itu juga dihargai sebesar Rp 5 ribu untuk satu ekor nya, bahkan burung pipit itu dijual dengan jumlah yang banyak untuk sekali di jual di hari raya Imlek.

"Kalau hari raya Imlek begini kami biasanya bisa jual burung itu per kotak, dalam satu kotak isi nya bisa 10 sampai dan 20 burung pipit. Kalau satu ekor Rp 5 ribu, jika ada satu kotak burung pipitnya jumlah nya 20 ekor jadi satu kotak harganya Rp 100 ribu dan itu pasti laris terjual," terang Hasan.




(astj/astj)


Hide Ads