Pernahkah detikers mempelajari bahasa baru. Kalau iya, apa yang pertama kali ingin dipelajari? Mungkin, kamu ingin bisa menguasai tata bahasa atau hafal 1001 kosakata. Namun, beberapa orang malah lebih ingin belajar bahasa-bahasa kasar.
Setiap daerah tentu punya kata-kata terlarang yang tak boleh sembarang diucapkan, tak terkecuali di Medan. Terbiasa berbicara dengan intonasi keras, makian dan umpatan entah kenapa terasa lebih lepas ketika diucapkan oleh orang Medan.
Lantas, ada apa saja bahasa Medan kasar yang sering dikatakan masyarakat? Dilansir berbagai sumber, berikut detikSumut sajikan daftar beserta artinya. Jangan asal diucapkan!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Pukimak
Apa yang terlintas di benakmu ketika mendengar kata tersebut? Salah satu bahasa Medan kasar ini ternyata memiliki arti yang tidak baik.
Puki sendiri berarti 'kemaluan', sedangkan mak merujuk pada mamak alias ibu. Jadi, pukimak sendiri bermakna 'alat kelamin perempuan'.
Kata kasar ini kerap diucapkan saat seseorang membuatmu kesal. Sebagai contoh, "Memang pukimaknya kau ini! Dah kubilang berkali-kali jangan masuk ke sini!"
2. Kimak/Kimbek
Kimak atau kimbek merupakan plesetan dari umpatan sebelumnya. Diplesetkan supaya terdengar lebih halus walaupun pada kenyataannya tetap kurang sopan juga.
Kalau pukimak lebih sebagai makian untuk orang lain, kimak/kimbek umumnya dikatakan ketika berada dalam situasi yang membuatmu kesal. Contohnya adalah "Kimbek, lah! Kalah teros aku kau buat."
3. Bujang
Di Pulau Jawa, bujang berarti laki-laki yang belum menikah alias masih lajang. Namun, jangan sampai kamu sembarangan mengucapkan kata ini di Medan, ya.
Berasal dari bahasa Batak, bujang berarti 'alat kelamin perempuan'-kurang lebih sama dengan pukimak. Kata ini kerap disandingkan dengan inam sehingga frasa sepenuhnya berupa bujang inam.
Bujang sendiri sudah tercatat dalam KBBI sebagai kata benda klasik dari Batak. Kalau kamu cek, kata ini diartikan sebagai 'kemaluan'.
4. Bodat
"Bodat, nya, kau ini!" detikers tentu tidak asing dengan kata tersebut. Bahasa Medan kasar ini juga berasal dari bahasa Batak yang berarti 'monyet'.
Sama seperti umpatan berbau nama-nama hewan lainnya, orang Medan menggunakan bodat untuk memaki orang lain.
5. Lontong
Tentu detikers sudah tahu apa itu lontong. Olahan beras yang satu ini sering disantap bersama kuah terlebih ketika Hari Raya Idul Fitri. Namun, di Medan, kata ini multifungsi.
Di samping merujuk sebagai makanan, lontong dipakai orang Medan ketika sedang emosi alias marah. Contoh penggunaannya adalah "Lontong, lah, weh!"
Secara tulisan, mungkin tidak terdengar kasar. Namun, kalau orang Medan sudah mengucapkannya, siap-siap, deh, jantungmu jadi berdebar.
Bahasa Medan Kasar Lainnya Ada di Halaman Selanjutnya ...
6. Lapet
Selain lontong, nama makanan lainnya yang kerap dipakai sebagai umpatan adalah lapet. Buat detikers yang belum tahu, lapet adalah panganan khas Batak berbahan tepung beras dan kelapa parut dengan isian gula merah.
Sama seperti lontong, lapet juga bisa berubah menjadi kata yang kasar. Alih-alih bilang mau makan lapet, orang Medan sebenarnya sedang mengumpat ketika mengatakan kata tersebut.
7. Bengak dan Longor
Kalau masyarakat Pulau Jawa umumnya memakai kata "bego" untuk menyebut seseorang yang kurang pandai. Berbeda di Sumut, masyarakatnya mengucapkan "bengak" atau "longor".
Kedua kata tersebut merujuk pada makna yang sama seperti bego. Adapun orang Medan biasanya mengatakan kata tersebut seperti ini: "Bengak/longor kali kutengok kau ini."
8. Nggak Ada Otak
Bahasa Medan kasar yang satu ini seringnya dipakai untuk mengatai orang yang berpikir sebelum bertindak. Kurang lebih, kata ini diucapkan seperti, "Nggak adanya otak kau?! Asal ambil barang orang aja. Macamnya nggak diajarin tata krama sama mamakmu kau."
9. Kepala Otak Kau
Meskipun sama-sama mengandung kata 'otak', penggunaan ungkapan ini sedikit berbeda dari 'Nggak ada otak'. Frasa ini lazimnya diucapkan ketika sedang dalam argumen, terlebih kepada orang yang keras kepala.
Cara penggunaannya kurang lebih seperti ini, 'Kepala otak kau, lah! Mana ada aku curi barang kau!'. Di samping menggunakan kata 'otak', orang Medan juga kerap menggantinya dengan anggota tubuh lain, seperti mata dan pantat.
10. Muncung Kau!
Detikers tahu arti muncung tidak? Muncung sendiri merupakan bentuk tidak baku dari 'moncong' di mana artinya adalah 'mulut yang memanjang'.
Masyarakat di Medan sering melontarkan ungkapan ini kepada orang yang asal bicara. Maksud asal bicara di sini ialah mengatakan suatu hal yang mengada-ada.
"Muncung kau itu dijaga! Aku nggak pernah chat-an sama dia, ya." Kira-kira, seperti itulah orang Medan mengatakannya.
11. Lantam Kali Mulutmu, ya
Apakah kamu punya teman bermulut ember? Nah, bisa dikatakan temanmu itu adalah orang yang lantam. Bahasa Medan kasar yang satu ini kerap dipakai di saat ada seseorang yang terlalu bawel.
Frasa ini juga biasanya dipakai apabila temanmu tak sengaja mengungkapkan sesuatu yang harusnya tak diketahui. Sebagai contoh, 'Yang lantam kali, lah, mulutmu ini. Udah kubilang jangan dikasih tahu orang malah kau kasih tahu.'
Sudah tahu, kan, apa saja yang termasuk bahasa Medan kasar? Yang namanya 'kasar', tentu tidak baik untuk diucapkan. Maka dari itu, jangan biasakan mengumpat, ya, detikers!
Simak Video "Beristirahat dan Menikmati Fasilitas Hotel Nyaman di Medan "
[Gambas:Video 20detik]
(mff/astj)