5 Terowongan Kereta Api Terpanjang di Indonesia

5 Terowongan Kereta Api Terpanjang di Indonesia

Farid Achyadi Siregar - detikSumut
Sabtu, 07 Jan 2023 23:00 WIB
Terowongan Lampegan
Foto: Terowongan Lampegan (Istimewa)
Medan -

Transportasi kereta api merupakan pilihan utama setiap orang untuk melakukan perjalanan di Indonesia. Indonesia memiliki terowongan kereta api terpanjang yang dibangun sewaktu pemerintahan kolonial Belanda.

Sejak Belanda menguasai Indonesia, mereka membangun terowongan kereta api menembus rintangan alam seperti gunung, sungai. Ada beberapa terowongan terpanjang di Indonesia, dan hampir seluruhnya merupakan campur tangan Belanda saat menjajah Indonesia.

Berikut terowongan kereta api terpanjang di Indonesia:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Terowongan Kereta Api Sasaksaat

Terowongan Kereta Api ini berada di Desa Sumurbandung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. Terowongan Sasaksaat membelah perbukitan Cidepong, berdekatan dengan Stasiun Maswati dan Stasiun Sasaksaat di km 143+144.

ADVERTISEMENT

Melansir dari situs heritage kereta api Indonesia, sampai saat ini, Terowongan Sasaksaat yang panjangnya 949 meter merupakan salah satu terowongan aktif terpanjang di Indonesia.

Pada tahun 1902 Perusahaan Kereta Api Negara, Staatssporwegen membangun terowongan ini. Saat awal mula pembangunan mereka sempat mengadakan acara adat kepercayaan masyarakat sekitar.

Terowongan Sasaksaat dibangun oleh pemborong khusus orang Eropa yang menggunakan teknik teknologi tinggi dari Belgia. Ketika pembangunan, saat itu mempunyai kendala yang mana tanah didaerah tersebut memiliki kadar air yang sangat tinggi, sehingga menyebabkan longsor ketika dilakukan pembangunan.

Ada juga beberapa batuan keras yang berada didalam tanah sehingga untuk menghancurkannya menggunakan tangan agar tidak menyebabkan getaran. Ada juga masyarakat pribumi yang ikut membangun terowongan tersebut. Orang Pribumi sebagai kuli, dan orang Eropa sebagai kepala mandor.

Setelah selesai dibangun, terowongan ini digunakan untuk sarana penumpang serta pengangkutan komoditas ekspor seperti kopi, teh, beras serta pengangkutan hasil pertanian sehari-hari masyarakat di Wilayah Bandung.

Saat ini, terowongan yang berada di bawah Daerah Operasi II Bandung dilewati oleh kereta api jarak jauh seperti Argo Parahyangan, Harina, Ciremai, Serayu, kereta api lokal Cibatu-Purwakarta dan kereta angkutan barang.

2. Terowongan Kereta Api Wilhelmina

Terowongan Wilhelmina, dibuat pada masa pemerintahan Belanda. Terowongan Wilhelmina terletak di Jalan Pantai Karapyak, Desa Emplak, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran.

Melansir dari laman, Kemendikbud, Terowongan Wilhelmina memiliki panjang 1.127 meter, dan hingga saat ini masih menjadi terowongan kereta api terpanjang di Indonesia.

Wilhelmina Helena Pauline Maria, itulah asal nama dari terowongan ini. Seorang ratu dari kerajaan Belanda yang memerintah pada tahun 1890. Pada saat pembangunan, terowongan terpanjang ini sangat rumit dikerjakan, karena memiliki kandungan bebatuan andesit yang aktif.

Pembangunan terowongan ini memiliki resiko yang cukup besar dan membutuhkan biaya yang cukup mahal. Penggunaan teknologi yang tinggi dan pengerahan tenaga yang cukup banyak, dilakukan dalam pembuatan terowongan.

Terowongan Wilhelmina berada di jalur kereta api Banjar-Cijulang. Jalur ini melewati daerah pegunungan dan lembah. Untuk mempermudah laju kereta api, maka dibuatlah belokan-belokan, mengitari pinggiran gunung.

Baca selengkapnya di halaman berikut....

3. Terowongan Sawahlunto

Terowongan ini merupakan salah satu tempat yang masuk dalam warisan dunia. Hal itu bisa dilihat di laman daring Perserikatan Bangsa Bangsa UNESCO.

Memiliki panjang 827 meter, terowongan Sawahlunto menjadi terowongan letaknya berada diantara stasiun Sawahlunto dan stasiun Muara Kalaban. Dibangun pada tahun 1887 oleh pemerintahan kolonial Belanda.

Mengutip dari laman Heritage kereta api Indonesia, Belanda membangun terowongan ini untuk mempermudah aksesnya masuk ke perkampungan pertambangan batubara pertama.Tapi lambat laun batu bara di daerah ini berkurang, hingga akhirnya aktivitas di terowongan ini terhenti.

Sebelum ditemukan batubara, Sawahlunto hanya sebuah wilayah terpencil di dataran tinggi Sumatera Barat. Kebutuhan batu bara yang tinggi di Hindia Belanda saat itu hanya dipenuhi lewat impor dari Inggris yang menyebabkan harganya menjadi sangat mahal.

Untuk melestarikan ceritanya pemerintah akhirnya membangun Museum Sawahlunto yang diresmikan pada 2005. Terdapat 105 oleksi historis di dalamnya, termasuk 10 buah lokomotif, kereta dan gerbong. Salah satu yang ikonik adalah uap bergigi E1060 yang dikenal "Mak Itam".

4. Terowongan Mrawan

Terowongan yang membelah Gunung Gumitir ini terletak di Wilayah Sidomulyo, Kecamatan Sido, Kabupaten Jember. Panjang terowongan ini memiliki jalur 690 Meter, dan sampai saat ini juga masih merupakan terowongan terpanjang di Indonesia. Stasiun Mrawan dan Stasiun Kalibaru merupakan tempat pemberhentian setiap kereta api yang melintas di terowongan ini.

Dilansir dari situs Heritage Kereta Api Indonesia, terowongan Mrawan dibangun pada kurun waktu 1901-1902 dan dilakukan penyempurnaan bangunan tahun 1910 oleh Perusahaan Kereta Api Negara, Staatssporwegen.

Pembangunan terowongan ini masuk ke dalam proyek pembangunan jalur kereta api Kalisat-Banyuwangi. Adapun teknis pembangunan terowongan ini dengan cara melakukan penggalian di bagian sisi arah Kalisat sebelah Gunung Botoh kemudian dilakukan penggalian pada sisi arah Banyuwangi.

Pada awal pengoperasiannya, Terowongan yang menghubungkan Kabupaten Jember dan Kabupaten Banyuwangi ini digunakan sebagai sarana penumpang serta pengangkutan komoditas ekspor seperti kopi, gula, beras serta pengangkutan hasil pertanian sehari-hari masyarakat di Wilayah Banyuwangi.

Baca selengkapnya di halaman berikut....

5. Terowongan Lampegan

Pada tahun 1879 sampai 1882 terowongan ini dibangun oleh pemerintahan kolonial Belanda. Hal itu menjadikan terowongan ini sebagai terowongan pertama di Jawa Barat.

Dilansir dari situs sejarah Kereta Api Indonesia, terowongan ini memiliki panjang 686 Meter. Berdekatan dengan terowongan ini ada stasiun Lampegan yang bertugas menjaga terowongan tersebut. Terowongan ini dibangun pada oleh Perusahaan Kereta Api Negara Staatspoorwegen (SS).

Proses pembangunan terowongan tersebut terbilang sulit. Hal itu disebabkan, karena pihak Hindia Belanda harus melubangi bukit di wilayah itu dengan peralatan penggalian dan pengeboman yang sederhana.

Pada tahun 2001, Terowongan Lampegan tertutup oleh tanah longsor sehingga perjalanan kereta api dari Sukabumi hanya sampai stasiun ini Lampegan. Setelah kejadian itu, stasiun ini sempat diperbaiki kembali.

Belum sempat digunakan, longsor kembali terjadi pada tahun 2006 di petak Cibeber-Lampegan sehingga perjalanan kereta dari arah Stasiun Padalarang hanya sampai Stasiun Cianjur. Renovasi terowongan dilakukan setelah kejadian ini dan stasiun berfungsi kembali.

Stasiun ini pernah melayani perjalanan kereta api jalur Bandung-Sukabumi dengan Kereta api Ciroyom-Cianjur-Lampegan jurusan Stasiun Sukabumi dan Stasiun Ciroyom (sebelumnya dari Stasiun Bandung.

Kini stasiun ini hanya melayani Kereta api Siliwangi yang melayani relasi Sukabumi-Cianjur. Stasiun Lampegan hanya berjarak sekitar 8 km dari Situs Megalitik Gunung Padang, suatu cagar budaya nasional.

Halaman 2 dari 3


Simak Video "Video: Detik-detik KA Sancaka Dilempar Batu, Penumpang Kena Serpihan Kaca"
[Gambas:Video 20detik]
(afb/afb)


Hide Ads