Setiap tahunnya pada 10 Januari akan diperingati Hari Gerakan Satu Juta Pohon. Hari Gerakan Satu Juta Pohon pada dasarnya dibuat sebagai upaya pelestarian lingkungan dan penyelamatan ekosistem hutan.
Awal mula adanya gerakan ini adalah sebagai bentuk respons atas penebangan liar di hutan. Tak hanya itu, gerakan ini mencoba menunjukkan urgensi pohon sebagai aspek yang sentral bagi kehidupan di bumi.
Pohon memiliki andil dalam pertumbuhan manusia. Adanya fotosintesis dalam pohon menjadikan keseimbangan dalam pasokan oksigen terpenuhi. Selain kebermanfaatannya kepada manusia, pohon juga menyumbang kehidupan kepada hewani yang ada di hutan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 2012, Gerakan Satu Juta Pohon berhasil mencapai penanaman 732 juta pohon dari target satu miliar.
Lebih lanjut, penelitian Forest Watch Indonesia (FWI) menunjukkan bahwa setelah tahun 2012, yakni rentang 2013 sampai 2017 terdapat kasus berkurangnya 5,7 juta hektar pohon di Indonesia.
Lantas bagaimanakah gerakan ini bisa tercipta mulanya?
Sejarah Hari Gerakan Satu Juta Pohon di Indonesia
Melansir berbagai sumber yang berhasil dirangkum detikSumut, Gerakan Satu Juta Pohon kali pertama dicetuskan pada 10 Januari 1993. Pada waktu tersebut, Presiden Soeharto masih menjabat pimpinan tertinggi di pemerintahan Republik Indonesia.
Soeharto dalam deklarasinya pada pencetusan Hari Gerakan Satu Juta Pohon mengajak seluruh elemen masyarakat Indonesia mengambil posisi secara aktif dalam penjagaan dan pelestarian hutan.
Salah satu kegiatan yang disampaikan Soeharto dalam pidatonya adalah menanam pohon lebih dari satu juta di tiap provinsi.
Dengan dibentuknya Gerakan Satu Juta Pohon, diharapkan adanya pewujudan lingkungan sehat, asri, dan sejuk. Selain itu, diharapkan Hari Satu Juta Pohon juga menciptakan kasus banjir dan longsor di area dekat hutan semakin minim ditemukan.
Pelindungan terhadap hewan dalam Gerakan Satu Juta Pohon juga menjadi prioritas yang sangat bermanfaat.
(afb/afb)